Minggu, 05 Maret 2017

6 Tips Memotret Makanan Ala Rizky Irfano Aditya


Seneng ya kalau lihat foto-foto cantik itu. Etapi cantik di sini bukan hanya tentang objek manusia saja, ya. Biasa jadi pemandangan, ruangan, bangunan, aneka pernak pernik, atau juga makanan. Nah, kalau ngomongin yang terakhir nih, sepertinya sekarang sedang menjadi tren untuk memfoto makanan sebelum akhirnya berdo’a lalu makan. Begitu makanan tersaji, cekrek dulu, hihi ^^


Sepertinya kebiasaan di atas tidak lepas dari semakin menjamurnya cafe dan restoran yang menghadirkan berbagai macam menu. Menu tersebut bukan hanya disajikan biasa-biasa saja. Namun harus cantik dan menawan. Musti instagramable. Setelah cekrek lalu upload di instagram. Tidak lama kemudian lope lope berjatuhan, hehe :D :D
Kalau dilihat, fenomena ini ada sisi positifnya juga ya. Yaitu saat semua tempat makan tersebut berlomba-lomba menghadirkan hidangan terbaik mereka. Kreativitas mereka ditantang. Tidak hanya untuk menghadirkan hidangan yang disajikan cantik, unik, namun juga citarasa yang lezat.
Nah, ngomong-ngomong soal foto memfoto nih, beberapa waktu lalu Blogger Solo diundang oleh sebuah restoran cepat saji untuk launching menu barunya. Apa saja sih menu barunya? Ini pernah saya tulis di Varian Menu Baru Ala Jackstar di AkhirTahun. Selain untuk memperkenalkan menu baru, di acara ini pula diadakan workshop tentang food photography.
Acara ini menghadirkan pembicara Rizky Irfano Aditya, seorang penikmat kuliner yang juga hobi foto. Foto-foto yang dihasilkannya aduhai. Nggak percaya? Coba intip instagramnya di @kyirfano.


Di hadapan para blogger, Kyirfano membeberkan tips and trik mengambil gambar dengan objek makanan. Wah, ini sih bermanfaat sekali untuk blogger. Terutama para foodblogger. Etapi yang bukan foodblogger juga perlu kok. Biar foto-foto hasil jepretannya ciamik dan bisa mempercantik penyajian blogpost. Karena bagaimanapun juga, foto bisa menjadi salah satu pendukung konten di blog. Kalau konten bagus, foto oke, pengunjung berdatangan, traffic blog pun naik. Cieee ... (^_^) Yuk, ah disimak! Apa saja sih tips and triknya ...

Dedication.
Untuk mendapatkan foto yang baik, banyak yang musti dilakukan. Ini sebagai bagian dari usaha agar foto yang dihasilkan ajib. Sangat jarang bisa didapat hanya dengan sekali jepret. Bisa jadi belasan kali hanya untuk 1 objek saja. Tentu pengambilan gambarnya dari berbagai sudut dan dengan tingkat pencahayaan yang berbeda. Bisa jadi kita, sebagai pegambil gambar, yang berputar-putar. Atau hidangannya yang kita putar-putar, hehe ^^
Itu semua demi mendapatkan sudut pemotretan yang bagus. Dari foto-foto yang telah diambil tadi, barulah disortir untuk mendapatkan hasil foto terbaik. Tidak jarang dari sekian banyak jepretan, hanya beberapa saja yang bagus. Bahkan tidak menutup kemungkinan, hasil gambarnya tidak ada yang bagus. Alhasil, pemotretan pun harus diulang.
Melakoni hal seperti di atas tidak hanya butuh waktu semenit dua menit. Bahkan bisa dalam hitungan jam. Karenanya dibutuhkan dedikasi tinggi untuk meluangkan waktu, tenaga, dan juga pikiran. Diperlukan juga yang namanya kesabaran dan ketelatenan. Belum lagi jika foto-foto tersebut harus melalui proses editing, atau mungkin ada penambahan watermark, dll.
Itu baru dari sisi memfotonya. Untuk mempersiapkan objek yang difoto agar terlihat menarik, ternyata juga perlu usaha dan persiapan, lho. Mulai dari mempersiapkan alas, latar belakang, sampai aneka printilannya. Alhasil, kita musti hunting alas foto, berbagai jenis bunga, sampai peralatan makan antik pun dilakoni agar foto yang dihasilkan menjiwai.
Karenanya, tidaklah berlebihan jika dikatakan, dedikasi sangat diperlukan saat kita benar-benar menginginkan hasil foto yang aduhai. Fokus dan ketelatenan akan menghasilkan sesuatu yang indah ^^



Close up or not close up.
Ini sih tergantung selera, ya. Ada yang suka mengambil gambar dengan jarak dekat, namuan tidak sedikit pula yang suka jarak jauh. Semua oke, kok. Masing-masing memiliki keunggulan.
Kalau pengambilan gambar dilakukan dalam jarak dekat, gambar yang dihasilkan akan lebih detail. Bisa jadi akan terlihat butiran-butiran halus dari bumbu. Tentu ini akan menjadikannya indah. Yang melihatnya pun akan ngiler dibuatnya, haha :D Sedangkan jika pengambilan gambar dilakukan dari jarak jauh, maka objek akan nampak lenih utuh. Ini akan memberikan gambaran kepada orang yang melihat, seperti apa sih penampakan objek yang sesungguhnya.
Nah, ngomong-ngomong soal pengambilan gambar, nih. Ada satu tehnik pengambilan gambar yang lagi nge-hits sekarang. Yaitu tehnik Flat Lay, dimana objek diambil gambarnya dari sisi atas. Dengan menggunakan tehnik ini, makanan akan terlihat jelas dan menyeluruh. Sebagai pemanis, bisa jadi diperlukan objek tambahan. Ini yang nantinya akan diletakkan di sekitar objek utama.
Sebagai catatan, ya. Sangat boleh menggunakan barang-barang lain sebagai pendukung. Hanya saja jangan sampai benda tersebut lebih menarik perhatian dari pada objek utamanya. Orang yang melihatnya jadi gagal fokus.
Karena tehnik Flat Lay ini pengambilannya dari sisi atas, maka bagi siapapun yang dikaruniai tubuh mungil seperti saya, tentu harus berjuang ekstra, ya, hehe (^_^!) Hanya ada 2 pilihan. Objek-nya diletakkan di tempat yang lebih rendah. Atau saya-nya yang harus naik ke tempat yang lebih tinggi. Salah satu caranya ya naik ke kursi, haha :D :D Etapi ini kan demi totalitas untuk mendapatkan hasil foto yang baik. Jadi, bolehlah, ya (^_^,,)



Details.
Saat mengambil gambar, fokuskan lensa pada objek. Ini akan menjadikan foto yang dihasilkan menjadi lebih jelas. Usahakan agar makanan nampak lezat. Bisa dengan memfotonya dari jarak dekat sehingga bumbu terlihat dengan jelas. Hmm ... menggiurkan, ya. Kalau melihat foto yang seperti itu. Jadi terbayang saat kita sendiri yang makan. Mulai dari menyendoknya, memasukkannya ke dalam mulut, lalu merasakan setiap sensasi rasa yang dihasilkan dari makanan dan bumbu di lidah. Huaaa ... nelen ludah  :P :P
 Cara lain untuk memperlihatkan detail dari makanan bisa dengan memberikan sentuhan manusia. Ha?! Maksudnya?! Yup ... Misalnya nih, saat akan memfoto mie. Tidak ada salahnya jika mie diangkat sedikit ke atas dengan menggunakan supit. Jika tidak bisa melakukannya sendiri bisa minta bantuan orang lain. Dengan begitu dapat terlihat jelas tekstur, bentuk, dan ukuran mie. Lain lagi jika yang difoto adalah daging. Disini bisa diperlihatkan adegan orang yang sedang memotong daging tersebut. Fokuskan kamera pada tekstur daging pada bekas potongan yang nampak juicy dengan warna serat yang cantik. Hmm ... Akan terasa menggoda selera :D :D


Lighting.
Mengambil foto dengan objek apapun, usahakan menggunakan cahaya alami, yaitu cahaya matahari. Apalagi kalau memfoto makanan. Cahaya matahari paling bagus untuk support foto makanan. Foto dapat diambil saat pagi, siang, atau juga sore. Kalau kebetulan tidak dapat sinar matahari, bisa diganti dengan sinar lampu. Lalu, bagaimana kalau mati lampu? Jangan khawatir. Pakai saja senter sebagai alat bantu. So simple. Yang paling penting nih, pengambilan foto dilakukan dari arah datangnya sinar, ya ^^
Agar cahaya dapat fokus dapat dibantu pula dengan stereofoam atau kardus yang berfungsi sebagai studio mini. Wah, asyik ya kalau bisa membuat studio mini sendiri. Nggak repot. Hanya membuat 1x, tapi bisa dipakai berkali-kali. Bahan yang digunakan pun mudah didapat di sekitar. Ingin membuat studio mini sendiri? Saya ada link video dari Skillshare cara pembuatan studio mini


Colors.


Dunia ini diciptakan dalam berbagai warna, jadi manfaatkan ini dengan baik ^^ Sebelum memfoto, perhatikan komposisi warna. Jangan sampai makanan yang difoto kurang menarik hanya karena tidak adanya warna yang mendukung. Ini bisa terjadi karena pemilihan warna piring yang sama dengan makanan yang dihidangkan hingga menyebabkan saat dilihat warnanya mati. Atau bisa juga karena memang warna makanannya itu sendiri yang kurang colorfull.
Untuk mengatasi hal ini, tentunya hal-hal yang kurang mendukung bisa ditambahkan atau ditukar. Warna piring yang kurang cocok tadi bisa ditukar dengan yang lebih kontras. Warna makanan yang kurang menarik bisa ditambahkan sayuran lain dengan warna berbeda, seperti lalapan mungkin, sehingga penampilannya menjadi lebih colorfull.
Pemilihan warna-warna dapat menjadi alternatif pilihan karena warna-warna teresbut akan terlihat indah di lensa kamera. Apalagi jika hasil foto-foto tersebut nantinya akan di up load di sosial media seperti di instagram. Orang yang melihat foto-foto di instagram rata-rata hanya meliat sekilas, scroll atas bawah dengan cepat. Karenanya, pemilihan warna yang kontras dapat mencuri perhatian.
Kalau pun ternyata setelah segala usaha yang dilakukan hasil foto masih juga kurang memuaskan, maka lakukanlah proses editing. Salah satunya adalah dengan menaikkan saturasinya.


Motions.
Agar foto nampak hidup, tidak ada salahnya jika diberi sentuhan manusia. Misalnya, nih ... foto tangan yang sedang memotong daging, atau foto tangan yang sedang menyendok makanan. Mungkin Anda tidak dapat melakukannya sendiri. Anda dapat meminta bantuan teman atau orang lain di dekat Anda.
Anda juga dapat memfungsikan peralatan makan yang tersedia. Penuhi frame dengan makanan. Berikan sentuhan pada pojok-pojok foto. Biarkan orang-orang di sekitar Anda menjadi bagian dari foto meski hanya sebagai latar belakang saja. Ini dapat membantu menghidupkan foto yang didapat nantinya.




Ah, ternyata hasil memang tidak akan mengkhianati usaha, ya. Dengan usaha yang lebih akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Saya juga sedang belajar nih untuk menghasilkan jepretan yang yahud. Dengan adanya tips-tips tadi, paling tidak ada beberapa ilmu baru yang saya dapat untuk perbaikan hasil foto saya ke depan ^^




Baca juga, ya ...

40 komentar:

  1. baguuus mba foto makanannya. aku gak bisa aja nih foto makanan. mungkin harus nyoba teknik flat lay itu

    BalasHapus
  2. Tfs tipsnya maak..

    Foto yg ada hp nya saya suke saya suke

    BalasHapus
  3. Motret makanan itu gak sekali tapi ratusaaan :D heheeh bikin lelah hayati.. Tapi, itulah seninya.^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyes, Mak. Padahal dulu, kalau mau foto tinggal jepret aja ^^

      Hapus
  4. Bunda mah da asal jepret aja,maklum gak ahli ceklak ceklit objek sih. Md2an ke depannya bisa bagus kl motret

    BalasHapus
  5. Mantaaaap share ilmunya.. terima kasih mbaa

    BalasHapus
  6. Aku lagi belajar juga nih memotret makanan. Ternyata tak mudah ya :)
    Terima kasih telah berbagi ya mba

    BalasHapus
  7. Di makan aja dulu makanannya baru di foto, buat iming2 teman aja.. hahaha

    BalasHapus
  8. Aku kalau motret dari atas itu pasti ada bayangan lampunya. Jadinya nggak pernah sukses deh bikin foto cakep

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya biasanya pakai 2 cara: objeknya saja geser sedikit dari sumber lampu (yang penting bayangan lampu hilang tapi pencahayaan tetap bagus), atau saya coba berbagai macam sudut pengambilan untuk mendapatkan gambar tanpa bayangan lampu ^^

      Hapus
  9. kalo motret makanan natural light lbh bagus. sama kalo perlu naik ke kursi biar bagus wk

    BalasHapus
  10. begitu ya tekniknya, Keren hasilnya nampak jernih.. Selama ini aku asal jepret aja. he he he

    BalasHapus
  11. Paling susah kalau mau motret makanan pas makan bareng keluarga. Huh, biasa diprotes gara-gara nggak kunjung makan. Mesti cepetan dan hasilnya nggak bagus. Padahal butuh berkali-kali jepretan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Mbak. Tapi saya selalu bilang ke keluarga, "demi ini, demiii ..." ^^

      Hapus
  12. Moto makanan itu selain cara motretnya kita juga harus punya kemampuan styling. Susah :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, Mbak. Karenanya harus terus berlatih dan banyak melihat hasil foto orang-orang yang sudah punya kemampuan itu, agar kemampuan stylish kita jadi terasah

      Hapus
  13. Ada yang pengen saya tanyain mbak, kalo semisal pengen foto memfoto makanan gitu. jenis alat potret yang kita gunakan itu apakah berpengaruh besar? apakah dengan menerapkan semua itu, walaupun dengan menggunakan hp saja bisa bagus? ohya, foto - foto yang berada di blogpost ini asli foto mbak ya hehe bagus bagus mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejauh yang saya tahu, ada beberapa orang menghasilkan gambar-gambar bagus meski hanya menggunakan foto kamera saja. Termasuk foto-foto dari Rizky Irfano ini ^^

      Hapus
  14. Aku sllu gagal mbk klok moto mkanan, gk tahan soalnya, maunya lgsg aku mkan gt, hahayy
    Tengs share ilmu kecenya y mbk

    BalasHapus
  15. Aku kadang yang canggung sama yang punya warung klo foto2 dulu.. Hasilnya juga masih kudu bnyk bljr sepertinya.
    Makasih ilmunya mb..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau izin dulu sama yang punya warung juga boleh, hehe ^^. Tapi kalau sekarang sih memfoto sebelum dimakan sudah biasa, ya. Malahan, siapa tahu membantu promosi warung tersebut ^^

      Hapus
  16. ternyata memang butuh usaha dan kerja keras untuk menghasilkan foto yang keren ya mak, etapi kadang juga sering malu kalau harus foto makanan di resto, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa malu, Mak. Kan kalau di-upload di sosmed, restonya jadi terpromosikan secara tidak langsung ^^

      Hapus
  17. memang perlu totalitas kalo mau hasil terbaik. Makasih tipsnya mbak.. Pengen follow step by step nya. soalnya selama ini foto mkanan ala kadarnya aja. dan bagus dikit aja gak blur, udah seneng bgt. hahaha

    salam kenal dari follower ke 59 ya mba.. ^^

    www.theamazingjasmi.com

    BalasHapus
  18. membantu sangat nih tips-tipsnya... terima kasih sudah berbagi..

    BalasHapus
  19. Bermanfaat banget mba tipsnya.. tapi aq blum bisa nich foto flatlay.. selalu ada bayangan gimana ya mba biar gak mbayang gitu.

    BalasHapus
  20. TFS Mbakkk... Udah agak lama enggak sempat moto makanan. Wkwkwk

    BalasHapus
  21. Motret makanan emang gampang2 susah. Saya paling ancur kalau motretnya pas malam, lampu restonya remang2.

    BalasHapus
  22. yups tipsnya mantap, sekalipun brand2 smartphone sudah membekali perangkatnya dengan kecanggihan tapi kalau proses pengambilan foto sembarangan hasilnya bakal jelek.

    BalasHapus
  23. Aku juga pernah ikut kelas food photography.
    Setuju, kudu sabar dan telaten serta cahaya yang cukup ya.

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar