Senin, 02 Januari 2023

Sebuah Curhat tentang Resolusi

 

Hai, BESTie! Apa kabar semua?

Rasanya sudah lama sekali saya tidak membuat konten di blog ini. Hampir setengah tahun ada sepertinya. Sampai berdebu rasanya. Duh! Kasihan sekali rumahku ini, haha.

Tahun baru! Semangat baru! Saatnya bersih-bersih!

Selama saya tidak menulis di blog ini, bukan berarti saya tidak menulis sama sekali. Memang akhir-akhir ini saya sedang keluar dari zona nyaman. Saya tetap menulis tapi di tempat baru.

Saya sedang mencoba kembali menulis fiksi. Saya menuliskannya bukan di blog ini. Melainkan di beberapa platform menulis online. Salah satunya di aplikasi wattpad. Silakan berkunjung jika berkenan mambaca tulisan-tulisan fiksiku di ain1357.

Sebenarnya kegiatan ini tidak ada di daftar resolusiku tahun 2022. Namun entah mengapa, tiba-tiba saja di tengah tahun, Saya ingin sekali kembali menulis fiksi. Kebetulan juga, Saya menemukan wadah yang tepat untuk menyalurkan keinginanku itu, yaitu di platform menulis online.

 

Resolusi Tahun Lalu

Setiap tahun baru tiba, salah satu yang banyak diperbincangkan adalah resolusi. Apa kabar resolusimu tahun lalu?

Selamat buatmu yang bisa menuntaskan resolusi hingga akhir. Selamat juga untukmu yang sudah berusaha menggapai resolusimu meski tidak sampai tuntas. Apapun hasilnya, Anda sudah berusaha. Selamat!

Jujur, Saya termasuk yang kedua. Tidak semua resolusiku tahun 2022 tercapai. Ada beberapa yang luput. Namun ada juga beberapa hal tak terduga, yang tidak masuk dalam daftar resolusiku, malah bisa dengan mudah kucapai di tahun ini.

Semisterius itu hidup! Apa yang sudah kurencanakan belum tentu kudapatkan. Di sisi lain, Saya mendapatkan hal yang malah tidak kurencanakan, haha …

Bagiku, membuat resolusi tetap perlu. Ini semacam daftar mimpi yang tidak pernah mati. Ini juga semacam guideline buatku, apa saja yang ingin kucapai di tahun ini. Mau tidak mau, Saya akan merancang rencana untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Saya jadi tahu apa saja yang harus kulakukan.

Memang tidak mudah untuk mewujudkan semuanya. Namun sebagai manusia, Saya wajib berusaha. Soal hasil, itu hak prerogatif Alloh. Saat ada mimpi-mipi yang terwujud, tentu akan membuatku senang. Ini semacam reward buatku karena sudah berusaha dengan baik. Kalau pun gagal, paling tidak Saya sudah melewati prosesnya. Tentu akan ada banyak pelajaran, terutama pelajaran hidup yang akan Saya dapat darinya.

Tahun 2022, perjalanan hidupku sangat tidak mulus. Banyak hal terjadi di luar kendaliku. Saya berusaha tetap berjuang. Ada kalanya Saya melepaskan apa yang sudah saya usahakan, lalu menyerah. Namun sering pula saya mengubah haluan, tetap memperjuangkan mimpi meski menurunkan sedikit ekspektasi.

Saya teringat kata orang bijak …

Apa yang menjadi takdirku akan menghampiriku. Apa yang tidak ditakdirkan untukku tidak akan pernah datang padaku.”

Sayangnya sebagai manusia biasa, Saya tidak tahu mana yang menjadi takdirku, dan mana yang bukan. Karenanya, Saya hanya bisa sebatas berusaha, berdo’a, lalu berserah diri pada yang kuasa.


Baca juga >>> Inilah 7 Fakta tentang Diriku. Kenalan, yuk!

 

Saat Kegagalan Menghampiri

Dulu, saya sangat berambisi untuk mewujudkan semua resolusi. Saya sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang kebetulan berada di bidang yang sama dengan apa yang ingin kuraih. Alhasil, hidupku tidak tenang. Selalu di bawah tekanan. Hingga suatu saat banyak hal tak terduga terjadi dan semua menjadi tak terkendali.

Saya mulai merasa lelah, sangat lelah dengan semuanya. Hingga saya memutuskan untuk malah tidak melakukan apa-apa. Semacam nge-freeze gitu. Semua saya tinggalkan, semua Saya singkirkan.

Saya hanya menjalani hidup tanpa mengingat kembali apa cita-citaku, apa impianku. Hidupku berjalan seperti robot. Tanpa ada keinginan apapun. Hanya sekedar hidup.

Saya berusaha mengambil jeda dan kembali memikirkan semuanya. Ini adalah jeda terlama seumur hidupku.

Suatu hari Saya berdiri di depan cermin. Saya bertanya pada sosok bayangan yang ada di sana. Saya mulai berdialog dengan diri sendiri. Sebenarnya, apa yang kuinginkan? Mengapa Saya menjadi seperti ini?

Saya mulai terbuka pada diri sendiri. Saya menceritakan semua uneg-uneg dengan jujur tanpa ada denial. Saya membiarkan segala emosi yang datang : menangis, marah, kecewa, dll.

Saya berusaha merasakan segala emosi yang muncul. Mengenali emosi yang telah lama kuabaikan, kutekan karena kuanggap sebagai pelemah, penghalang bagiku mencapai semua mimpi dan citaku.

Setelahnya, Saya merasakan plong. Seolah beban berat di pundakku mulai berkurang dan lebih ringan. Perlahan, Saya mulai bisa bernafas lebih lega. Saya berkata pada diri sendiri, Saya tidak bisa seterusnya begini. Saya harus segera bangkit dan melanjutkan hidup.

Saya banyak mengadakan perubahan dalam hidup. Rasanya agak sedikit berat memang, karena sudah terbiasa dengan proses kehidupan sebelumnya. Meski sulit, tapi bukan berarti tidak bisa, bukan?

Pelan-pelan saja, tapi yang pasti Saya berusaha berubah. Semua demi kewarasan, ketenangan. Life must go on!!!

 

Saya berhenti membandingkan diriku dengan orang lain.

Sangat tidak fair jika Saya membandingkan diriku dengan orang lain. Kita memiliki latar belakang keluarga berbeda, support system berbeda, privilege berbeda, masalah kehidupan yang berbeda. Sangat wajar jika masing-masing meraih hasil berbeda. Gak masalah, kan?

Dari sini Saya sadar, seharusnya yang kubandingkan adalah diriku dahulu dengan diriku yang sekarang. Semua yang kulakukan dalam rangka memperbaiki diri. Berusaha menjadi manusia yang lebih baik ke depannya dalam hal apapun itu.

Dari sini Saya pun menyadari, hasil adalah hak prerogatif Alloh. Yang penting Saya tidak putus asa dan terus berusaha. Menikmat proses itu juga perlu, karena di dalamnya pasti akan ada banyak hal penting yang kudapat : 

  • Masalah membuatku lebih dewasa.
  • Ujian mendekatkanku pada Alloh.
  • Teman-teman seperjuangan yang saling support.
  • Ilmu kehidupan yang tidak akan kudapatkan di bangku sekolah.

 

Saya mulai fokus pada diri sendiri.

Saya berusaha tidak lagi melihat pencapaian orang lain sebagai pembanding. Cukup sebagai inspirasi, pelajaran, dan motivasi. Setelahnya, Saya menyesuaikan dengan keadaan diri. Jika pada akhirnya Saya tidak seperti mereka, ya nggak apa-apa.

Saya tidak ingin lagi terjebak dalam tekanan yang mengharuskanku seperti orang lain. Saya berusaha menjadi diri sendiri. Fokus dengan apa yang kumiliki, baik itu potensi diri, keluarga, dan segala hal yang sudah kumiliki.

Seperti kata pepatah …

Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini.”

Maka Saya pun fokus untuk menaikkan value diri tanpa mau terdistraksi oleh orang lain. Tidak menengak nengok hidup orang ternyata bisa membuatku lebih fokus, lebih mudah mengingat dan mengenali peta hidupku sendiri.

 



Saya menulis ulang semua resolusiku.

Terkadang memang kenyataan tidak seindah ekspektasi. Sudah berusaha merancang sedemikian rupa, nyatanya masih juga tak mampu diraih. Anggap saja belum jodoh, atau memang bukan rizkinya.

Karenanya, Saya berusaha menurunkan ekspektasi. Apakah dengan demikian saya menjadi sosok yang lemah? Nggak juga!

Saya menulis ulang resolusiku. Saya berusaha menyesuaikan dengan keadaan. Lebih fleksibel dalam hidup. Menurutku ini akan lebih mudah, dari pada dipaksakan lalu patah. Ibarat kata, kalau tidak bisa dilalui, maka hindari saja.

Misal, Saya memiliki obsesi, “Aku harus mencapai puncak lebih dahulu.”

Jika keadaan tidak memungkinkan meski sudah diusahakan sedemikian rupa, maka turunkan ekspektasinya, “Aku harus mencapai puncak lebih dahulu dengan selamat.”

 

Ikhlas dan menerima keadaan.

Sungguh, ikhlas itu tidak mudah. Apalagi bagi saya yang ambis dan terbiasa dengan pencapaian-pencapaian. Rasanya seolah Saya akan meledak jika ada hal yang tidak bisa kuraih atau tidak sesuai dengan rencana.

Itu dulu! Sebelum Saya pada akhirnya berdamai dengan keadaan. Saya  mulai belajar mengikhlaskan. Meski tidak serta merta bisa saat itu juga. Namun saya belajar meski perlahan.

Hal ini membawa dampak baik bagiku, terutama dalam hal emosi dan perasaan. Saya tidak lagi merasakan tekanan dan merasa bersalah. Saya merasa lebih tenang dan bisa menerima keadaan yang tidak sesuai dengan harapan.

Dampak berikutnya adalah, Saya mampu berpikir jernih dan dengan mudah menyusun langkah berikutnya. Tidak terjebak dalam amarah dan terkungkung dalam masalah itu itu saja. Saya bisa dengan mudah segera move on dan siap dengan langkah berikutnya.


Resolusiku Tahun Ini

Apakah lantas Saya tidak lagi membuat resolusi? Oh, tetap, dong!

Saya tetap membuat daftar hal yang ingin kucapai tahun ini. Bagiku, ini menjadi salah satu usaha untuk memperbaiki diri sekaligus jalan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Hanya saja memang target tahun ini tidak sekeras tahun-tahun sebelumnya.

Saya berusaha lebih rasional. Saya juga lebih mementingkan self care dan fokus pada diri sendiri. Selain berusaha, tentu saja Saya tidak lupa terus berdoa. Salah satu doa yang sering saya panjatkan diantaranya … 

Ya Alloh, berilah aku kekuatan untuk mengubah apa yang bisa aku ubah. Dan berilah aku keikhlasan untuk menerima apa yang tidak bisa aku ubah.”

Semoga di tahun ini kita semua dimudahkan mencapai apa yang kita impikan dan cita-citakan. Aamiin.


Baca juga >>> Mengenal Art Theraphy Sebagai Bagian dari Stress Release

 

~ Hana Aina ~


Baca juga, ya ...






 

 

23 komentar:

  1. Halo mba Hana, semoga kita semakin terasah untuk menerima apa yang ada ya. Resolusi itu penyemangat tapi harus terima juga jika belum terwujud :)

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah akhirnya bisa berhenti membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain ya mbak, jadi lebih tenang kan ya kalau fokus pada diri sendiri. bandingkan diri sendiri, dulu dan kini, serta buat pengharapan untuk nanti. Semoga resolusi 2023 nanti bisa tercapai semua

    BalasHapus
  3. semenjak tahun 2022 aku mulai menata hati, eh resolusi kembali...
    semoga tahun ini bisa memberikan sesuatu yg lebih berarti dan selalu diridhoi olehNya ya mba, amiin

    BalasHapus
  4. Bagus banget mbak catatan resolusinya. Iya sih kadang udah nulis gtu maunya pati semua tercapai namun ternyata kadang ada kondisi yang gak bisa kita kendalikan terjadi. Di saat kyk gtu kyknya emang cuma bisa pasrah ya. Tapi aku mikirnya sih yang penting udah usaha, kyknya gak akan ada hasil yang mengkhianati usaha. Mungkin sekarang tertunda tapi sipa tau di masa mendatang tercapai :D
    Gk perlu bandingin dan balapan ma org lain, kita kudu fokes yaaa.

    BalasHapus
  5. Fokus pada diri sendiri, diri yang dulu dan sekarang, akan membuat kita lebih tenang ya, Mbak. Rencana atau resolusi juga perlu, agar kita punya target atau tujuan tertentu. Semangat buat kita semuaaa 😊

    BalasHapus
  6. Setuju banget.
    Kalau ngobrolin takdir memang gak ada yang bisa nebak ya.. Tapi arahnya menuju ke jalan yang ditakdirkan ini setidaknya sudah diikuti. Untuk hasilnya, mari sama-sama kita serahkan pada Allah subhanahu wa ta'ala.

    Sungguh terasa sekali bahwa setiap masalah yang hadir di setiap chapter kehidupan kita ini adalah bagian dari pendewasaan. Semoga diri ini selalu menjadi sosok yang lebih baik dari waktu ke waktu.

    Salam sukses selalu untuk kak Hana.

    BalasHapus
  7. Iya memang penyakit manusia zaman sekarang membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang ujungnya jadi merasa kurang, merasa tidak berarti dll mungkin efek medsos yang dahsyat ini ya bikin kita jadi lebih mudah melihat kehidupan orang lain, ingat kata bijak teman kalau mau membandingkan yang betul, bandingkan diri hari ini dengan kemarin, yang sekarang harus lebih baik semoga sehat dan bahagia selalu yaa

    BalasHapus
  8. di usia yang makin cantik ini sepertinya pergantian tahun adalah momen untuk terus bersyukur atas segala nikmat yang sudah diberikan juga banyak berdoa agar dibimbing oleh allah

    BalasHapus
  9. Resolusi molly tahun ini lebih kepada merawat diri dan menjaga kesehatan. Supaya badan nggak sampe sakit dan gak melar. Semangat! Semoga tercapai aamiin

    BalasHapus
  10. Aamiin..smoga tahun ini jadi pribadi yang lebih baik lagi dan semoga di tahun ini kita semua dimudahkan mencapai apa yang kita impikan dan cita-citakan.

    BalasHapus
  11. Semangat mba menata resolusi untuk dicapai tahun ini. Smoga semua lancar ya...Ah penasaran pengen baca fiksinya...Udah banyak penghasilan dari sini Asti ya?

    BalasHapus
  12. Resolusi ya. Hmmm.
    Dulu aku termasuk nih dalam klan pemuja resolusi. Hihihi.
    Buat cemeti gitu sih. Buat motivasi.

    Ada yang berhasil, ada yang mangkrak. Hahaha.
    Tapi ada juga yang bukan resolusi malah sampai ke puncak.
    Nah loe.

    At the end,
    Aku sepenuhnya percaya, jika telah menupayakan segalanya namun belum berhasil, pasti Allah SWT punya rencana yang obviously jauh lebih indah.

    Setuju?


    BalasHapus
  13. Semogaaaa Allah berikan kemudahan dan kelapangan hati utk kita semua yaaaa

    Btw, aku setuju bgt dgn quotes ini
    "Apa yang menjadi takdirku akan menghampiriku. Apa yang tidak ditakdirkan untukku tidak akan pernah datang padaku.”

    BalasHapus
  14. Amiiin semoga di tahun 2023 menjadi pribadi lebih baik tanpa harus membandingkan diri dengan orang lain. Memang lelah mbak membanding2kan pencapaian diri dg orang lain itu...aq pernah di titik itu duluu tp begitu lepas biarkan spt air mengalir malah enak enjoy semua sdh digariskan Allah.

    BalasHapus
  15. Halo Hana, lama nggak mampir ke blog ini. Sejak pandemi, aku malas bikin resolusi, entah lah napa, kayak kurang semangat gitu. Dan selama hampir dua tahun kemarin itu, mengalir aja sambil tetap berikhtiar. Lebih banyak menerima takdir, sambil menjalani kehidupan dengan lebih ikhlas. Semoga impian apapun yang diikhtiarkan Hana saat ini bisa terwujud

    BalasHapus
  16. Bener mba, salah satu resolusiku gak muluk2 banget. Berhenti dengerin apa kata orang yg efeknya negatif. Dan berhenti bandingin diri sm orang lain. Lbh berproses perlahan dengan tujuan.

    BalasHapus
  17. Halo mbak
    Yuk tetap semangat di tahun ini
    Resolusiku tahun ini simple
    Aku cuma pengen sehat
    Sehat badannya
    Sehat relationship nya
    Dan sehat dompetnya
    Hehe

    BalasHapus
  18. Bener banget sih mba. Resolusi itu dibuat berdasar evaluasi kita do tahun sebelumnya. Menurunkan ekspektasi bukan berarti kalah atu lemah, tapi kita justru semakin bisa mengenal strong dan weakness kita

    BalasHapus
  19. Selain enggak tenang, rasanya gampang capek kalau banding²in dg orang lain ya, Mak. Hihihi

    Ternyata aktif di media online lain, ya. Semoga istiqomah, Maak.

    BalasHapus
  20. Bikin resolusi tetap perlu, sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi saja. Makin berumur nih resolusiku juga ga terlalu berat lagi. Pengin bisa tetap konsisten ngeblog dan makin rajin mengaji aja.

    BalasHapus
  21. Aku belum menulis resolusiku nih, Mba, semoga tahun 2023 resolusi kita terwujud dengan baik ya, Mba, kalau belum terwujud yang penting kita usaha, aamiin

    BalasHapus
  22. Aku lagi di fase di mana aku sendiri bingung apa cita-citanya, dan udah beberapa tahun enggak bikin resolusi. Kayak capek aja gitu. Pdahal bikin resolusi tuh penting, bisa jadi penyemangat.

    BalasHapus
  23. Doa di akhir menggetarkan hati saya. Awal tahun 2023 saya tiba2 masuk ke pusaran arus yang kencang, dan tentu saja langsung menerima aneka reaksi. Padahal bicara resolusi, itu tak ada dicatatan. Tiba2 saja bikin gerakan literasi. Makasih ya, doanya ikut saya simpan juga

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar