Kamis, 07 Oktober 2021

Sharing Pengalaman Vaksin Booster Covid-19 Bagi Tenaga Kesehatan


Senang nggak sih kalau Indonesia sekarang sudah berada di peringkat ke-5 dunia tentang pelaksanaan vaksinasi. Data ini saya dapat dari laman KemKes per tanggal 6 Oktober 2021.

Sedang data per tanggal 29 September 2021 menunjukkan sekitar 43,13% orang sudah divaksin dosis pertama dan 24,21% sudah divaksin dosis kedua. Grafik penderita Covid-19 sudah mulai landai di Indonesia. Lonjakan pasien baru covid-19 sudah mulai dapat dikendalikan.

Alhamdulillah, ya. Semua ini adalah hasil kerja keras semua pihak. Baik pemerintah, tenaga kesehatan, dan juga masyarakat yang bahu membahu berusaha untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan mengawinkannya dengan vaksin.

Banyak daerah yang level PPKM-nya sudah mulai turun level. Sekolah sudah mulai tatap muka, mall sudah mulai dibuka, dan tempat umum pun sudah mulai dilonggarkan. Etapi ingat, ya. Meski sudah tidak seketat dulu, lebih banyak hal diperbolehkan, protokol kesehatan harus tetap diterapkan, ya : Mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan, dan juga meminimalkan keluar rumah.

 

Ngomong-ngomong tentang Vaksin, nih …

Ada fenomena menarik di Indonesia yang berhubungan dengan vaksin, nih. Saat awal-awal vaksin masuk ke Indoensia, banyak kabar simpang siur yang menjadikan masyarakat gaduh dan ragu. Mulai dari kandungan, kehalalan, hingga efek samping vaksin.

Seiring berjalannya waktu, semua keraguan tentang vaksin terjawab. Kini, masyarakat mulai bersemangat untuk ikut vaksin. Kalau dilihat, dimana tempat pelaksanaan vaksin selalu antrian mengular. Bahkan ada beberapa temanku yang harus berjuang untuk mendaftar vaksinasi. Link pendaftaran baru dibuka, beberapa menit sudah full kapasitas.

Etapi itu dulu. Sekarang jumlah vaksin di Indonesia sudah lebih banyak jika dibandingkan saat awal pandemi. Siapapun bisa mengajukan diri untuk vaksinasi di fasyankes alias fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Semisal puskesmas atau rumah sakit. Caranya pun cukup mudah. Hanya perlu datang dengan membawa KTP saja.

Demi terlaksananya vaksinasi secara menyeluruh, bahkan para tenaga kesehatan sampai dibela-belain door to door, menyambangi rumah warga yang masih enggan vaksin ataupun berhalangan untuk datang ke fasyankes. Keren, kan! Dan semua itu gratis, lho!


Baca juga >>> Eat, Pray, and Health

 

Vaksin Booster bagi Tenaga Kesehatan

Ada beberapa vaksin yang digunakan di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Sinovac, Pfizer, AstraZenica, dan juga Moderna. Nah, yang terakhir inilah yang diberikan sebagai vaksin booster pada tenaga kesehatan.

Vaksin Moderna adalah vaksin jenis mRNA yang dibuat tidak menggunakan virus yang dilemahkan ataupun dimatikan. Vaksin ini menggunakan komponen materi ganetik yang membuat sistem kekebalan tubuh memproduksi spike protein yang akan merangsang sistem imun menghasilkan antibodi untuk melindungi tubuh dari infeksi Virus Covid-19.

Vaksin booster sendiri adalah vaksin dosis tambahan yang diberikan kepada orang yang beresiko tinggi terpapar virus Covid-19 dan sudah mendapatkan vaksin komplit dosis pertama dan kedua. Ini sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor : HK.02.01/1/1919/2021. Mereka adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan juga orang yang bekerja di fasilitas kesehatan.

Sebelum pelaksanaan vaksin booster, tenaga kesehatan didata dari Dinas Kesehatan bidang SDMK atau Sumber Daya Manusia Kesehatan. Para nakes dibagi dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok berisi 14 nakes. Kebetulan saya dan teman-teman berada dalam satu kelompok yang sama.

Saya menunggu jadwal vaksin. Selama menunggu, beberapa teman yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan lain sudah terlebih dahulu divaksin booster. Dan ternyata, banyak di antara mereka yang mengalami KIPI.

KIPI kepanjangan dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Ini adalah gejala medis yang bisa muncul setelah vaksinasi. Biasanya KIPI bersifat ringan dan dapat hilang dengan sendirinya atau dengan bantuan obat. Namun ada beberapa orang yang mengalami KIPI lebih berat dan harus bed rest.

Setelah mendapatkan vaksin booster, beberapa teman mengabarkan mereka mengalami demam, pusing, pilek, dan badan terasa pegal. Mendengar itu, saya yang saat itu kebetulan belum vaksin jadi deg-degan, dong.

Untung jadwal vaksinku belum keluar. Kalau begini kan saya masih punya waktu untuk mempersiapkan fisik dan mental. Itu sih yang saya pikirkan. Etapi ternyata, jadwal vaksinku mendadak keluar. Sore ini jadwal keluar, besok pagi saya musti vaksin. Tepatnya tanggal 2 Oktober 2021.


Baca juga >>> Pengalaman Vaksinasi Covid-19 bagi Tenaga Kesehatan

 

Vaksin, yuk!

Deg-degan, dong, dapat jadwal vaksin mendadak. Apalagi kalau ingat teman-teman yang kena KIPI. Duh! Musti beneran ada persipan, nih. Akhirnya saya putuskan minum vitamin dan tidur lebih awal. Ini adalah bagian dari usahku agar agar badan lebih siap menerika vaksin dan tidak terkena KIPI. Atau paling tidak kalau ada KIPI, gejalanya yang ringan aja, deh. Itu sih harapanku.

Saya mencoba melobi petugas vaksin untuk reschedule jadwal vaksin, barang kali aja masih bisa mundur atau ganti hari lain, gitu. Terlebih lagi hari itu saya ada praktek pagi, hehe. Usaha saya gagal karena ternyata fasyankes-ku adalah kloter terakhir. Dengan kata lain, sudah tidak ada kloter lagi yang akan divaksin setelah kelompokku. Jadi sudah tidak bisa dioper ke kelompok lain. 

Mau tidak mau, saya dan teman-teman memajukan jam praktek agar bisa memenuhi undangan vaksin. Untungnya sebelum jam vaksin tiba, pasien sudah habis, yang berarti praktek sudah usai. Secepatnya kami menuju ke Puskesmas Jayengan.

Sesampainya di Puskesmas Jayengan, saya adalah nakes terakhir yang mendapat giliran vaksin. Teman-temanku sudah vaksin duluan dan sedang menunggu 30 menit jika terjadi KIPI.

 

KIPI yang Kurasakan

Saya harus melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum vaksin. Mulai dari pemeriksaan suhu tubuh dan tekanan darah. Dokter juga memberikan beberapa pertanyaan untuk memastikan saya dalam keadaan sehat saat itu dan siap divaksin.

Saat hendak divaksin, lagi-lagi, bayangan KIPI terlintas di pikiran saya. Selama menunggu vaksinator mempersiapkan vaksin, saya terus merapal doa. Etapi ternyata, saat divaksin, saya tidak merasakan sakit sama sekali. Nggak terasa. Tiba-tiba sudah selesai aja.

Sepertinya semua teman-teman saya baik-baik saja. Ruang tunggu terasa tenang. Etapi tidak denganku. Beberapa menit setelah vaksin, saya merasakan badan saya menghangat. Rasanya seperti ketika saya mau masuk angin. Orang Jawa bilang gembrebeg.

Saya mulai parno. Namun saya berusaha tenang. Sesuai pengalaman yang sudah sudah, kalau saya berada di situasi seperti ini, saya harus segera minum air hangat cenderung panas. Ini sedikit membuat saya nyaman.

Seharian saya banyak minum air hangat, nggak berani minum air dingin apalagi es. Saya juga mencari makanan berkuah panas. Siang itu saya putuskan makan bakso panas dengan sambal pedas.

Intinya, saya ingin tubuhku banyak berkeringat. Berkeringat adalah cara tubuh menurunkan suhu tinggi ke suhu normal. Selesai makan, saya pun tidur. Alhamdulillah, bangun tidur saya merasakan badan enakan. Sudah nggak anget lagi.

Saya sengaja nggak minum obat. Saya pribadi memang kurang suka mengkonsumsi obat. Kalau tubuh terasa nggak enakan, saya mencoba mengatasinya dengan hal-hal non obat alias non farmakologi. Seperti saat badan saya hangat seperti sekarang.

Hari pertama semua aman. Hari kedua, tempat bekas suntikan jarum mulai terasa. Bukan rasa yang sakit gitu. Hanya kurang nyaman aja. Semacam njarem. Itu berlangsung hingga hari ketiga. Setelahnya, rasa njarem itu hilang sendiri. Etapi kalau semisal Anda tidak tahan dengan kondisi ini, Anda bisa mengompres bagian yang njarem atau bahkan bengkak dengan air dingin.

Saya penasaran, dong, dengan teman-teman lain. Saya hubungi mereka satu per satu menanyakan kabar. Ternyata mereka mengalami KIPI yang bervariasi. Ada yang merasakan demam, pusing, batuk, pilek, bahkan badan pegal-pegal. Untungnya semua bisa dikendalikan, ya. Nggak begitu parah. Mereka hanya perlu istirahat dan minum obat. Beberapa hari kemudian semua sehat kembali. Alhamdulillah.

 

Baca juga >>> Lakukan 10 Cara Ini untuk Menjaga Daya Tahan Tubuhmu

 

Tentang Aplikasi Peduli Lindungi

Siapapun yang telah divaksin, data yang bersangkutan akan diinput oleh petugas vaksinator di aplikasi PeduliLindungi. Ini adalah aplikasi yang dikembangkan oleh pemerintah untuk memantau dan mencegah penyebaran virus Covid-19.

Aplikasi PeduliLindungi mampu melakukan fungsi pengawasan, memberikan peringatan jika pengguna masuk ke zona merah, dan juga informasi hasil tes PCR atau Swab dari laboratorium jika yang bersangkutan baru saja melakukan tes. Itu pun dengan ketentuan laboratorium yang bersangkutan sudah bekerjasama dengan PeduliLindungi, ya.

Dari aplikasi PeduliLindungi ini pula masyarakat juga dapat mengunduh sertifikat vaksin. Ini sebagai bukti kalau seseorang sudah melakukan vaksin. Dan yang terkini, nih, aplikasi ini juga sebagai syarat akses masuk di banyak tempat keramaian seperti mall, dan juga tempat layanan publik seperti bank.

Anda bisa mendownload aplikasi PeduliLindungi ini via playstore, ya. Anda hanya perlu mengetik PeduliLindungi pada bagian pencarian, lalu download aplikasinya. Lakukan registrasi untuk membuat akun di sana. Kalau sudah, Anda tinggal berselancar untuk memanfaatkan fitur-fitur yang ada sesuai dengan keperluan, termasuk jika ingin mendownload sertifikat vaksin.



Baca juga >>> Merasakan Manfaat Bahan Alami dalam Jessamyn Natural Baby Oil


Itu tadi cerita pengalamanku mendapat vaksin booster yang diruntukkan bagi tenaga kesehatan. Anda yang bukan tenaga kesehatan juga harus vaksin, ya. Tinggal datang saja ke fasilitas kesehatan terdekat dari domisili Anda.

Mengikuti program vaksin secara lengkap adalah bagian dari ikhtiyar kita sebagai warga negara untuk mencegah penyebaran dan penularan virus Covid-19, ya.

Sudah divaksin bukan jaminan untuk tidak tertular virus Covid-19, lho. Kita harus tetap waspada. Karenanya meskipun sudah divaksin, lantas bukan berarti kita bisa abai dengan protokol kesehatan, ya. Terutama memakai masker dan rajin mencuci tangan.

Sangking pentingnya masker, sampai-sampai ada gerakan yang mengawinkan vaksin dengan masker. Ya ikut vaksin, ya tetap pakai masker. Biar lebih aman. Toh juga semua ini demi kebaikan. Dan semua hasilnya juga kembali ke diri kita sendiri, kan.



Baca juga >>> 7 Cara Meningkatkan Kualitas Tidur

 

Nah, kalau Anda sudah vaksin, belum? Dosis keberapa? Kena KIPI juga, tidak? Komen di bawah, ya!

 

Referensi

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211007/4838672/indonesia-peringkat-ke-5-dunia-vaksinasi-terbanyak

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211004/0538669/vaksinasi-covid-19-di-indonesia-tembus-2-juta-dosis-sehari/

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210615/1837903/vaksin-covid-19-merek-sinovac-astrazeneca-pfizer-dan-novavax-tidak-dapat-dipergunakan-untuk-vaksinasi-gotong-royong/

https://www.alodokter.com/vaksin-moderna

https://tirto.id/seberapa-perlukah-kita-mendapatkan-vaksin-booster-gjKq

https://covid19.go.id/edukasi/kipi/apa-yang-harus-dilakukan-bila-terjadi-reaksi-kipi-setelah-vaksinasii

https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/berkeringat-saat-demam/

https://covid19.go.id/berita/ini-manfaat-aplikasi-pedulilindungi-yang-belum-banyak-diketahui

 

~ Hana Aina ~

 

Baca juga, ya ...







24 komentar:

  1. kalau vaksin booster ini gratis apa berbayar ya, mbak? saya sudah vaksin 2 kali sih difasilitasi kantor dan belum ada imbauan buat vaksin lagi buat booster

    BalasHapus
  2. Aku pun senang sekali sudah lengkap vaksinnya dan sekarang menanti boosternya deh. Selain itu juga bangga sama masyarakat Indonesia yang semangat mau vaksin dengan begitu mereka sadar harus melindungi dirinya juga.

    BalasHapus
  3. Aku alhamdulillaah sudah 2x vaksin, komplit deh sekeluarga. KIPI tiap orang beda2 ternyata ya. Aku sih jadi ngantuuuuk deh dan lapar (eh atau doyan?) wkwkwkkwkw :) Masa kuat makan nasi padang dan bakso kuah setelah divaksin hahaha :) Mengenai PeduliLindungi, aku udah coba juga main ke mall2 dan beberapa destinasi wisata alhamdulillaah lancar jaya.

    BalasHapus
  4. Aku baru mau vaksin kedua sinovac nih. Alhamdulillah cuma kemeng aja. Kemarin ditolak vaksin kedua karena ada infeksi luka tuh, harusnya seminggu yang lalu.
    Eh pas dulu tu aku kekeuh mau moderna aja. Biar kalau umroh gak usaj booster lagi, ternyata lama banget nggak dapet-dapet.
    Tapi gak kebayang juga sih KIPInya kalau dapet moderna, hihi.

    BalasHapus
  5. Aku vaksin moderna kemarin mak. Dan di vaksin dosis 1 KIPI-nya kerasa parah malah seminggu setelah vaksin. Ternyata katanya aku puny hipersensitivitas lambat gitu. Lengan bengkak, merah dan panas. Badan juga nggak karuan. Kata adekku rasanya mirip kena covid versi KW. Di dosis 2 juga nggak jauh beda sih, tapi KIPInya lebih cepat kerasa dan nggak berlangsung terlalu lama seperti dosis 1.

    BalasHapus
  6. Hihi... ternyata nakes pun maju mundur ya pas mau di vaksin, kirain orang awam saja. Alhamdulillah nggak mengalami KIPI yang berat ya mbak, cukup dengan bakso pedas aja, udah jadi membaik kondisi badannya.

    BalasHapus
  7. Anak saya dokter, dan sudah mendapat booster Moderna. Berbeda dengan Sinovac yang ia dapat lebih dahulu, setelah dapat Moderna dia demam semalaman. Untung besoknya sudah bisa kerja lagi walau dengan tangan pegal dan masih sedikit meriang.

    Semoga cepat dapat boosternya- ya mbak. Dan semoga herd immunity di negara kita segera terbentuk

    BalasHapus
  8. Efek samping setelah vaksin pada tiap orang beda-beda ya mbak. Saya justru merasa sakit/pegal bekas suntik hanya terjadi pada hari pertama, hari kedua dan ketiga udah aman

    Yang penting sudah vaksin dan sehat. Semoga kita semua aman dari corona.

    Semoga segera dapat vaksin boosternya ya mbak.

    BalasHapus
  9. aku pakai sinovac, mba.
    yg dosis 1 aman jaya terkendali.
    yg dosis 2 ini warbiyasssakk KIPI nya.
    telinga, tengkuk bengkak. tapi Alhamdulillah ini udah membaik.

    BalasHapus
  10. temen2ku yg melakukan vaksin booster juga gini mbak, rata2 ada KIPI semua. Nah kemarin anak sulung vaksin kedua juga ada KIPI, trus disediakan teh hangat cenderung panas dan diminta makan yg panas2 setelahnya. ternyata supaya lebih nyaman dan berkeringat yaa.. baru tahu nih aku. btw vitamin yg dikonsumsi sebelum vaksin apa mbak? aku belom kedua nih, siapa tahu bisa buat rekomendasi.

    BalasHapus
  11. Insya Allah udah mau vaksin kedua nih, aku dapat Sinovac dan segitunya badanku mengalami rasa ngantuk yang luar biasanya.

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah ya kak sukses vaksinasi boosternya..semoga sehat selalu dan kopitnya minggat seterusnya nih..secara sekarang udah mulai turun kasus positifnya ya

    BalasHapus
  13. Kayak adik iparku, dua duanya udah dapat vaksin booster sebagai tenaga medis. KEduanya cerita nggak terjadi KIPI yang serius. Kalo aku sekeluarga udah vaksin lengkap, alhamdulillah nggak ada KIPI juga karena dapat yang Sinovac. Sehat sehat ya mbak, semoga selalu dalam lindungan Allah SWT

    BalasHapus
  14. Efeknya Moderna ini mirip Pfizer. Nyeri di bekas suntikan sampai ga kuat angkat tangan. Alhamdulillah ga yang aneh-aneh yaa KIPInya

    BalasHapus
  15. Mak, vaksin booster ini baru untuk nakes ya? Kedepannya umum dapat juga enggak sih? Dan kabarnya yg dapat vaksin sinovac bisa ya vaksin booster?

    Aku dapat AZ sih, dosis pertama sehari setelah vaksin itu lemes sempat murah.. Kalau dosis kedua sih Alhamdulillah aman...

    BalasHapus
  16. Semoga vaksin booster moderna ini semakin merata ya mbak
    agar nakes sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan bangsa tetap terlindungi

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah saya dan keluarga sudah vaksinasi semua mbak. Hanya saja anak yang usia 10 dan 4 tahun yang belum. Masih menunggu jatah vaksinasi dari pemerintah.
    Terus pengalaman setelah divaksin dos pertama enggaka da keluhan sih, cuma pas yang dos kedua, ada memar di bekas suntikan, tapi hilang sendiri setelah dua hari.

    BalasHapus
  18. Alhamdulillah udah vaksin ke3x, bulan September lalu dapet booster Moderna khusus tenaga medis di tempatku praktek. Sebelumnya udah di edukasi oleh para dokter, untuk menyiapkan diri agar tubuh menerima vaksin booster. JAdi KIPInya cuma sebentar sehari pegel2, kek robot tangannya ga bisa gerak, linuu. Demam dikit 38 , nguantux berast, jadinya bener2 istirahat.
    Semoga kita semua selalu sehat yaa, dengan ikhtiar menerima vaksin, yuk..yuk.. bagi yang belum.

    BalasHapus
  19. Sst, ak kemarin juga termasuk yang takut vaksin, karena KIPI.
    Tapi karena anak-anak mulai sekolah, aku jadi vaksin, agar bismillah bisa kembali mengantar jemput anak-anak dengan aman.

    Ini berdoa semoga vaaksin untuk anak-anak usia di bawah 12 tahun segera hadir yaa..
    ((atau sudah hadir dan beredar?))

    BalasHapus
  20. Alhamdulillah sy udah 2x vaksin. Nakes memang beresiko ya jd harus tambah booster semoga pandemi berlalu

    BalasHapus
  21. Kalau yg saya rasakan pusing, mual, ngantuk, laper setelah vaksin sinovac yg pertama

    BalasHapus
  22. Saya dapat sinovac sudah dosis kedua. Sejak dosis pertama tidak merasakan KIPI apapun selain ngantuk. Itu pun gak lama karena setelah saya pakai tidur selama 1 jam udah seger lagi.

    BalasHapus
  23. Alhamdulillah sudah divaksin booster moderna ya Mak
    aku dah komplit sinovac dua dosis dan sudah ada sertifikatnya di aplikasi pedulilindungi. Alhamdulillah

    BalasHapus
  24. Aku kurang sekali vaksin nih mba, hehehe
    aku mengalami pegel sebentar aja dan ngantukan malah mba

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar