Senin, 14 Januari 2019

Saya tuh Bangga lho Jadi Blogger (Sebuah Curhat)



“Kamu Blogger, ya?”
Begitulah kira-kira kalimat yang keluar dari mulut teman-teman saya saat reuni. Yeah, sepertinya teman-teman saya lebih mengenal saya sebagai blogger dari pada profesi saya di dunia kerja, apoteker. Haha ... Saya sih tak masalah. Sah sah saja. Toh saya memang berkecimpung di keduanya. Baik sebagai blogger, maupun apoteker.

Nggak Sengaja Kecemplung
Saya terjun di dunia per-blogger-an adalah sebuah ketidaksengajaan. Semua berawal dari keisengan saya mengambil kursus komputer saat ada waktu jeda antara kelulusan dan pengambilan sumpah apoteker. Niatnya sih untuk mencari sertifikat kemampuan mengoperasikan beberapa program komputer. Sebagai pelengkap surat lamaran kerja, gitu.

Sebenarnya saya mengambil kelas office. Tapi ternyata di akhir pertemuan, mentor memberikan tambahan materi, tentang blog. Saya saat itu nggak begitu berpikir apa itu blog. Kan niatnya hanya belajar office, ikut ujian, dapat nilai dan sertifikat. Pun demikian saat saya mendapat materi tentang blog. Saya hanya perlu mempelajari modul, ikut ujian, dapat nilai dan sertifikat. Selesai. Dan kenyataannya, beneran selesai. Hampir tiga tahun lamanya saya nggak pernah membuka kembali blog yang saya buat saat kursus. Kalau kata blogger sekarang, itu blog mungkin sudah berdebu, lumutan, dan bulukan, haha

Semua Berawal dari Membaca
Sebelum menulis di blog, saya sudah menulis di media yang lain. Saya menulis untuk majalah sekolah, mading sekolah, dan buletin sekolah. Kok sekolah semua? Ketahuan deh kalau hanya jago kandang, haha. Iya sih, pengalaman menulis saya memang berawal saat sekolah menengah atas. Lebih tepatnya saat bergabung di ekstrakulikuler jurnalistik. Setelah beberapa kali tulisan saya dimuat, barulah saya memberanikan diri keluar kandang #eh ikutan lomba di luar sekolah, maksudnya. Lumayan, sih. Dapat nomor tiga. Etapi justru inilah moment ke-pe-de-an saya dalam menulis mulai naik. Saya mulai memberanikan diri mengirim tulisan ke majalah remaja. Dimuat? Nggak! Hiks, saya tuh jadi sedih. Belasan kali mengirim tulisan, hanya dua kali dimuat. Yeah, memang begitulah jalannya. Seleksi tulisan kan memang ada. Tulisan terbaiklah yang dimuat.

Ketertarikan saya di dunia menulis berawal dari kegemaran membaca. Saya selalu berpikir, kok bisa ya orang menulis buku. Berapa puluh lembar yang harus dia tulis. Pun demikian dengan tulisan di koran maupun majalah. Kira-kira, apa yang penulis pikirkan hingga bisa menghasilkan tulisan yang berbobot seperti itu. Lambat laun, saya belajar menulis. Sampai sekarang pun saya masih belajar menulis. Saya masih merasa tulisan saya belum berbobot seperti tulisan-tulisan yang banyak saya baca. Kebanyakan nulis curhat unfaedah sih, haha


Eh, Mulai Ngeblog Lagi
Suatu hari, salah satu komunitas menulis membuat tantangan One Day One Artikel, atau yang lebih dikenal dengan ODOA. Peserta yang ikut dalam tantangan harus mewawancarai beberapa narasumber dari berbagai latar belakang. Ada ahli IT, pemasaran, konsultan keuangan, konsultan pajak, make up artis, dll. Hasil wawancara kemudian diolah menjadi artikel dan ditulis di blog. Nah, tantangan inilah yang kemudian mengingatkan kembali akan keberadaan blog saya. Saya masih ingat judul blognya, tapi saya lupa email dan kata sandinya, wedew.

Entah mengapa saya lebih suka memecahkan teka teki tentang email dan kata sandi blog lama ketimbang membuat blog baru. Seperti Detektif Conan yang harus memecahkan kata sandi untuk mengungkap kasus pembunuhan, hehe. Deretan email saya tulis, begitu juga beberapa kata sandi yang saya ingat. Saya coba cocokkan satu per satu. Duh, yakin deh. Ini sama sulitnya dengan menemukanmu. Iya kamu. Tapi saya sih masih percaya, jodoh tak akan kemana #eh #apaansih. Dan saya juga percaya, hasil tak akan mengkhianati usaha. Setelah berkali-kali bongkar pasang email dan kata sandi, a-khir-nya ... kumenemukanmu... #naffmodeon. Dan itu tuh rasanya seperti berhasil merebut kembali blog dari negara api, haha.

Percaya atau tidak, awal-awal tulisan saya di blog itu polos banget. Nggak ada manis-manisnya. Satu konten hanya terdiri atas deretan huruf sejenis. Tidak ada foto ataupun gambar pendukung. Apalagi kata kunci, hashtag, dll. Setelah mengikuti tantangan ODOA 30 hari, lumayan, blog saya tidak kosong lagi. Meski saya tidak mulus sampai 30 hari penuh mengikuti tantangan menulisnya. Beberapa kali bolong juga, haha. Maklum, pemula. Rada ngos-ngosan juga ngikutinya. Etapi dengan mengikuti tantangan ini, saya mendapat banyak kenalan dengan blogger sesama pengikut kompetisi. Salah satunya, blogger kece dari Solo juga, hihi ... Kasih tahu namanya nggak, ya, haha. Dari dialah saya mengenal komunitas blogger dan memberanikan diri bergabung di kelompok facebook.

Ada kejadian berkesan saat saya akan bergabung dalam komunitas tersebut. Sebelumnya ada sesi wawancara. Lalu admin group melihat blog saya yang saat itu memang masih gratisan. Tiba-tiba beliau bertanya, “blognya baru, ya, Mbak?”. Mungkin karena baru beberapa artikel yang saya tulis. Dan saya pun hanya bisa menjawab, “iya, baru. Baru nge-blog lagi maksudnya.”
Alangkah terkejutnya saya setelah masuk ke komunitas tersebut. Saya bertemu banyak blogger kece. Blog mereka pun nggak kalah kece, baik itu tampilan blog maupun kontennya. Duh, ngeri ngeri sedap gitu. Saya jadi minder. Untungnya perasaan itu hanya sesaat. Ini tuh seperti tamparan keras bagi saya supaya lebih rajin nge-blog dan segera membenahi tampilan blog.


Bagi Saya Menulis Adalah ...
Setelah melalui perjalanan panjang, mendaki gunung lewati lembah, saya putuskan untuk terus menulis. Menulis sudah menjadi salah satu rutinitas saya. Tidak harus di blog. Biasanya saya bergantian antara menulis di blog, dengan menulis untuk media atau buku. Yang penting, saya menulis. Di sela-sela kesibukan yang lain, saya mempertahankan aktivitas yang satu ini karena saya menemukan banyak manfaat dari menulis, di antaranya ...

Terapi. Kalau sedang suntuk, bad mood, atau banyak pikiran, salah satu aktivitas yang saya lakukan untuk menetralkannya selain membaca adalah menulis. Itu tuh semacam pelampiasan, gitu. Mengurangi tekanan hati dan pikiran. Dari pada ngomel tak karuan, menulis bisa menjadi alternatif. Efeknya, suasana masih tenang terkendali, nggak berisik.

Berbagi. Biasanya, setelah saya menghadiri sebuah pertemuan, seminar, atau rapat, akan ada ilmu yang saya dapat. Biasanya saya akan menulisnya dalam artikel lalu membaginya di blog. Entah itu ilmu tentang kesehatan, kecantikan, keuangan, dll.

Branding. Kira-kira kalau saya nggak punya blog, nggak pernah menulis di blog, nggak pernah membagikan tulisan saya ke khalayak umum, akankah teman-teman saya mengenal saya sebagai blogger? Saya rasa tidak. Teman saya pernah berkata, blogger itu ya harus punya blog dan menulis di blog. Kalau nggak, bagaimana seseorang bisa disebut blogger. Hmm ... ada benarnya juga, ya.

Curhat. Jujur, beberapa tulisan saya adalah hasil curhat, baik itu curhatan saya sendiri atau pun orang lain. Pernah nih, suatu waktu salah satu rekan kerja di divisi lain curhat ke saya tentang senioritas yang kebablasan di divisinya. Sampai-sampai para junior tidak ada yang betah. Akhirnya, tidak sedikit junior yang berhenti kerja, bahkan saat masa 3 bulan uji cobanya belum berakhir. Kalau hal ini terjadi di divisi saya, saya akan langsung menegur oknum bersangkutan. Tapi karena bukan wilayah saya, saya pun hanya bisa menanggapi curhatan lewat tulisan. Jadilah, Junior, This is Me Itu baru 1 tulisan curhatan yang saya beri tahu. Hayo, bisa nggak nebak tulisan mana lagi yang hasil curhatan?

Pundi-pundi. Nah, ini nih yang paling seru. Ternyata menjadi blogger itu bisa mendatangkan rizki. Memang sih tidak tiba-tiba datang begitu saja. Harus ada usaha sebelumnya. Ibarat rumah, blog musti dirawat dengan cara membuat tampilan yang bagus dan juga rajin menulis. Kalau cantik kan banyak yang ngelirik, haha.

Saya tuh Bangga lho Jadi Blogger
Saya tuh bangga lho jadi blogger. Tulisan saya dibaca dan bermanfaat bagi pembaca, sampai-sampai ada pula yang dibagikan. Bahkan ada beberapa teman yang meminta tema tertentu. Huahoho ... Sudah seperti majalah bulanan saja, ya. Ada beberapa teman yang meminta saya mengajarkan blog. Mereka ingin bisa nge-blog. Wah, kalau begini senang, kan. Ternyata hal posistif yang saya lakoni bisa menular ke yang lain. Tidak sedikit pula teman yang punya usaha, meminta saya mereview produk mereka. Itu semua karena mereka membaca tulisan review produk di blog saya. Hmm ... Baiklah, temans. Apa sih yang nggak buat kalian, hihi

Di sisi lain, saya mendapat beberapa tawaran menulis untuk media online sampai posisi digital marketing sebuah produk. Meski pada akhirnya tak semua saya ambil. Saya harus membuat beberapa pilihan. Bukan! Bukan karena saya sok sokan, tapi ini berhubungan dengan pembagian waktu. Bagaimana pun saya masih terikat pekerjaan kantor. Kalau saya iyakan semua, takutnya keteteran. Hasilnya tidak maksimal. Tentu akan mengecewakan klien. Meski demikian, saya tetap bersyukur. Dengan berdatangannya tawaran tersebut, paling tidak mereka mengenal saya lewat status sebagai blogger. Bangga, dong ...

Ada juga pengalaman lucu yang saya dapat selama nge-blog. Suatu hari ada komentar masuk di salah satu tulisan di blog. “Ini Mbak Hana di film Catatan Hati Seorang Istri, ya?” Berhubung saya tulalit soal sinetron, jadilah saya berselancar mencari tahu tentang sinetron itu. Hasilnya bisa dibaca di bawah ini


Lah, dikiranya saya Dewi Sandra, gitu? #kibasjilbab Yang lagi perang sama si Hello Kitty? #oleslipen. Ish ish ish ... Sepertinya pembaca yang satu ini adalah korban sinetron. Untung saja dia nggak lanjut bilang, “curhat dong, Mbak.” Bisa-bisa saya #lemparlipstik nih, wkwkwk

Nah, ternyata membicarakan blog dan blogger itu nggak akan ada habisnya, ya. Mulai suka duka sampai hal-hal lucu, ada semua. Inilah salah satu alasan saya masih bertahan nge-blog sampai hari ini. Bahkan saya masukkan ini sebagai salah satu resolusi tahun 2019. Saya harus lebih rajin menulis. Tapi bukan hanya sekedar tulisan, tapi menulis konten yang baik dan bermanfaat tentunya. Semoga sih semangat ini ada selamanya karena ... saya tuh bangga lho jadi blogger.


~ Hana Aina ~


Baca juga, ya ...

9 komentar:

  1. Ngeblog emang asyik ya. Walau kadang suka males juga ngisinya. hehehe. Tapi blog ini nih yang bikin aq bisa berasa eksis.

    BalasHapus
  2. Cieeeehhh main sinetron cieeeehhh 😆😆😆

    BalasHapus
  3. Siapa cih blogger solo yang kece itu? Uhuuk, kalau begitu bisa disewa untuk mwmecahkan pasword yang terlupa yaaa

    BalasHapus
  4. Dan ceritanya hampir mirip sama cerita saya mbak, setelah aktif ngeblog lagi, temen-temen "lebih" mengenal seorang Wisnu itu sebagi blogger, bukan desainer || Bangga? Hayo, sangat bangga :D

    Ngakak itu pas baca kibas jilbab & oles lipen XD

    BalasHapus
  5. Hallo Mbak Hana, aku korban #CHSI hlo... hahaha

    bdw, aku tuh kalau reunian, sekarang lebih dikenal sebagai blogger dan dianggap keren... wkwwkwk... padahal mereka dulu tuh ngehnya aku ya penulis terus ditanya bukunya apa nih yang sudah terbit? sekarang? wuih, blogger... hahaha

    BalasHapus
  6. Wah baru tahu saya kalau mbak hana itu pernah main sinetron...hihihii

    BalasHapus
  7. mbak e keren, saya tuh paling ngiri sama yang masih bisa ngatur waktu dan fokus dengan kerjaan kantor vs hobi menulis, saya masih harus belajar. sukses, mbak

    BalasHapus
  8. wkwkkwkw iye kak CHSI hitsss bgt tuh sinetron pada zamannya hahha :)

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar