Kamis, 01 September 2016

[Profil Blogger] : Inspirasi Semangat dari Tri Wahyuni Zuhri


Semangat, adalah salah satu hal yang dapat menjadikan manusia tetap memiliki keinginan untuk terus menjalani kehidupan. Tanpanya, kecil kemungkinan manusia masih memiliki keinginan untuk terus mengarungi kehidupan. Berbicara mengenai semangat, saya banyak belajar dari Tri  Wahyuni Zuhri. Ibu 3 anak ini memiliki segudang semangat dalam menghadapi permasalahan dalam hidup.


Tahun 2013, Mbak Yuni demikian beliau biasa disapa, divonis oleh dokter terkena kanker tiroid. Tidak hanya itu, ternyata kanker tersebut telah menyebar hingga ke tulang belakang dan paru. Tak terbayangkan betapa sakit yang dirasakan. Namun finalis Kartini Next Generation 2015 Kementeriaan Komunikasi dan Informatika ini tetap bersamangat dalam hidup.


Semangat yang didapatkan Mbak Yuni tidak lain didapatkan dari keluarga dan orang-orang terdekatnya. Mereka senantiasa memberikan support, terutama anak-anaknya. Inilah yang menjadikan penulis buku Kanker Bukan Akhir Dunia ini tak henti-hentinya bersyukur karena selalu dikekelilingi orang-orang yang senantiasa memberikan perhatian kepadanya.
“Saya selalu berdoa dan berharap, agar Allah mengijinkan saya bisa mendampingi anak anak sampai besar dan mandiri,” ujar perempuan yang termasuk dalam 15 Ibu  Hebat 2015 di The Asian Parents ini.

Perjuangan Mbak Yuni dalam melawan kanker bukannya tanpa hambatan. Pernah beberapa kali dia merasa terpuruk dan putus asa. Seperti ketika kankernya kembali kambuh dan membuatnya merasakan nyeri dan kesakitan. Padahal serangkaian pengobatan telah dijalaninya. Namun rasa sakit itu tak kunjung pergi.


Meski beberapa kali rasa psimis itu datang, beberapa kali pula Alloh memberikan Mbak Yuni jalan dan petunjuk untuk dapat terus bangkit kembali. Lagi-lagi, keluarga dan teman-teman adalah bahan bakarnya untuk bangkit bersemangat kembali. Untuk kesekian kalinya lulusan Strata 1 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang ini menguatkan diri dan kembali berjuang.
“Yang penting saya selalu berusaha, berikhtiar, dan juga terus berdo’a. Selebihnya, saya kembalikan hasilnya kepada Alloh,” kata anggota Komunitas Pejuang Tiroid Pita Tosca ini.

Disela-sela menjalani aktivitasnya, Mbak Yuni termasuk penulis yang produktif. Baginya manulis bukan hanya sekedar merangkai kata, namun juga sebagai terapi jiwa dan terapi kesehatan. Lewat menulis, anggota Cancer Informatian and Support Center (CISC) ini juga dapat mengalihkan kesedihannya, melupakan rasa sakit dan nyeri yang dirasakan. Hal ini juga sebagai pembuktian kepada dirinya sendiri bahwa pasien kanker yang telah divonis stadium lanjut seperti dirinya tetap dapat bermanfaat, memberikan edukasi dan sharing pengalaman. Secara tidak langsung, ini merupakan penyemangat hidup bagi dirinya.


Selama menulis, telah sekitar belasan buku baik solo maupun antologi yang dilahirkannya. Yang paling fenomenal adalah buku berjudul Kanker Bukan Akhir Dunia. Bagi pemilik blog http://www.triwahyunizuhri.blogspot.com ini, buku ini paling berkesan di antara buku lain yang pernah ditulisnya. Buku ini berisi kiat-kiat cerdas dalam menghadapi kanker. Termasuk di dalamnya tips menghadapi vonis kanker, mitos seputar kanker, penyebab dan gejala kanker, beberapa jenis kanker, serta berbagai macam pengobatan kanker.
Di dalam buku ini pula, blogger yang gemar corat coret di http://www.yunirahmat.blogspot.com ini membagi pengalamannya dalam menghadapi kanker. Diharapkan buku ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi para pembacanya. Melalui edukasi dan pemahaman kanker dalam buku ini, diharapkan akan lebih banyak masyakarakat yang paham mengenai kanker. Sehingga mereka lebih waspada,  lebih memperhatikan kesehatan serta menjaga pola hidup dan pola makan sehat.
“Ini adalah pelajaran berharga. Jangan sampai telat mendeteksi kanker. Kalau pun sudah terlanjur, janganlah berputus asa. Terus berusaha, berobat dan berdoa. Bagaimanapun juga tetap Allah juga yang mempunyai kuasa terhadap diri kita,” pesannya.


Banyak harapan dan do’a yang terus dipanjatkan oleh Mbak Yuni. Salah satunya adalah agar terus diberikan kekuatan dan kesehatan oleh Allah hingga bisa terus berjuang melawan kanker. Di sisi yang lain, Mbak Yuni juga berharap dapat terus berbagi edukasi mengenai kanker sekaligus bisa saling menguatkan sesama survivor kanker.
“Tidak ada yang tidak mungkin bila Allah berkehendak. Termasuk bila memang Allah mengijinkan saya bisa terus bertahan membesarkan anak-anak hingga mereka dewasa,” kata Mbak Yuni menutup wawancara.

- Hana Aina -


Baca juga, ya ...

12 komentar:

  1. Masya Allah...Barakallahu fiik mbak Yuni...semoga harapan njenengan dikabulkan Allah..aamiin.
    Semangat.


    Terimaksih mak Hana....pagipenuh semangat dan bersyukur .

    BalasHapus
  2. Terima kasih mba Hana untuk tulisan ini. Sungguh bahagia sekaligus terharu saya membacanya. Peluk

    BalasHapus
  3. Semoga mbak yuni lekas di berikan kes3mbuhan.... semoga terus diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi setiap ujian yg Allah sedang berikan☺

    BalasHapus
  4. Mba Yuni tetap semangat ya.. Bangga dengan kiprahnya.
    Mba Hana artikelnya makin keren aja

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar