Jumat, 20 Oktober 2023

Bloggerhood - Nggak ada Loe Nggak Ramai!

 

“Mbak Han, ada yang nyari blogger buku di group X,”

“Terimakasih infonya, meluncur!!!”

------------

“Mak, sudah pasang GA terbaru? Ajari, dong!”

“Okay, ketemu kapan?”

-------------

“Mak, Mak, sudah cek rekening belum? Sudah ada yang cair, lho!”

“Asyikk!!!”

-------------

Terdengar familiar kan dengan obrolan di atas. Yup! Itu adalah sekelumit obrolan saya dengan beberapa teman di komunitas blogger.

Bagiku, komunitas adalah salah satu support system terbaik saat melakukan sesuatu kegemaran. Dalam satu kelompok, terdiri banyak orang yang memiliki kegemaran yang sama. Enak, ya, kalau bisa begitu. Salah satunya adalah blogging.

Saya ingat betul saat pertama kali merintis komunitas Emak Blogger cabang Solo bersama Mak Ety. Saat itu Mak Ety curhat tentang keinginannya mengajukan Emak Blogger Solo ke KEB pusat. Setelah ngobrol beberapa lama dan mempertimbangkan banyak hal, akhirnya Mak Ety memberanikan diri mengajukan ke pusat. Alhamdulillah, respon pusat sangat bagus dan mendukung hal tersebut. Alhasil, Mak Ety dan saya membuat sebuah acara yang mengumpulkan para blogger perempuan se-Solo Raya.

Acara pertama KEB Solo diadakan di lantai 2 di sebuah restoran cepat saji. Itu adalah pertama kalinya saya bertemu dengan banyak wajah baru. Ternyata tidak sedikit para perempuan yang suka menulis dan blogging. Saya dapat banyak teman baru dan ilmu baru yang saat itu disampaikan oleh Mak Injul. Setelah acara perdana itu, beberapa kali kami membuat acara lainnya sebagai tindak lanjut kegiatan KEB Solo.

Wah, menulis kisah di atas membuatku bernostalgia. Pembentukan KEB Solo disambut positif oleh banyak pihak. Meski saya sudah tidak lagi berada dalam kepengurusan KEB Solo lagi, dan juga jarang ikut dalam kegiatan, tapi senang rasanya bisa melihat perkembangan KEB Solo hingga seperti sekarang. Keren, deh, pokoknya!

 

Manfaat Berkomunitas

Saya senang berkomunitas. Kebetulan saya bergabung dalam beberapa komunitas untuk beberapa kegiatan. Selain blogging dan menulis, saya juga bergabung dalam komunitas membaca, bookstagramer, menggambar, ilustrasi, dll.


Baca juga >>> Pengalaman Menginap di Best Western The Hive Cawang Jakarta Timur

Selama bergabung dalam komunitas-komunitas tersebut, ada banyak manfaat yang saya rasakan. Dan ini adalah hal yang positif yang membawaku level up. Serius, nggak ada ruginya berkumpul dengan orang-orang yang memiliki kegemaran yang sama. Segala sesuatunya bisa nyambung karena saya dan mereka satu frekuensi.

Saya spill, nih, manfaat apa saja yang saya rasakan selama berkomunitas :

  • Tambah teman. Tidak dapat dipungkiri, berkomunitas membuatku mendapat banyak teman baru. Ini membuatku senang karena saya merasa tidak sendiri menjalani kegiatan dan hobi yang sekarang. Yakin! Saat melakukan sesuatu rame-rame tuh rasanya beda. Lebih fun! Misal, nih, seperti yang saya lakukan dengan teman-teman komunitas menulis. Kami bertemu dalam suatu waktu di suatu tempat, di saat itu pula kami menulis bersama. Tentu saja yang kami tulis berbeda-beda sesuai dengan proyek yang digarap masing-masing. Pun demikian dengan komunitas membaca. Dalam satu waktu kami membaca bersama. Semua khusyuk dengan buku masing-masing. Tak jarang kami berdiskusi tentang buku yang kami baca.
  • Tambah ilmu. Saat berkumpul dengan teman-teman komunitas, ada saja yang bisa kudapatkan. Biasanya adalah ilmu baru, perspektif baru. Bukan hanya ilmu yang bertebaran, tapi juga berbagai cerita dan pengalaman. Ingat! Pengalaman adalah guru terbaik. Untuk mendapatkannya saya tidak harus mengalaminya sendiri. Saya bisa mengambil pelajaran dari orang lain. Saya juga bisa mendapat masukan dan nasehat dari teman lain atau malah para senior. Tentu saja semuanya saya terima untuk perbaikan ke depan. Bagaimana saya tidak menjadi senang berkomunitas kalau begini, hihi.
  • Tambah skill. Terkadang, tanpa saya sadari ada kemampuan yang lain yang secara tidak langsung juga ikut berkembang. Misal kemampuan berkomunikasi. Menurutku, komunitas ini adalah perkumpulan orang skala kecil. Di dalamnya, selain belajar menjalin pertemanan, saya juga bisa belajar menyampaikan pendapat, berdiskusi dalam kelompok kecil, sampai menjadi panitisa acara-acara yang diselenggarakan oleh komunitas. Ini terjadi terus menerus hingga tanpa terasa kemampuan komunikasi saya berkembang.
  • Memperluas koneksi. Dengan bertemu banyak orang di komunias, saya bisa mengambangkan networking. Bagaimana tidak, meski memiliki kegemaran yang sama, teman-teman komunitas memiliki latar belakang yang berbeda. Baik berbeda profesi, latar belakang pendidikan, datang dari berbagai macam suku, dll. Ini membuka banyak peluang bagiku ke berbagai bidang, baik itu berhubungan dengan komunitas atau berbagai hal di luar itu. Tidak jarang pula ini membuka jalan bagiku ke komunitas baru. Saya juga mendapat mentor dari komunitas. Dari mentor tersebut saya mendapatkan banyak informasi baik ilmu gratis, kelas berbayar, dan juga mengenal senior-senior lainnya.
  • Inspirasi dan motivasi. Saat saya bertemu banyak orang dengan berbagai latar belakang dan pengalaman, bisa jadi ini membuka perspektif baru dari pemikiran berbeda. Seperti para senior yang sudah punya banyak pengalaman dan prestasi, mereka sharing kepada anggota komunitas sehingga menginspirasi saya dan teman-teman untuk mengikuti jejak mereka. Kalau sudah begini, saya jadi lebih bersemangat.
  • Me time. Saat-saat bertemu dengan teman-teman komunitas adalah salah satu waktu me time saya. Ini seolah menjadi waktu bagiku untuk break dari berbagai kesibukan harian, baik dari kegiatan di rumah maupun kantor. Saya senang bertemu dengan banyak orang. Apalagi teman-teman baru dan teman-teman yang selama ini hanya bisa ngobrol via whatsapp maupun social media saja. Meski hanya satu dua jam saja, tapi rasanya seperti hilang kepenatan dan beban di pundak. Terkadang tidak perlu diskusi yang berat-berat, cukup ngobrol ringan ngalor ngidul, ketawa ketiwi begitu saja sudah membuatku senang.
  • Dapat cuan. Ini, nih. Kayaknya nggak cuma saya yang akan sumringah kalau berhubungan dengan transferan, haha. Tidak sedikit pekerjaan, kontrak, atau juga proyek yang diberikan lewat komunitas. Bisa jadi semua itu berasal dari komunitas, langsung klien, bisa jadi juga personal. Tidak jarang juga saya direkomendasi teman saat ada pihak lain yang membutuhkan jasaku. Atau sebaliknya, bisa juga malah saya merekomendasikan teman lain saat ada klien butuh jasa yang saya kurang menguasainya. Intinya, saya dan teman-teman bisa saling bekerjasama dengan baik.
 

Baca juga >>> 5 Manfaat Kelander yang harus Anda Tahu

Emang Boleh Seakrab dan Sekompak itu?

Ada beberapa komunitas yang sudah lama saya ikuti. Bahkan saya mengenal berapa anggotanya mulai dari saat mereka masih single atau ibu anak satu hingga sekarang sudah punya beberapa anak.

Dalam komunitas blogging, komunikasiku dengan teman-teman tidak berhenti setelah acara blogger selesai. Komunikasi kami tetap berjalan hanya pindah tempat saja. Seperti kebanyakan komunitas lainnya, saya pun bergabung dalam whatsapp group. Memang saya tipikal anggota yang tidak begitu aktif di dalam w.a.g tapi saya tetap memantau obrolan di dalamnya.

Beberapa kali saya bertemu dengan teman dalam suatu komunitas, lalu bertemu dengannya lagi di komunitas yang berbeda. Tidak jarang pula saya ngobrol dengan beberapa teman di luar kepentingan komunitas. Entah sekedar ngobrol biasa, ngegosipin sesuatu, atau diskusi secara personal.

Terkadang beberapa teman komunitas menghubungiku untuk konsultasi tentang kesehatan. Beberapa hari kemudian saya kembali bertanya kabar dan mengharap kondisinya membaik. Sesekali saya juga berbisnis dengan mereka. Bisa jadi saya memesan produk mereka atau malah sebaliknya, merekalah yang memesan produk yang saya jual. Hal-hal sederhana inilah yang membuat saya dan teman-teman komunitas menjadi lebih dekat.

Saya juga beberapa kali menghubungi teman komunitas jika ingin berdiskusi atau meminta saran terhadap sesuatu. Misal, saat saya sedang melakukan pemotretan produk. Saya akan meminta pendapat teman-teman yang punya keahlian lebih tentang fotografi. Saat saya punya masalah kulit dan perlu membeli produk skincare baru, saya akan bertanya pada teman komunitas yang sering me-review skincare baik di sosial media maupun blognya.

Kebetulan ada juga teman komunitas yang memiliki profesi yang sama denganku sebagai tenaga kesehatan. Kami sering bertukar infromasi tentang dunia profesi kami, bahkan pergi bersama saat ada kegiatan organisasi profesi.

Jadi hubungan saya dengan teman-teman bukan hanya di dalam komunitas saja, tapi bisa juga secara personal. Kami yang awalnya tidak saling kenal, kini sudah semakin dekat hingga sudah seperti keluarga. Iya, keluarga besar komunitas. Asyik, ya, punya banyak saudara seperti ini. Dan ini adalah salah satu hal yang harus disyukuri, Alhamdulillah.

 

~ Hana Aina ~



Baca juga, ya ...

 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berbagi komentar