Jumat, 16 April 2021

Merengkuh Pencapaian Tertinggi dalam Hidupku

  

Setiap orang pasti mempunyai pencapaian dalam hidup. Semua itu ibarat bahan bakar yang membuat hidup manusia menjadi lebih bergairah dan bersemangat. Namun terkadang, pencapaian yang mampu diraih seseorang justru bukan hal yang selama ini diimpikan maupun ditargetkan.

Tahun 2018-2019 adalah tahun terkelam dalam hidupku. Di tahun-tahun ini, saya banyak kehilangan orang yang kucintai. Bermula dari kepulangan bapak karena sakit pada April 2018. Kemudian disusul Bude meninggal di Januari 2019. Disusul adik lelakiku empat bulan kemudian. Dalam setahun saya kehilangan 3 anggota keluarga.

Perubahan besar terjadi dalam hidupku dan juga keluargaku. Dalam kartu keluarga pun, yang awalnya banyak nama yang tercantum di sana, kini tinggal dua saja: saya dan ibu. Rumahku yang biasanya ramai dengan hiruk pikuk aktivitas manusia, kini sepi. Tak ada lagi canda tawa di meja makan. Tak ada lagi keseruan nonton film bersama di ruang keluarga.

Hari demi hari menjadi perenungan panjang bagi saya dan ibu. Sering kami bernostalgia dengan barang-barang peninggalan almarhum dan almarhumah. Tak jarang pula ibu menangis di sela-sela rindu  yang tiba-tiba datang. Namun bagaimana lagi. Semua telah pergi.

Satu-satunya hal yang bisa kami lakukan adalah mengikhlaskan. Tentu saja, tak lupa kami selalu mendoakan agar mereka yang mendahului kami diterima semua amal ibadah dan diampuni dosanya. Kami pun berharap diberi kesabaran dan tetap semangat melanjutkan hidup.

Suatu hari, ibu mengajak saya umroh. Ibu mengatakan butuh melakukan perjalanan religi. Semacam mendekatkan diri pada-Nya. Ibu butuh menenangkan diri. Saya pun menyetujuinya. Masalahnya adalah, sangat tidak mungkin saya membiarkan ibu berangkat sendiri tanpa mahram.

Mau tidak mau, saya harus menemani ibu. Masalah pun muncul, yaitu soal biaya. Dari awal bekerja, saya berusaha membagi gaji ke dalam beberapa pos. Alhamdulillah, sampai hari ini metode ini masih berjalan. Ini saya lakukan agar semua kebutuhan dan kepentingan dapat terpenuhi dengan baik. Hanya saja, saya belum mengalokasikan dana umroh. Bahkan saya belum kepikiran untuk melakukan perjalanan seperti ini suatu hari nanti.

Mau tidak mau saya harus memikir otak. Ibu sudah mendaftar. Keberangkatan ke tanah suci tinggal beberapa bulan. Saya harus segera mendapatkan dana untuk mendaftar juga.

Dalam kebimbangan, saya mendapatkan nasehat dari seseorang. Beliau mengatakan untuk menggunakan salah satu dana tabungan yang saya miliki.

Awalnya saya bilang tidak bisa. Semua pos sudah ada rencana penggunaannya sendiri-sendiri. Saya tidak mungkin menggunakan salah satu pos di luar tujuan awal. Kemudian beliau mengatakan untuk menggunakan uang tersebut sebagai biaya ke tanah suci. Bukankah nantinya saat di tanah suci, saya bisa berdoa meminta apapun yang saya inginkan. Termasuk meminta terlaksananya semua hajat dan keinginanku. Bagaimanapun juga, bukankah tanah suci adalah salah satu tempat dimana banyak doa diijabah.

Kalimat itulah yang kemudian membuka hati dan pikiranku. Saya mantap mendaftar umroh menggunakan salah satu pos dana yang kumiliki. Alhamdulillah, satu masalah selesai. Namun kemudian muncullah masalah lain.


Baca juga >>> 10 Cara Mengawali Hari dengan Semangat Tinggi

 

Menjelang Perjalanan ke Tanah Suci

Sebagai perempuan, pasti ingin perjalanan ibadahnya lancar tanpa gangguan. Yang paling membuat was-was adalah datang bulan. Bayangkan saat menjalankan umroh, tiba-tiba datang bulan. Kan sedih.

Jauh hari sebelum keberangkatan, saya berkonsultasi ke dokter kandungan. Beliau sudah membuatkan jadwal kapan saya harus minum obat dan obat apa saja yang harus saya minum. Namun lagi-lagi, manusia hanya bisa berencana, Tuhan-lah yang menentukan segalanya.

Dua minggu sebelum keberangkatan, saya datang bulan. Awalnya saya pikir masih ada waktu sampai berhenti datang bulan, tapi saya salah. Seminggu berlalu, datang bulan saya justru semakin deras. Bahkan ini sampai membuat Hb-ku drop. Saya opname di rumah sakit untuk menghentikan perdarahan yang terjadi sekaligus memantau kadar Hb-ku.

Tiga hari sebelum keberangkatan, saya mulai was-was. Belum ada perubahan berarti dari kondisi kesehatanku. Saya mulai cemas dan menangis. Segala macam pikiran negatif berkecamuk dalam diriku kalau-kalau nanti sampai hari keberangkatan, saya tidak bisa melaksanakan ibadah di sana.

Ikhtiyar sudah saya lakukan, tinggal banyak berdoa lalu tawakal. Manusia hanya berencana. Bukankah Alloh yang memutuskan segalanya. Itu pula yang saya lakukan, banyak berdoa pada Alloh agar diberikan kemudahan dan kelancaran.

Sehari sebelum keberangkatan, datang bulanku berhenti. Benar-benar bersih. Kadar Hb-ku juga sudah membaik meski belum sampai pada angka normal, yaitu 12. Kondisi tubuhku lebih enakan. Ini seperti keajaiban untukku.

Syukur tak henti-hentinya kuucapkan. Apa yang menjadi ketakutan dan kegundahanku akhirnya dijawab oleh Alloh dengan sesuatu yang baik. Saya menjadi lebih bersemangat untuk berangkat ke tanah suci.


Baca juga >>> 7 Cara Meningkatkan Kualitas Tidur

 

Kenapa Ini Menjadi Pencapaian Tertinggi dalam Hidupku saat Ini?

Mungkin, bagi sebagian orang, berangkat ke tanah suci adalah sesuatu yang biasa. Buktinya, tidak sedikit orang yang sudah pernah ke sana hingga beberapa kali. Masya Allloh, Tabarokalloh.

Namun bagiku, perjalan pertamaku ke tanah suci ini adalah sesuatu yang luar biasa dan spesial. Diawali dengan berbagai kejadian yang benar-benar membuatku dan keluargaku berada dalam situasi berduka dan kehilangan. Hingga akhirnya kami berusaha menguatkan diri dan kembali menatap hari-hari ke depan dengan penuh optimisme.

Yeah, hingga hari ini, ini bisa menjadi pencapaian tertinggi dalam hidupku. Perjalanan ke tanah suci bukan hanya sebatas perjalanan religi dan upayaku mendekatkan diri pada Sang Pemilik Alam Semesta, tapi juga proses belajar bagiku untuk ikhlas dengan jalan hidup dan takdir yang terjadi. Dan dalam perjalanan ini pula, ada beberapa hal yang akan selalu kuingat.

  • Ini pertama kalinya saya naik pesawat.

Please, jangan tertawa membaca ini! 😝Saya memang tidak punya keberanian naik pesawat 😆. Kalau harus ke luar kota, dan masih ada alternatif transportasi lain selain pesawat, saya akan memilih transportasi itu. Namun dalam hal ini, saya harus membuat pengecualian.

Selain perjalanan religi pertama, ini juga menjadi pengalaman pertama saya naik pesawat. Dan sekalinya naik pesawat, saya harus berada di dalamnya selama 10 jam.

Saat pesawat mulai take off, saya mulai berdoa. Saat berada di udara, saya mulai pasrah. Apalagi saat pesawat mengalami guncangan, atau berkali-kali harus naik dan turun ketinggian karena menghindari awan besar. Duh! Rasanya jantungku mau copot, haha. Belum lagi saat akan landing, kebetulan saat itu Madinah sedang berangin, beberapa kali pesawat bermanufer, berputar dan sukses membuatku terus beristighfar. Ya Alloh, gini amat ya rasanya naik pesawat, nano nano, wkwkwk.

  • Manusia berencana, Tuhan berkehendak.

Sebuah pelajaran berharga buatku. Sebaik apapun manusia mempersiapkan sesuatu, Tuhan bisa mengubah rencanamu kapan saja. Sesuatu yang sudah saya rencanakan bisa tidak terjadi, lalu digantikan sesuatu yang lebih baik.

Namun bukan berarti, lantas kita tidak membuat rancana apapun. Pasrah begitu saja. Apapun, rencana dan usaha itu perlu. Setelahnya, baru kita serahkan pada Sang pencipta. Bagaimapapun Dia yang Maha Tahu yang kita butuhkan, yang terbaik untuk kita.

  • Terkadang, kesempatan tak datang dua kali.

Manfaat kesempatan yang datang dengan baik. Apalagi jika itu sesuatu hal yang baik pula. Awalnya saya ragu apakah akan ikut ibu umroh. Kemudian saya berpikir selain untuk menemani ibu, ini juga kesempatan yang belum tentu terulang lagi di kemudian hari. Karenanya, saya memantapkan diri berangkat umroh.

Namun di balik itu semua, saya selalu berdoa suatu hari bisa kembali ke tanah suci sebagai tamu Alloh. Entah itu sendiri, bersama pasangan, atau ramai-ramai bersama keluarga. Aamiin.


Baca juga >>> Ingatlah Hari Ini ...

Nah, itu tadi sekelumit cerita tentang pencapaian tertinggi dalam hidupku untuk saat ini. Setiap orang tentu juga pernah mencapainya, bukan? Bisa jadi untuk sesuatu hal yang berbeda. Termasuk Anda. Share, yuk!

 

 

~ Hana Aina ~

 

 

Baca juga, ya ...


 

























24 komentar:

  1. Mba Hanaaaa masyaALLAH TabarokALLAH, aku merindiing baca cerita ini

    Sungguh Maha Besar, Maha Berkuasa ALLAH ya mbaaa... Kun Fayakun-NYA benar2 bisa kita rasakan dalam hidup

    BalasHapus
  2. Ya Allah mbak, memang ya manusia berencana, Allah yang menggerakkan semesta untuk mewujudkan, menunda ataupun tak mewujudkannya. Sepakat, kesempatan itu kadang tak datang dua kali, jadi kalau kesempatan itu datang, janganlah dilepaskan

    BalasHapus
  3. Pengen banget bisa kayak mba cuma pos-posnya pasti balik lagi ada aja kebutuhan keluarga tapi insyaAllah semoga Allah mudahkan rencana aku dan keluarga bisa ke Tanah Suci aamiin..btw aku pasti merasakan yang mba rasakan paniklah dengan kondisi datang bulan yang deras begitu tapi alhamdulilah ya mba semuanya bisa lancar

    BalasHapus
  4. maasyaallah kalo baca tentang hal menyangkut perjalanan haji aku coba bisa meng aamiini dan memohon sama allah semoga dimudahkan bisa ke sana

    BalasHapus
  5. Masya Allah, Mba..memang kita berencana Allah sang penentu hasil akhirnya ya.. Enggak disangka di balik kesulitan kemudahan pun beruntun menghampiri. Sehat selalu untuk Mbak dan Ibunda semoga doa dan harap dikabulkan-Nya

    BalasHapus
  6. Mba Hana masya Allah kehilangan beberapa kali dalam setahun. Tapi Allah selalu memberi yg terbaik ya mba. Wah ke tanah suci, semoga aku dan keluarga bisa ke sana juga. Amiin.

    Bisa naik pertama kali dan itu pergi ke tanah suci, ibadah.. istimewa mbaaa

    BalasHapus
  7. Masyaallah menginspirasi sekali, mbak. Berangkat ke tanah suci juga salah satu impian kami sekeluarga, semoga bisa terlaksana. Aaamiiin

    BalasHapus
  8. Aku itu sampe setua ini juga belum pernah naik pesawat, wkwkkk. Belum juga ke tanah suci. Semoga bisa ketularan Mbak Aina Hana.

    BalasHapus
  9. Meski sudah cukup lama berlalu, saya ucapkan selamat ya...Bisa menuliskan pengalaman itu sekarang, pasti karena perasaan yang sangat mendalam.
    Mengapresiasi pencapaian pribadi adalah penting. Karena kalau fokus pada apresiasi orang lain, malah bisa jadi merasa kurang melulu.

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah sudah ke tanah suci buat umroh. Semoga kita bisa ke sana buat haji, karena panggilan Tuhan

    Pasti gak mudah ya ditinggalkan berturut-turut dalam setahun

    BalasHapus
  11. Masya Allah. Bener ya, Mbak. Kalau gak selamanya manusia berada dalam kesedihan. Kita harus berusaha untuk sabar. Suatu saat akan ada pencapaian terbesar :)

    BalasHapus
  12. Terimakasih mba sudah berbagi, aku suka banget baca tulisan seperti ini secara ngga langsung jadi memotivasi diri rasanya.

    BalasHapus
  13. Subanallah, inspiratif banget ceritanya mbak...
    aku mau meniru cara atur keuangannya, bisa sebagus itu
    aku masih blm bisa bagi ke dalam pos pos seperti itu

    BalasHapus
  14. Masya Allah, Mba Hana. Semoga aku juga termotivasi nih. Karena selama ini menabungnya masih morat marit emggak karuan.

    Semoga kelak kita bisa naik haji ya, Mbak. Insya Allah segala sesuatunya dimudahkan.. aamiin aamiin.

    BalasHapus
  15. Masya Allah, terharu bacanya, semoga Mbak Hana dan keluarga diberi kekuatan dan kesabaran. Alhamdulillah bisa umrah bareng ibu ya bahagianya..

    BalasHapus
  16. Bener banget aku terharu banget bacanya karena kita semua pasti punya rencana terkadang memang yang kita jalanin nggak sesuai yang kita harapkan gitu

    BalasHapus
  17. Menurutku semua orang itu memiliki pencapaian dan kebahagiaannya sendiri dan gak bisa dipukul rata. Aku pun ikutan senang ini bacanya, apalagi bisa pergi ke tanah suci ya mbak. Aku pun memasukkan ke tanah suci sebagai pencapaian yang tertinggi loh.

    BalasHapus
  18. Gak ditertawakan kok, smeua orang punya pengalaman pertam naik pesawat, Alhandulillah pengalaman pertamanya naik pesawat meunju rumah Allah. Ikut senang sebelum berangkat haidnya berhenti

    BalasHapus
  19. Banyak sekali turning point seseorang dalam hidup yaa, kak.
    Dan dengan kejadian ini, hikmah yang tak terlupakan bisa dipetik yakni tetap berikhtiar sebagai manusia dan biarlah Allah yang membukakan jalan terbaikNya.

    MashaAllah~
    Tabarakallahu.

    BalasHapus
  20. MasyaAllah bener2 keajaiban ya soalmasalah menstruasinya. Memang kadang ada aja ujiannya, Tuhan melihat kesabaran hamba-Nya ya?
    Senangnya mbak sudah menginjak tanah suci, semoga aku jg bisa ke sana kelak saat masih muda dan sehat :D

    BalasHapus
  21. Wah mba.. Luar biasa banget. Mmg Allah sll bersama org2 yg sabar ya. Semoga kelak aku jg jd org yg gigih dlk berikhtiar. Plus bs ke tanah suci kyk mba..

    BalasHapus
  22. Mba Hana makasih banyak mengingatkan diri ini juga pertama kali naik pesawat pas mau jadi TKW ke Hongkong. Ya Allah moga aku bisa menyusul juga bisa ke tanah Suci aamiin

    BalasHapus
  23. Mbk Hana, bikin terharu baca ceritanya. Alhamdulillah ya mbk, akhirnya sampai juga berkunjung ke Baitullah.. Fi'akan saya semoga segera umroh, aamiin

    BalasHapus
  24. Masya Allah tabarakallah, luar biasa sekali mbak terharu banget aku tuh, semoga saya bisa segera menyusul bisa injakkan kaki ke tanah haram untuk umroh dan berhaji, aaamiin yaa RAbb.

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar