Senin, 15 Maret 2021

Pengalaman Vaksinasi Covid-19 bagi Tenaga Kesehatan

 

Tahun 2020 menjadi tahun yang meresahkan. Pandemi akibat Covid-19 belum berakhir. Jumlah korban yang terpapar malah semakin bertambah. Pun demikian dengan korban yang meninggal. Innalillahi!

Buatku pribadi, pertengahan tahun hingga akhir tahun 2020 menjadi bulan-bulan yang mencekam. Sebagai tenaga kesehatan, melihat pasien yang terpapar Covid-19 semakin meningkat, meningkat pula rasa was-was dalam diriku. Apalagi setelah beberapa rekan sejawat ikut terpapar Covid-19. Ditambah lagi aku melihat kesedihan beberapa teman dan tetangga yang kehilangan keluarga dan orangtua yang meninggal karena terpapar Covid-19. #SoSad

Hari demi hari protokol kesehatan semakin diperketat. Jika dulu kita mengenal 3M -memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir – maka sekarang protokol kesehatan menjadi 5M -memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjauhi krumunan, dan mengurangi mobilitas.

 

Vaksin Memberi Harapan Baru

Sungguh! Pandemi ini memberikan lebih banyak duka dari pada bahagia. Ia memporak porandakan banyak sisi kehidupan manusia. Manusia yang biasa bebas beraktivitas ke sana kemari, kini harus lebih banyak di rumah saja. Manusia mulai bosan, lalu mempertanyakan kapan pandemi ini akan berakhir.

Ditemukannya vaksin Covid-19 oleh peneliti di beberapa negara memberikan secercah harapan. Tahapan demi tahapan uji klinis dilalui agar vaksin dapat segera digunakan. Bukan untuk mengobati, tapi vaksin bisa membantu membentuk antibodi terhadap suatu penyakit di dalam tubuh.

Meski perjalanan berbagai macam vaksin Covid-19 harus melalui banyak drama bahkan hingga penolakan di Indonesia, tapi pada akhirnya BPOM mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin buatan Sinovac pada Januari 2021, dan vaksin buatan AstraZeneca pada Maret 2021

Saya senang tenaga kesehatan menjadi prioritas pertama yang menjalani vaksinasi Covid-19. Namun di sisi lain, saya juga was-was karena banyaknya isu yang beredar tentang vaksin tersebut.

Saat Dinas Kesehatan melakukan pendataan terhadap tenaga kesehatan, jujur, saya deg-degan. Untungnya, saya belum terdaftar di gelombang pertama penyelenggaraan vaksinasi. Ini membuat saya sedikit lega.

Beberapa teman sejawat saya masuk dalam daftar penerima vaksinasi Covid-19 gelombang pertama. Untuk meyakinkan diri saya pribadi kalau vaksin itu benar-benar aman, saya sering bertanya kepada mereka yang sudah divaksin. Terutama respon tubuh mereka.

Alhamdulillah, semua rekan sejawat saya yang mendapat vaksinasi gelombang pertama sebanyak 2x, sehat wal afiat. Mereka bercerita, respon tubuh mereka setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 sebatas mengantuk dan nafsu makan meningkat. Wah, kalau ini sih bagus, ya, untuk mensupport daya tahan tubuh agar tidak kalah dengan virusnya, haha.

Setelah mendengar banyak cerita rekan sejawat yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19, saya mantap untuk ikut vaksinasi gelombang kedua. Bismillah.

 

Pengalamanku Vaksinasi Covid-19

Setiap orang yang menjalani vaksinasi Covid-19 akan mendapatkan 2 dosis. Jarak dosis pertama dengan dosis kedua minimal 14 hari. Saya mendapatkan dosis pertama pada tanggal 26 Februari 2021 di RSUP Surakarta.

Sebelum menjalani vaksinasi Covid-19, saya harus melengkapi beberapa persyaratan administrasi. Karena ini adalah vaksinasi yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan, saya harus menyertakan data SDMK dan juga STR. Tak lupa pula kartu identitas asli.

Setelah mendaftar, saya harus mengisi cek list yang berisi beberapa pertanyaan seputar kesehatan dan kondisi fisik. Setelah itu, lembar cek list saya berikan kepada dokter yang bertugas.

Selain hasil wawancara dengan dokter, pengecekan suhu tubuh dan tekanan darah, cek list tersebut juga menjadi pertimbangan seseorang lolos persyaratan vaksinasi atau tidak. Alhamdulillah, saya dinyatakan lolos dan bisa melanjutkan vaksinasi Covid-19.

Ternyata saat itu, tidak semua tenaga kesehatan lolos untuk mendapatkan vaksinasi. Ada beberapa teman sejawat yang tidak lolos atau ditunda karena alasan kesehatan, diantaranya adalah tekanan darah yang cukup tinggi. Beberapa teman diminta istirahat terlebih dahulu, kemudian dilakukan pengukuran ulang tekanan darah.

Beberapa penyebab tekanan darah tinggi pada saat itu adalah ketegangan yang dirasakan. Mungkin masih merasa deg-degan, entah karena masih ragu dengan vaksin yang akan disuntikkan atau malah takut dengan jarum suntiknya, haha.

Penyebab naiknya tekanan darah yang lain adalah faktor kelelahan. Beberapa rekan sejawat ternyata baru saja turun jaga, alias baru pulang dari shif malam. Mereka belum sempat beristirahat, lalu langsung mengikuti vaksinasi.

Meski ada beberapa kendala, alhamdulillah semua berjalan lancar. Saya pribadi hanya perlu beberapa detik saja untuk menerima suntikan vaksin. Petugas vaksinasi sangat membantu saya untuk melepas ketegangan. Beliau mengajak saya ngobrol untuk mengalihkan perhatian dari jarum vaksin. Sampai-sampai saya tidak menyadari kalau vaksin sudah masuk ke tubuh saya.

Setelah penyuntikan vaksin selesai, saya diminta menuju ke ruangan observasi. Ini adalah ruangan dimana semua peserta vaksinasi diminta menunggu kurang lebih 30 menit. Ini dimaksudkan untuk melihat adanya reaksi yang tidak diinginkan setelah penyuntikan vaksin Covid-19.

Reaksi yang terjadi pada beberapa teman saya adalah pusing, mual, vertigo, dll. Beberapa teman yang lain merasakan ngantuk dan nafsu makan meningkat. Perlu digaris bawahi, ya… Ini tidak terjadi pada setiap orang. Masing-masing tubuh akan merespon berbeda terhadap vaksin tersebut.

Alhamdulillah. Saya pribadi hanya merasakan mengantuk setiap selesai vaksinasi. Ini terjadi baik saat saya vaksinasi pertama maupun kedua pada tanggal 12 Maret 2021. Setiap selesai penyuntikan dan duduk menunggu di ruang observasi, saya selalu merasakan sangat mengantuk. Bahkan saya bisa tertidur meski dalam posisi terduduk, hihi.

 


Tips Sebelum Vaksinasi Covid-19

Ada tips yang bisa saya share bagi Anda yang akan menjalani vaksinasi Covid-19

  • Istirahat cukup. Alangkah baiknya jika Anda mempersiapkan tubuh sebelum vaksinasi. Istirahat yang cukup adalah salah satu caranya.
  • Sarapan. Ini adalah cara lain agar tubuh kita siap vaksinasi.
  • Lepaskan ketegangan. Saya datang lebih awal dari jadwal vaksinasi. Setelah mendaftar, saya manfaatkan waktu menunggu untuk melepas ketegangan, rileksasi, dan menyiapkan diri.
  • Berpikir positif. Mantapkan hati dan pikiran. Berusaha berpikir positif bahwa vaksinasi ini adalah bagian dari ikhtiar kita melindungi diri dan keluarga kita dari Covid-19.
  • Gunakan pakaian yang nyaman. Awalnya saya kurang tahu seperti apa ruangan untuk vaksinasi, apakah terbuka atau tertutup. Karena saya berhijab, tentu saya harus tetap menjaga aurat. Karenanya, saya memadukan atasan lengan pendek dengan outer. Saat vaksinasi, saya tidak perlu menyingsingkan lengan baju. Cukup menurunkan sedikit outer saya. Setelah vaksinasi, tinggal rapikan kembali outernya. Aman!

Ada peristiwa menarik saat saya vaksinasi pertama kemarin. Sempat kejadian stok vaksin habis. Ini bukan hanya terjadi di rumah sakit dimana saya divaskin, tapi juga di beberapa rumah sakit. Akhirnya, beberapa rekan sejawat harus berpindah ke rumah sakit yang masih memiliki stok vaksin.

Ada kemungkinan ini terjadi karena antusias para tenaga kesehatan untuk berpartisipasi dalam vaksinasi Covid-19 kali ini. Mungkin banyak yang sudah yakin dengan vaksinasi setelah melihat tidak banyak keluhan dari rekan sejawat yang sudah mendapatkan vaksinasi pada gelombang pertama. Dengan kata lain, vaksin yang diberikan memang aman. Salut!!!

Setelah menjalani vaksinasi Covid-19, saya memperoleh sertifikat sebagai bukti bahwa saya sudah divaksin. Sertifikat tersebut bisa saya unduh di web Peduli Lindungi. Banyak yang senang mendapat sertifikat ini, tapi … banyak yang menyarankan untuk tidak mengunggah sertifikat ini di media sosial, ya. Alasannya pun cukup masuk akal.

Pada sertifikat vaksinasi Covid-19 terdapat identitas pemilik sertifikat berupa nama, NIK, tanggal lahir, dan juga QR yang berisi etiket. Ini adalah informasi rahasia dan bisa disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

So, setelah mengunduh sertifikat, lebih baik disimpan saja. Kalau pun ingin sekali mengunggahnya di sosial media, alangkah baiknya jika mengedit terlebih dahulu sertifikat tersebut. Tutup bagian informasi penting tadi, terutama NIK, tanggal lahir, dan juga QR.

Oiya, perlu diingat, ya. Vaksin bukanlah obat. Vaksin membantu tubuh membentuk antibody. Ini salah satu upaya pencegahan. Jadi, meski sudah menjalani vaksinasi Covid-19, protokol kesehatannya jangan lantas kendor.



 ~ Hana Aina ~

 

 

Baca juga, ya ...


 

 

 






28 komentar:

  1. Alhamdulillah, senaaangg kalo dengar kabar para Nakes udah pada divaksin.

    BuMer saya (lansia) juga udah vaksin. Jadinya makin tenaaaangg dan semoga covid ini segera enyah ya

    BalasHapus
  2. Wah, leganya sudah divaksin dan tidak ada efek samping yang serius ya. Memang respon tubuh tiap orang berbeda terhadap vaksin, teman-temenku ceritanya juga beda-beda, pastinya sih aman, sehat2 semua.

    BalasHapus
  3. aku sudah selesai vaksin nih mba, sudah 2 kali. Kementerian dan Lembaga saat ini sedang menyelesaikan fase pemberian vaksin ini, Saat suntikan yang pertama saya ngga ada dampak apapun, yang kedua saya ngantuuuk berat

    BalasHapus
  4. TFS mb Hana. Tadi suami saya dapat quisioner ttg vaksin dr kantornya. Ada disuruh mengisi data seluruh anggota keluarga. Entah deh ntar buat jatah vaksin semua apa gimana. Setidaknya uda baca di sini gmn persiapan utk vaksin.

    BalasHapus
  5. Wah makasih sharingnya ya mbak, senangnya sudah vaksin. Semoga kami sekeluarga bisa cepat divaksin juga ☺

    BalasHapus
  6. Di keluarga saya, baru ammah yang sudah divaksinasi. Ikut jalur lansia. Saya berharap kami bisa segera divaksinasi. Meskipun bukan obat, tetapi kan setidaknya emnimbulkan harapan. Lelah juga menghadapi pandemi yang berkepanjangan.

    BalasHapus
  7. kedua orangtuaku sudah divaksin pertama, 2 minggu yang lalu, mereka gak ada efek samping sih, aku sampai wawancara buat mastiin, trus jadwal vaksin keduanya di bulan April nanti insyaaallah

    BalasHapus
  8. Adik iparku yang tenaga kesehatan juga sudah vaksin. Rata rata keluhan ya setelah vaksin ngantuk sama kerasa capek gitu badannya.
    Sehat selalu ya mbkkk

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah ya sudah kebagian vaksin agak sedikit lega ini ada vaksin untuk covid semoga situasi segera membaik aamiin sehat selalu ya

    BalasHapus
  10. Mba sebelum vaksin ini apa ada dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dulu ya? Krn konon katanya bbrp riwayat penyakit bs terjadi kipi kalo divaksin. Betulkah begitu..

    BalasHapus
  11. Ini adalah artikel pertama dari penerima vaksin yang aku baca.
    Sangat membantu sekali terutama respon setiap orang terhadap vaksin.
    Bisa buat pengetahuan jika saatnya nanti mendapat suntikan vaksin.

    Semoga komunitas herd segera tercapai di Indonesia agar penyebaran pandemi bisa terkendali bahkan terhenti!

    BalasHapus
  12. Ikut senang deh dengar kabar sudah divaksin. Rasanya lega ya mba. Apalagi tak ada efek samping yang merisaukan, hanya mengantuk saja. Semoga sehat-sehat selalu ya mba. Dan semoga pandemi Covid19 ini lekas berakhir..

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah udah divaksin dan lancar ya mak...
    Orang tua saya juga baru divaksin yang pertama, ngantuk dan lapar katanya, hihihi...

    BalasHapus
  14. Semoga setelah d vaksin imun tambah kuat ya mba.. aplg sbg tenaga media yg rentan banget tertular... kemungkinan baru kbagian bulan Mei/juni katanya

    BalasHapus
  15. Senang sekali membaca cerita tentang pengalaman vaksinnya, aku belum nih masih menanti giliran. Tapi kemarin dikabarin sama pak suami, di kantornya ada vaksin dan sekalian dengan keluarganya juga.

    BalasHapus
  16. waduh efeknya ngeri ngeri sedep yaaa.. kalau mual pusing bisa dibawa tidur dan istirahat. Lah kalau nafsu makan meningkat ini yang bahaya... hahahah... bahaya buat saya. Susah payah nurunin BB 20kg, masa iya kudu naik lagi gegara suntik vaksin.. hahaha.. tapi insya Allah sehat semua ya, Mbaa.. semoga wabah cepat berlalu

    BalasHapus
  17. Senang mendengar jika para nakes khususnya antusias menerima vaksin ya, Mbak

    Itu artinya akan berpengaruh juga terhadap orang awam yang akan diberikan vaksinasi. Sehat selalu kita, aamiin

    BalasHapus
  18. Alhamdulillah udah vaksin yaa. Memangnya bisa menaikkan tekanan darah ya kalau tegang, biasanya pada takut jarum suntik pada orang dewasa lucu juga hehe.. Saudaraku yang nakes juga bilang vaksin nggak menjamin terhindari dari covid, tapi sebagai antibodi untuk mengurangi dampak covid. semoga kita sehat semua, amin yra.

    BalasHapus
  19. senang mendengar berita tentang vaksin ini
    emang benar ya mbak, vaksi menjadi harapan baru dlm atasi pandemi ini

    BalasHapus
  20. aku berharap bentar lagi juga bakal nyentuh masyarakat umum
    ga sabar vaksin juga
    harapan baru sepeertinya pandemi ini bisa berakhir

    BalasHapus
  21. Bismillah..
    Perbanyak berdoa yaah...sebelum berangkat vaksin. Dan alhamdulillah dapat insight bagus dari banyak blogger yang lebih dulu vaksin.

    BalasHapus
  22. Suamiku juga baru divaksin tadi di kantor mbak semoga segera membaik ya Indonesiaku

    BalasHapus
  23. Wah berarti ga boleh banget ya begadang kalau mau vaksin karena akan terdeteksi kalau lagi lemah fisiknya
    Semoga segera ada info soal kapan saya harus vaksin

    BalasHapus
  24. Saya dan keluarga masih menunggu giliran divaksin. Katanya mulai April ya warga sipil? Sabar menanti deh

    BalasHapus
  25. Ayahku yg lansia sudah dua kali divaksin dan Alhamdulillah baik-baik saja.

    BalasHapus
  26. Alhamdulillah, nggak ada gejala KIPI yang berarti ya, Mbak. Kemarin pas vaksin, kita nggak ketemu ya ;) Sehat terus, Mbak Hana.

    BalasHapus
  27. Alhamdulillah, nggak ada gejala KIPI yang berarti ya, Mbak. Kemarin pas vaksin, kita nggak ketemu ya ;) Sehat terus, Mbak Hana.

    BalasHapus
  28. Semoga vaksinasi semakin luas nih dan keadaan bisa kembali normal, rasanya sudah jenuh setahun ini terkungkung pandemi

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar