Sabtu, 24 Oktober 2020

Mengenal Art Theraphy Sebagai Bagian dari Stress Release


Akhir-akhir ini banyak hal membuat saya lelah. Bukan hanya lelah fisik, tapi juga secara pikiran dan emosional. Entah kebetulan atau bagaimana, semua itu datang secara bersamaan. Baik itu urusan kantor sampai urusan keluarga. Belum lagi pendemi Covid-19 yang belum juga berakhir, bahkan kasusnya semakin meningkat, membuat banyak orang terus waspada, termasuk saya sebagai salah satu tenaga kesehatan.

Saya merasa seperti dihantam gelombang besar. Meski mencoba bertahan, lelah yang berlapis seperti ini sunggguh menguras energi. Duh! Bagi saya, efek dari kondisi seperti ini luar biasa. Semangat saya hilang, tidak fokus bekerja, dan yang paling penting … saya tidak bahagia. Sesekali saya merasa bingung musti melakukan apa meski saya sudah membuat to do list setiap harinya. Seperti linglung. Saya juga menjadi pelupa, bahkan untuk hal penting sekalipun. Sampai di titik ini saya percaya … I need help!

 

Saat Stress Melanda …

Saya menyadari sedang dalam kondisi tertekan, stress. Dampak terbesarnya adalah produktivitas saya menurun. Saya tidak bisa begini terus menerus hingga saya memutuskan untuk break, berhenti sejenak.

Saya mengambil jeda untuk mengevaluasi kehidupan, baik kantor, keluarga, maupun aktivitas keseharian. Ibarat kata, ini seperti mencoba bernapas panjang setelah berlari marathon.

Saya tulis semua hal yang membuat cemas dan kurang nyaman. Serius! Menulis seperti ini sudah mengurangai sepersekian beban di pundak dan kepala. Setelahnya, saya melakukan penjadwalan ulang, mana yang harus segera diselesaikan, mana yang yang sangat penting dan tidak bisa ditunda, mana yang bisa didelegasikan. Semua harus diatur ulang.

Hal lain yang menjadi perhatian saya adalah kelelahan fisik. Meski saya merasakan lelah, tapi ternyata tidur saja tidak membantu. Terkadang, saya masih merasa lelah meski bangun tidur. Tidak bersemangat. Hingga saya putuskan untuk lebih rajin berolah raga.

 

Stress Release

Sedikit banyak, olah raga membantu saya menjadi lebih rilek. Peredaran darah menjadi lebih lancar. Sambil terus berolahraga rutin, saya mulai menjalankan rencana yang dijadwal ulang. Memang tidak bisa secepat sebelumnya. Saya melakukannya dengan perlahan.

Mungkin dalam hal ini, saya menerapkan apa yang biasa orang Solo katakan. Alon alon waton kelakon. Yup! Saya tidak terburu-buru. Saya menyelesaikan satu per satu permasalahan dan mencoba beradaptasi dengan hal-hal baru yang selama ini membuat saya menjadi kurang nyaman.

Apa yang saya alami ini memberikan pelajaran berharga bahwa terkadang kita tidak bisa mengubah keadaan menjadi seperti yang kita inginkan. Kita tidak mampu memaksa. Maka salah satu pilihan yang bisa kita lakukan adalah berdamai dengan keadaan.


 

Mengenal Art Theraphy

Selama beradaptasi dengan banyak perubahan hidup, saya terus mencari cara agar mampu lepas dari stress. Suatu hari, salah satu teman blogger bernama Mbak Era, membuka kelas artheraphy. Mbak Era yang memiliki latar belakang seorang arsitek dan gemar menggambar, membuka kelas ini khusus untuk para perempuan.

Membaca flyer kelas yang dibagian dia di whatsapp story, menarik perhatian saya. Saya pun mencari tahu tentang artheraphy dan mendapati bahwa ini adalah salah satu metode untuk tetap menjaga kesehatan mental melalui proses kreatif, yaitu seni. Seni di sini bisa dalam bentuk kegiatan melukis, mewarnai, membuat kolase, atau juga yang lainnya. Lewat kegiatan inilah diharapkan seseorang yang menjalani artheraphy mampu mengekspresikan dirinya dan juga emosinya. Dan yang penting bisa membantu untuk stress release.

Setelah membaca banyak artikel tentang artheraphy, saya memutuskan bergabung dengan kelas Mbak Era yang diadakan selama 10 hari.  Ini menjadi salah satu bentuk ikhtiyar saya biar tetap waras!

Kelas ini diampu oleh Mbak Mega yang seorang illustrator dan penyuka seni. Dalam kelasnya, Mbak Mega mengajak peserta kelas untuk tidak takut mengekprsikan diri melalui seni. Semua peserta mendapatkan tugas membuat karya melalui menggambar dan mewarnai.

Saya berusaha mengikuti kelas dengan mengerjakan berbagai tugas di sela-sela kesibukan. Meski terkadang tugas yang seharusnya dikumpulkan hari itu juga, saya telat mengumpulkannya dan baru menyerahkannya keesokan hari.

Saya memberanikan diri menggambar. Ini jarang saya lakukan karena sepertinya saya tidak memiliki bakat ke arah sana. Saya juga memberanikan diri bereksperimen dengan car air. Awalnya saya merasa bingung mau berkreasi seperti apa. Tangan saya juga belum terbiasa, masih kaku. Namun karena semakin dibiasakan, akhirnya saya mulai berani banyak mencoba hal baru.

Melalui kelas artheraphy ini saya lebih berani mengekpresikan diri, berani mencoba hal baru. Saya juga lebih banyak mengenal berbagai jenis motif gambar. Saya mulai mencoba membuat doodle, zentangle, sampai mandala. Sampai sekarang, saya masih terus malakukannya dan sedang belajar bereksperimen dengan warna baik dengan ink pen, water colour, maupun pastel.

Sebenarnya kegiatan seperti ini bukan sesuatu yang baru untuk saya. Saya pernah melakukannya beberapa tahun lalu. Saat itu saya merasa sangat terpuruk karena kehilangan orang yang paling saya sayangi, yaitu bapak.

Kehilangan orang tersayang ternyata bisa membawa dampak besar. Saat itu saya sampai menarik diri dari pergaulan dan lebih suka menyendiri. Saya sering menangis seolah tak pernah mengikhlaskan bapak pergi. #SoSad

Salah satu kegiatan yang menjadi pelarian saya untuk memperbaiki emosi saat itu adalah mewarnai. Entah mengapa, melihat barang berwarna warni membuat hati saya menjadi gembira. Sejak saat itu tempat favorit saya ketika berjalan-jalan adalah toko buku dan pojok stationary. Saya membeli beberapa coloring book, pensil warna, stabile, dan ink pen.

Saya menuliskan kisah usaha saya bangkit dari keterpurukan di atas dalam buku terbaru saya berjudul Pulih bersama beberapa teman seperjuangan yang sama. Terimakasih kepada komunitas penulis dan menulis IIDN dan juga Ruang Pulih yang telah mengawal hingga buku ini terbit.

 


Manfaat Art Theraphy

Saya sudah melakukan kegiatan artheraphy ini hampir satu bulan. Saya mulai menikmati apa yang saya lakukan, baik menggambar maupun mewarnai. Selama melakoninya, banyak perubahan positif yang saya rasakan, berikut di antaranya :

Menenangkan diri. Saya menganggap ini sebagai kemajuan. Saya yang biasanya terserang perasaan bingung dan linglung, mulai bisa mengendalikan diri dan lebih tenang. Ada kemungkinan ini terjadi karena saya mulai bisa mengekpresikan perasaan baik lewat gambar maupun warna.

Lebih fokus. Selain ketenangan, saya juga merasakan lebih mampu fokus dengan apa yang saya lakukan. Pikiran saya tidak melebar kemana-mana, tidak banyak menghadirkan praduga yang tidak-tidak. Saya merasa lebih mampu mengendalikan emosi. Termasuk ketika masalah baru muncul. Saya tidak setegang dulu. Saya lebih tenang, berpikir positif, dan lebih mencoba mencari solusi dari pada menggerutu. Saya juga belajar berdamai dengan keadaan dan mengikhlaskan.

Meningkatkan percaya diri. Perlahan saya mampu mengatasi dan mengendalikan keadaan. Tentu ini berdampak pada rasa percaya diri saya yang meningkat. Saya merasa memiliki kehidupan yang lebih baik dan teratur.

 

Hingga saat ini, saya menggambar setiap hari. Kebetulan, setelah selesai kelas Art Therapy selama 10 hari, saya mengikuti salah satu challange yang diadakan oleh teman blogger, yaitu tantangan untuk menggambar sketsa setiap harinya. #1Day1Sketch

Secara tidak langsung, kegiatan ini juga meningkatkan skill saya di bidang seni. Saya juga lebih tertantang untuk mencoba sesuatu yang baru. Saya sering berselancar di Youtube atau Instagram untuk mendapatkan gambar-gambar bagus yang kemudian saya coba untuk menduplikasinya.

Saya menjalani ini semua bukannya tanpa halangan, ya. Ada beberapa teman yang mencibir dengan apa yang saya lakukan ini: menggambar dan mewarnai. Bagi mereka yang sudah dewasa kegiatan ini nggak ada gunanya, lebih membuang waktu, dan kekanakan #Hurt #Sad

Tak apalah. Saya tidak mempersoalkan pendapat mereka. Yang terpenting adalah, apa yang saya lakukan ini memberikan sesuatu yang positif bagi diri saya sendiri. Positif thinking aja. Mereka berkata demikian karena mereka belum pernah mencoba dan merasakan manfaatnya. Okay? Sip!


 

 

~ Hana Aina ~

Baca juga, ya ...

 

24 komentar:

  1. Wah, art therapy semacam ini kayaknya butuh ketekunan dan kesabaran luar biasa ya. Melepas stres dengan gambar2 motif bunga dan seperti batik ini pelan2 manjur bisa bikin seseorang rileks kembali. Tentu semua butuh proses ya ga langsung kayak sulap hehehe :) TFS mbak.

    BalasHapus
  2. MashaAllah ternyata banyak ya manfaat dari art therapy ini.. aku pelum pernah coba deh ini, terlihat simpel dan bikin ribet ya.. tapi punya banyak manfaat yang sangat luar biasa untuk kesehatan mental kita.. khususnya para ibu ibu nih yang kegiatan hariannya udah banyak banget

    BalasHapus
  3. Ih cantiknyaaa gambar doodle dan zentangle nya!

    Ini kalau di dunia art Indonesia namanya nirmana, jadi gambar tanpa arti ya

    anyway stress healing banget sih emang mainan warna warni itu hihi

    BalasHapus
  4. coloring for stress release ya.. jadi inget tahun 2014-2015 saat itu terapi stres dengan mewarnai sedang hype-hypenya, aku pun ikutan beli bukunya juga install aplikasinya

    BalasHapus
  5. STRESS HEALING BANGEEETTT!
    Kapan2 daku mau coba ikutan juga ah
    Judeegg banget ini di rumah aja hampir setaon!

    BalasHapus
  6. art therapy, saya baru tahu mengenai hal ini.
    Apa nggak makin ruwet ya mbak, menggambar/mewarnai sampai detail gitu?
    S

    BalasHapus
  7. Jaman dulu aku masih duduk dibangku SMU suka bikin gambar ginian, apalagi ini ku jadikan aktivitas menantikan pelajaran tambahan di tempat les. Tapi kalau sekarang gambarnya lebih menggunakan aplikasi.

    BalasHapus
  8. Hai Mbak Hana, menarik banget hasil gambarnya. Akupun suka dengan stress release melalui menggambar dan mewarnai. Berhubung ga punya adult coloring book, aku mewarnai buku gambar punya anakku sambil menambahkan motif, hihi ... Benar lho itu menenangkan. Lebih lega dan bisa mengekspresikan diri.

    BalasHapus
  9. benar ya mbak, art theraphy ini bisa melepaskan stres ya...
    aku kemarin juga coba ikut mewarnai mandala cinta

    BalasHapus
  10. Kok bisa ya orang mencibir, nggak habis pikir padahal yang dirimu lakukan nggak mengganggu dan merugikan mereka, toh untuk menyembuhkan diri sendiri...toxic pisan...ternyata banyak manfaatnya ya art therapy, jadi pengen kembali menggambar sketsa lagi deh..

    BalasHapus
  11. Wah sampai ada yang mencibir gtu mbak? Kurang kerjaan banget ngurusin hidup org hehe
    Saya pribadi release stressnya terus terang kurang cocok sama mewarnai,lbh cocok dengan cara makan atau berse2 gtu deh :D
    Kyknya emang beda2 tiap org ya, tp ya gak perlu komenin cara relases stress org lain sih hehe

    BalasHapus
  12. Cakep gambarnya, saya mah enggak berbakat, jadi enggak pede dan malah bisa bikin stres kalau disuruh menggambar, hihihi...

    BalasHapus
  13. Saya sempat mencoba art therapy untuk stres release, tapi gak bisa konsisten sih, lebih konsisten nyanyi-nyanyi atau neggak olahraga. Sekarang kalau pegang pewarna justru larinya nge-doodle. Menurutku pribadi, aku lebih menikmati mencorat-coret bikin gambar ketimbang mewarnainya sendiri.

    BalasHapus
  14. Duh, masih ada aja yang mencibir, ya. Padahal cara orang self healing kan berbeda-beda. Kalau art theraphy memang ampuh ya kenapa tidak didukung

    BalasHapus
  15. Waah baru tau ternyata Art therapy bisa menghilangkan stress. Buat emak-emak yang jenuh dengan pekerjaan rumah tangga bisa juga kali ya. Oya mbak lama-lama gambarnya bagus loh. Seperti gambar terakhir. Berarti berlatih terus bisa meningkatkan skills ya

    BalasHapus
  16. Wah ada yang masih mencibir gitu, suka nyinyir ya dengan kegiatan orang lain. PAdahal self healing tiap orang tidak sama ya. Ada juga temenku yang suka mewarnai gambar seperti ini, katanya untuk relaksasi setelah bekerja seharian

    BalasHapus
  17. Waaah jadi pengen bisa art theraphy begini Mbak. Bener-bener stress release banget.

    BalasHapus
  18. Manfaat Art Therapy sungguh terasa yaa..
    Aku juga saat mewarnai Mandala Cinta serasa kembali diajarkan makna kesabaran dan konsentrasi.

    BalasHapus
  19. Aku juga akhirnya beli buku mewarnai yg buat dewasa gitu mbak, ibuku juga aku kasih lengkap beserta pewarnanya buat ngisi waktu beliau. Bagus buat mental ya

    BalasHapus
  20. Aku kagum sama yang bisa melakukan art therapy ini. Keren banget mewarnai dan menggambar untuk self healing. Nggak usah dengerin cibiran orang ya, Kak.

    BalasHapus
  21. Bagus banget mba gambar yang terakhir, itu berapa lama menyelesaikannya mba? Jadi terasah kreativitas ya mba sekaligus bikin kita makin menyayangi diri sendiri. Serasa bebas lepas deh ketika sedang art therapy gitu ya, benar-benar hanya ada diri kita sendiri saja untuk disayang-sayang dan dituruti kemauannya. :)

    BalasHapus
  22. Art Therapy salah satu terapi yang menyenangkan ya...apalagi ada karya seni yang dihasilkan dan semua bisa lihat hasilnya..dijalankan dengan menyenangkan hasilnya juga bisa dinikmati. Semangat...

    BalasHapus
  23. Semoga sehat selalu ya Mbak, sebagai nakes mesti ekstra jaga kesehatan ya..Peluk semangat!
    Gambarnya keren-keren euy!
    Aku dulu sebelum negblog beli buku-buku untuk menggambar dan mewarnai. Juga peralatannya. Yang simpel aja..dan saat nunggu anak pulang sekolah atau les aku kerjakan. Aku selingi dengan isi buku TTS..Semua buat terapi bagiku.
    Dan memang membantu!

    BalasHapus
  24. menarik ii mbak, waktu smp saya yang walau gak bisa gambar tapi pernah ikut lomba menggambar batik dan lolos mewakili kelas. dan menggambar dan mewarnai memang menyenangkan sekaligus tantangan. kadang kalau menemani anak mewarnai justru saya yang asyik melanjutkan

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar