Menu

Kamis, 19 Oktober 2023

Dear Kamu ... yang Ngakunya Blogger tapi Jarang Update Blog

  

Hai, kamu! Iya, kamu!

Yang ngakunya Blogger tapi jarang update blog ...

Duh! Rasanya seperti ditampar-tampar saat membaca kalimat pembuka itu. Betapa tidak, begitu selesai membaca, saya jadi ingat dengan blogku. Sudah lama sepertinya saya tidak menulis di blog ini. Tulisan terakhir dulan Maret lalu saat mulai masuk bulan Ramadhan.

Sebenarnya tidak ada yang mewajibkan untuk update blog. Ini, sih, kesadaran masing-masing, ya. Kalau mau blognya bagus, ya dirawat. Salah satu caranya, ya, dengan rajin update tulisan di blog. Apalagi kalau blognya diniatkan untuk di-monetize. Wah! Butuh effort lebih, tuh, untuk merawatnya. Namun tentu saja, semua akan ada hasilnya, Insya Alloh. Dilirik brand atau pihak yang membutuhkan jasa kita sebagai blogger, misalnya. Lalu mengalirlah gemerincing cuan, haha.

Kesambet apa, ya, saya bisa nulis seperti di atas. Padahal nyatanya saya sendiri hiatus beberapa lama, hihi. Barangkali saya baru saja mendapat hidayah. Kemudian mencoba kembali membenahi blogku yang mulai lumutan karena tidak terurus dengan baik.

Nah, kebetulan banget Kumpulan Emak Blogger (KEB) mengadakan Blog Challenge untuk memperingati hari Blogger Nasional. Menurutku ini momen yang pas buatku untuk mulai menulis di blog lagi. Sehari satu pos, bismillah ...

 

Jadi, Selama Ini Kemana Aja?

Ada. Ada. Sayanya ada, tapi memang jarang menyentuh blog ini. Etapi bukan berarti saya sudah tidak suka menulis lagi, ya. Saya masih tetap menulis, kok. Namun fokusnya agak bergeser sedikit.

Yup! Dua tahun terakhir, saya jeda sebentar dari nge-blog. Saya sedang fokus belajar menulis fiksi. Saya mengambil beberapa kelas, baik gratis maupun berbayar, untuk menambah ilmu di dunia kepenulisan fiksi. Saya juga bergabung dalam beberapa komunitas menulis fiksi dan bertemu banyak teman baru.

Saya merasa menulis fiksi itu berbeda dengan menulis non fiksi, termasuk ngeblog. Meski sama-sama butuh riset sebelum menulis, tapi eksekusinya berbeda.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya saya menulis fiksi. Selain ngeblog, saya juga sudah terbiasa menulis fiksi sejak lama. Hanya saja, selama ini saya menulis flasfiction dan juga cerpen. Tulisan fiksi yang pendek-pendek, yang bisa selesai dibaca hanya dalam sekali duduk.

Saya ingin mengembangkan kemampuanku dalam menulis fiksi. Saya sedang belajar menulis novel. Meski sama-sama fiksi, tapi bagiku menulis novel sedikit berbeda dengan menulis cerpen. Biasanya cerpen ditulis dalam kurang lebih 5 halaman, sedangkan novel ditulis bisa mencapai 150-200 halaman.

Butuh semangat dan napas panjang saat menulis novel. Persiapannya pun sedikit butuh effort. Sebelum menulis novel, saya harus mempersiapkan premis, penokohan, synopsis, dan outline. Hal-hal sepert inilah yang sedang saya pelajari.


Baca juga >>> Semangat Berbisnis dengan Aplikasi Akun.biz


Ternyata, menulis novel itu tidak sesederhana bayangan saya dulu. Setelah saya mengikuti beberapa kelas menulis fiksi, terutama novel, ternyata ada banyak sekali teori dalam menulis novel. Mata dan pikiranku seolah terbuka dengan banyaknya ilmu yang belum pernah kuketahui. Inilah yang membuatku semakin semangat untuk terus belajar dan mencoba mempraktekkan teori-teori tersebut.

Seperti halnya penulis lainnya, terutama Anda para author, pasti punya naskah-naskah terbengkalai. Naskah-naskah yang sudah dimulai tapi tak pernah diakhiri. Macam hubungan, digantung, gitu. Hayo, ngaku! Saya pun punya naskah-naskah ini. Entah sudah berapa tahun ceritanya tidak pernah selesai. Mengendapnya terlalu lama di laptop. Bukan karena alurnya yang rumit atau panjang berjilid-jilid, tapi memang tidak pernah disentuh lagi.

Selama belajar menulis novel, saya membuka kembali folder bertuliskan Bank Naskah di laptop, sub folder Novel. Saya menemukan banyak cerita tidak tamat di sana. Saya membuka folder satu per satu lalu mencoba memilih satu diantaranya. Saya merombak naskah novel tersebut, lalu saya sesuaikan dengan ilmu menulis yang baru saya terima.

 

Lalu, Apa Hasilnya?

Salah satu cara agar saya tetap bersemangat melakukan sesuatu adalah bergabung dengan komunitas. Termasuk ketika saya mulai belajar menulis fiksi. Saya bergabung ke salah satu komunitas penulis fiksi. Syarat masuk menjadi anggota saat itu, harus mampu menyelesaikan tantangan menulis novel dalam waktu ± 45 lima hari.

Sebagai pemula, saya ragu bisa menyelesaikannya. Saya membayangkan, bakal ngos-ngosan nulisnya. Belum lagi pengembangan cerita dan karakter tokoh. Namun ketika berhasil nanti, hitungannya ini bisa jadi novel perdanaku. Galau, nih. Lanjut apa nggak?

Kemudian saya ingat, dalam ngeblog pun sering ada tantangan menulis one day one post yang bisa berlangsung seminggu, atau bahkan sebulan. Jadi, kurang lebih vibes-nya samalah, ya. Menulis setiap hari sejumlah minimal 1000 kata.

Pada akhirnya saya menantang diri. Saya menulis novel perdana, The Sign, dalam 36 chapter. Dalam satu chapter kurang lebih 1000-1500 kata. Saya pernah menuliskan proses penulisan novel The Sign beberapa waktu lalu. Anda bisa membacanya di artikel Writing Journey 2022 berikut.


Baca juga >>>  Mengenal Art Theraphy Sebagai Bagian dari Stress Release


Naskah novel pertamaku dipinang penerbit lalu diterbitkan pada akhir tahun 2022. Pada tahun berikutnya, saya kembali ditantang menulis novel. Jika novel The Sign bergenre science fictionromance, untuk cerita novel keduaku ini bergenre mysteriromance.

Naskah novel keduaku ini, Bias, dipinang penerbit pertengahan tahun 2023 lalu. Sekarang, naskah Bias sedang masuk ke redaksi dan menunggu pemilihan cover. Nanti kalau kandidat cover sudah jadi, bantu saya memilih cover-nya, ya, hihi.

Tak henti saya mengucap syukur Alhamdulillah atas kesempatan yang Alloh berikan padaku. Saya berharap ini bukan akhir. Ini adalah awal bagiku untuk terus menulis. Saya tidak akan berhenti menulis dan akan berusaha terus menyelesaikan satu per satu naskah novelku yang sudah mangkrak bertahun-tahun. Saatnya membongkar dan membacanya ulang, lalu melakukan perbaikan di sana sini.

Oiya, untuk novel Bias, saya belum menuliskan proses penulisannya. Rencananya saya akan menuliskannya saat nanti novel keduaku ini sudah launching. Doakan semoga dimudahkan dan dilancarkan, ya, BESTie.

Setelah menyelesaikan novel kedua, saya mulai mempersiapkan novel ketiga, Bukan Monster in Law. Saya menuliskan semua novelku di aplikasi Wattpad. Silakan meluncur untuk membaca cerita-ceritaku. Atau barang kali ada yang berminat membeli buku fisiknya, bisa langsung pesan di PenerbitCerita Kata.

Lantas, apakah cerita di Wattpad akan sama dengan versi cetaknya? Oh, tentu tidak!

Ada banyak perbaikan di sana sini pada novel versi cetak. Tentu saja ini semua dibawah pengawasan editor, ya. Ada juga bonus chapter tambahan yang membuat cerita versi novelnya lebih komplit.

 

Mulai Aktif lagi Menjadi Bookstagrammer

Sebuah nasehat untukku. Kalau Anda ingin menulis sebuah cerpen, makan Anda harus membaca minimal 5 cerpen. Sedangkan kalau Anda ingin menulis sebuah buku, maka Anda minimal membaca 5 buku.

Itu yang saya lakukan ketika akan menulis novel-novel ini. Saat akan menulis novel The Sign bergenre Sci-Rom, saya banyak membaca novel Science fiction dan Romance. Beberapa novel itu di antaranya Divergent, Insurgent, Allegiant. Karena dalam kisah ini juga dibumbuhi pertarungan, saya pun membaca beberapa novel yang menghadirkan adegan pertempuran seperti I am Number Four, Six, dll.

Sedangkan saat proses penulisan novel Bias, saya banyak membaca novel thriller dan misteri. Ada novelnya Trio Detektif, novel-novel karya JD Robb, dll. Selain membaca, saya juga nonton film. Keduanya banyak memberikanku inspirasi saat mempersiapkan sampai proses menulis novel.


Baca juga >>> Kenali Penyakit Kulit Kusta dan Cara Menghindari Kecacatan Akibatnya


Seperti yang sudah-sudah, saya selalu membuat catatan berupa review setelah membaca sebuah buku. Saya biasa menuliskan mini review di bookstagram-ku di hanaandbooks. Namun kalau ingin membaca versi lengkapnya, saya juga menuliskan review beberapa buku tersebut di blog Cerita Hana. Bila berkenan silakan mampir 😊

Tuh, kan! Sebenarnya saya nggak hiatus-hiatus amat. Masih menulis di blog juga, tapi memang tidak di lifestyle blog Coretan Hana ini, melainkan di book blog Cerita Hana. Blog terakhir ini sengaja kubuat untuk mendukung kegiatanku sebagai bookstagrammer,  hehe.

Sekarang, saya sudah mulai melirik kembali blog ini lagi. Namun apa daya, saya masih angot-angotan nulis di sini. Untung saja saya ketemu momen KEB ini dan langsung bersemangat kembali menulis. Yeah, meski tulisan perdana ini lebih banyak curhatnya, ya, haha.

Nggak apalah, ya. Namanya juga pemanasan. Harapannya, sih, saya bisa menyelesaikan challenge ini hingga akhir. Dan setelahnya, saya tetap bersemangat mengisi blog ini meski sudah tidak setiap hari lagi. Paling tidak seminggu sekali saya bisa update artikel baru. Ikut mengaminkan, dong!

 

 

~ Hana Aina ~



Baca juga, ya ...






 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berbagi komentar