Minggu, 03 Agustus 2014

TINKER GAMES : Sajikan Game Lokal yang Mengglobal


Siapa yang tidak suka bermain game? Hampir setiap orang sekarang ini suka memainkannya, terutama anak-anak. Game mudah ditemui dimana saja apalagi dengan menjamurnya gadget dengan banyak aplikasi di dalamnya, salah stunya adalah game.
Dahulu kala, perusahaan pembuat game diminopoli oleh dunia barat. Kalaupun ada di Asia, Jepang adalah penguasanya. Namun siapa sangka, kini Indonesia boleh berbangga. Putr- putra terbaiknya telah mampu membuat dan mengembangkan aplikasi game digital dengan kualitas yang tidak kalah bagusnya.
Berawal dari kegemarannya bermain game, Muhammad Ajie Santika, seorang alumni Institut Teknologi Bandung atau ITB angkatan 2011, berkeinginan membuat aplikasi game sendiri. Bersama beberapa temannya yang sesama alumni ITB, dia memulai petualangannya dengan mengikuti berbagai turnamen mobile games, seperti yang diselenggarakan oleh nokia feature phone dan windows phone.
Tidak mau berhenti sampai di situ. Anak-anak muda ini bersepakat untuk membuat sebuah perusahaan aplikasi game bernama Tinker Games. Nama Tinker diambil dari istilah to tinker yang berarti merakit benda-benda kecil hingga menjadi sesuatu yang besar dan memiliki nilai tambah. Diharapkan dengan diciptakannya game-game baru tersebut dapat memberikan hiburan dan kepuasan tersendiri bagi para penikmatnya. Walaupun usaha game developer ini masih seumur jagung namun jangan dianggap sebelah mata. Game-game yang dihasilkan oleh Tinker Games memiliki kualitas grafis yang mampu bersaing dengan buatan luar negeri. Selain tampilannya yang menarik, game-game ini juga seru untuk dimainkan.
Semenjak berdiri November 2011, Tinker Game telah berhasil mengembangkn 8 buah mobile games. Diantaranya adalah Soccer Girl Adventure yang bekerjasama dengan Touch Ten dan diluncurkan bertepatan dengan Euro 2012, Steam Fortrees, dan Backyard Madness. Namun yang paling fenomenal adalah game INheritage : Boundary of Existence yang meraih gelar The Best Prototype. Bahkan game ini berhasil menduduki peringkat pertama pada kategori Top Paid Apps di Apps Store Indonesia. Ini adalah sebuah game bertemakan budaya Indonesia yang mengangkat keberagaman budaya dari berbagai daerah dan kota di Indonesia. Game ini mengambil setting suasana yang sangat Indonesia seperti kota Bandung, Sukabumi, Bogor, serta Garut. Selain itu, masuknya unsur lain dari Indonesia seperti penggunaan motif batik, background music dan sound effect gamelan, dan hantu-hantu versi Indonesia membuat game ini sangat Indonesia. Game ini mendapat banyak pujian dari pengamat industri games karena kemampuannya menembus pasaran Internasional, terutama Jepang.


Memang tidak mudah menjadi interpreneur. Terutama dalam hal pendanaan. Namun mereka tidak pantang menyerah. Setelah berusaha dengan membuat proposal bisnis dan menawarkannya pada beberapa pihak, akhirnya mereka bertemu dengan Systec. Bersama Systec inilah, akhirnya pada tahun 2012 Tinker Game resmi menjadi badan usaha dengan nama PT Tinker Interaktif. Perusahaan ini terus berkembang dengan berbagai inovasinya. Bahkan pada tahun 2012, Ajie dan kawan-kawannya berhasil meraih juara 3 di ajang Nokia Game Developer War. Tidak hanya itu, berbagai prestasi juga berhasil mereka raih, seperti juara 3 Industry Creative Festival, Finalis Indonesia ICT Award dan juara 2 Indonesia Game Show untuk kategori Feature Phone
Puncaknya, pada tanggal 23 Mei 2013, Muhammad Ajie Santika didaulat menjadi CEO Tinker Games. Ajie merasa ini adalah sebuah tantangan bagi dirinya untuk terus mengembangkan Tinker Games. Memperluas jaringan dan memperbanyak keikutsertaan pada lebih banyak kompetisi adalah salah satu strategi yang dijalani. Dengan menerapkan hal tersebut, Ajie berharap akan bertemu dengan lebih banyak orang sehingga Tinker Games akan lebih banyak dikenal.
Ajie menyadari ketatnya persaingan pada bisnis dunia digital. Namun Ajie percaya dengan adanya adaptasi yang baik dan cepat terhadap perubahan situasi dan lingkungan, networking yang luas, serta persistence yang baik akan dapat membawanya kepada keberhasilan. Ajie berharap, Tinker Games dapat menjadi wadah kreatifitas anak muda di Indonesia, serta menjadi industri game digital terbaik di Asia, sehingga akan lebih banyak lagi produk kreatifitas yang diciptakan dalam bentuk yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berbagi komentar