Sabtu, 05 November 2016

Saat Blogger Kejawil Blogger


Ada sesuatu yang seru beberapa waktu terakhir. Ada beberapa blogger yang mengadakan jawilan blogger. Jadi, beberapa blogger akan memberikan tantangan kepada blogger lain dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab. Tentu saja, semua dituangkan dalam bentuk tulisan. Ini semacam menulis santai, melepas ketegangan sekaligus bernostalgia.

Kebetulan saya mendapat jawilan dari blogger kawakan, Mbak Ety Abdoel. Setelah Mbak Ety menyelesaikan tantangan dari blogger lain, giliran dia yang menantang blogger lain. Salah satunya saya. Aih, baiklah. Kita lihat, apakah saya masih dapat mengingat kembali, bernostalgia dengan waktu yang telah berlalu?

1.             Siapa sih guru SD yang pertama kali teringat dan kenangan asyik bersama beliau?
Saya belajar di sekolah dasar swasta. Mayoritas murid di sekolah tersebut adalah anak keturunan Timur Tengah dan Asia Selatan. Semua teman saya adalah perempuan. Yeah, sekolah saya memang khusus untuk anak perempuan saja. Guru yang mengajar di sana juga kebanyakan adalah perempuan. Saya hanya punya 2 guru lelaki. Selebihnya adalah perempuan.

Jika mengenang para guru di sekolah dasar, ada satu guru yang berkesan untuk saya. Etapi bukan berarti guru saya yang lain tidak, ya. Hanya saja beliau memberi kenangan tak terlupakan. Namanya adalah Bu Didik. Saya lupa nama panjang beliau, hehe (^_^!) #MuridDurhaka.

Bu Didik berpostur tubuh mungil. Beliau mengajar mata pelajaran kerajinan dan ketrampilan atau yang biasa disebut PKK. Ini adalah salah satu mata pelajaran yang saya suka, selain IPA dan Matematika. Pelajaran ini membuat saya dapat meng-ekplore kemampuan dan imajinasi akan seni ketrampilan. Seperti membuat tempat pensil dari barang bekas, membuat wayang, bahkan rangkaian bunga.


Dari pelajaran PKK pulalah saya mulai menyukai jahit menjahit dan menyulam. Saya membuat sendiri sarung bantal, taplak meja, rok, dll, dengan jahitan tangan. Saya belajar nge-sum, memasang resliting dan membuat itik untuk kancing secara otodidak hanya dengan mengamati. Saya juga belajar memakai pemidangan (lingkaran untuk mengunci kain agar kencang saat disulam), memilih degradasi warna pada benang, dan juga berbagai macam jenis tusukan.

Etapi itu dulu. Sekarang saya tidak seaktif itu. Saya hanya sesekali menjahit, membuat ketrampilan, dan juga menyulam. Itupun kalau saya sedang ingin membuat sesuatu. Karena jarang dipraktekkan lagi, beberapa ilmu itu mulai kabur dari ingatan. Sayang sekali, ya. Hehe

Yeah, beginilah kalau ilmu jarang dipraktekkan. Sekarang saya sudah sibuk dengan yang lain. Tapi sesekali saya masih ingin melakoni hobi lama itu. Dan saya berterimakasih kepada Bu Didik yang telah memperkenalkan ketrampilan sebagai pelajaran yang mengasyikan ^^

2.             Teman SMP yang pertama kali teringat dan cerita asyik dengannya?
Teman sebangku saya saat SMP ini memiliki nama yang panjang. Tapi saya lebih suka memanggilnya Alfa, agar lebih mudah untuk mengingatnya. Tanya kenapa? Karena Alfa merujuk salah satu simbol dalam matematika dan fisika: Alpha, Gamma, Beta, dan Tetra. Hehe ... #DikeplakAlfa

Alfa adalah cewek yang baik hati, lebut, dan keibuan. Rumahnya terbilang jauh jika diukur dari sekolah. Apalagi kalau diukur dari rumah saya, jauh banget. Setiap hari Alfa berangkat dan pulang sekolah naik bus. Dia naik bus rombongan dengan anak-anak lain yang tinggal berdekatan dengan wilayah rumahnya.


Kebetulan sekolah SMP saya libur di hari Jum’at, bukan Minggu. Saat libur, terkadang saya bermain ke rumah Alfa. Tidak seperti Alfa, saya tidak terbiasa naik kendaraan umum saat itu. Kemana-mana saya selalu naik sepeda mini berwarna hijau dengan keranjang berwarna putih. Lumayan juga bersepeda dari rumah saya hingga rumah Alfa, kurang lebih satu jam perjalanan.

Saya senang bermain ke rumah Alfa, rumahnya mungil tapi asri. Yang paling saya suka, rumahnya bersebelahan dengan rel kereta api. Entah kenapa, saya merasa senang saat kereta lewat. Saya selalu berlari ke jendela untuk melihat. Saat kereta lewat, lantai kamar Alfa bergetar. Dan saya selalu bertanya, “kok bisa, sih?”, haha (^_^!) #NorakBangetSayaTernyata

Ibu Alfa adalah ibu rumah tangga. Dia baik dan ramah. Hubungan Alfa dengan ibunya sangatlah dekat. Terkadang ini membuat saya iri. Mereka terlihat seperti teman (T_T)

Tulisan tangan Alfa bagus dan rapi. Beda sekali dengan tulisan tangan saya, hehe. Dari Alfa, saya belajar menulis dengan rapi. Saya sering meminjam buku catatannya, lalu memperhatikan setiap huruf yang ditulisnya. Saya juga sering mengamati bagaimana cara Alfa menulis hingga menghasilkan goresan huruf yang bagus.

Seperti kebanyakan remaja yang sedang bertumbuh, saya dan Alfa saling terbuka satu sama lain. Meski kepribadian kami saling bertolak belakang. Alfa sosok yang ceria, mudah bergaul, dan selalu memperhatikan sekitar. Sedang saya lebih pendiam (percaya?!), dan kalau sudah asyik dengan sesuatu saya akan fokus. Hal itu tidak menghalangi kami untuk bersahabat, saling share hal-hal pribadi. Termasuk saat ada kakak kelas yang naksir saya #Uhuk, tapi tidak saya respon. Alfa ngomel, seperti seorang ibu yang sedang menasehati anaknya, haha :D :D

3.      Apa kuliner di luar kotamu yang pertama kali diingat, di mana lokasinya dan apa istimewanya?


Saya tinggal di kota Solo. Kalau ngomongin kuliner kota Solo, banyak banget. Ada tengkleng, nasi liwet, cabuk rambak, dll. Tapi kalau saya ditanya kuliner kota lain yang pertama saya ingat adalah Nasi Campur Bali.

Pertama kali saya mengenal Nasi Campur Bali saat menghadiri acara sebuah komunitas blogger di Solo. Kebetulan saat itu sedang diadakan beauty class di sebuah tempat bernama Marocco Lounge. Marocco Lounge sendiri adalah salah satu tempat kumpul di Solo. Semacam restoran gitu. Keunikan dari tempat ini adalah desain interiornya yang dibuat ala Timur Tengah.

Nasi Campur Bali adalah nasi putih yang disajikan dengan beberapa lauk. Ada sayur trancam, daging sapi yang dibuat sate lilit, suwiran ayam yang dimasak pedas, lalapan mentimun dan daun kemangi, dan juga emping. Yang paling suka dari semuanya adalah sayur trancam-nya. Selain karena saya penikmat sayuran, bumbu yang digunakan terasa cocok di lidah saya. Itu sebabnya saya suka.

4.             Kapan terakhir kali baca koran edisi cetak? Apa namanya dan dimana bacanya?
Wah, kapan, ya. Saya bahkan tidak ingat. Sepertinya sudah lama saya tidak membaca koran edisi cetak. Saya tidak berlangganan koran, pun orang-orang di sekitar saya. Itu sebabnya saya jarang baca koran cetak.

Kalau pun saya membaca koran cetak, biasanya saya menemukannya di tempat kerja tergeletak begitu saja. Mungkin koran itu milik rekan kerja saya yang tertinggal. Atau kalau tidak, saat saya menunggu di sebuah tempat umum, seperti menunggu di antrian periksa dokter, biasanya disitu disediakan koran. Untuk membunuh jenuh, saya membaca koran.


Karena saya tinggal di kota Solo, koran yang biasa saya temui dan pinjam untuk dibaca adalah Harian Solopos. Di Harian Solopos ini, berbagai macam peristiwa di daerah Solo dan sekitarnya diangkat di sini. Selain itu juga ada berbagai liputan acara yang diselenggarakan di Solo Raya. Dan yang tidak ketinggalan adalah kiriman tulisan dari para pembaca Harian Solopos. Salah satunya adalah rublik Jon Koplo.

Rublik Jon Koplo berisikan cerita sehari-hari. Ada 3 tokoh yang berperan di sini; Jon Koplo, Lady Cempuk, dan juga Tom Gembus. Kisah-kisah di rublik ini berdasarkan pengalaman nyata baik dari penulisnya sendiri ataupun orang lain. Biasanya kisahnya yang tergolong jenaka. Dan ini sangat menghibur pembaca.

5.         Jika sempat meletakkan gadget dan melihat sekeliling di tempat umum, apakah kamu melihat keberagaman (manusia) yang ada? Apapun jawabannya, maka apakah yang ada di benakmu melihat ini?
Ya. Ada saat saya berada di tempat umum, sesekali saya melihat ke gadget hanya untuk mengecek kalau-kalau ada pesan penting masuk. Namun jika tidak, saya masukkan kembali gadget ke dalam tas.

Biasanya ada 2 hal yang saya lakukan setelahnya. Membaca buku, atau hanya diam. Tapi diam di sini bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Saya lebih mencoba menikmati lingkungan di sekitar saya. Baik itu suasana-nya maupun manusia-nya.

Bagi saya, setiap manusia terlahir unik. Baik unik secara fisik, sikap, maupun pemikiran. Dan diantara ketiganya, saya lebih tertarik untuk memperhatikan sikap orang-orang di sekitar saya.


Sebagai contoh, saat berbelanja di supermarket, ada saja orang yang tidak mau bersabar dan tertib. Maunya cepat dan main serobot. Jika sudah demikian, tentu akan mengganggu kenyamanan yang lain. Nah, ada juga sebaliknya. Saat antrian panjang, ada anak-anak yang asrama yang harus segera kembali ke mess. Namun antrian masih panjang dan mereka hampir terlambat. Atas kebaikan pembeli yang lain, mereka mengikhlaskan antriannya dilewati. Mereka mempersilahkan anak-anak asrama tadi untuk membayar di kasir terlebih dahulu.

Contoh yang lain, saat antri mengambil obat, saya mendengar seorang pasien yang hampir saja berdebat dengan petugas kesehatan. Petugas yang saat itu sedang menerangkan penggunaan obat yang diminum hanya 1x sehari, dibantah oleh pasien. Pasien merasa bahwa obat tidak akan manjur kalau hanya diminum 1x sehari. Padahal dosis dari obat tersebut memang demikian. Namun pasien tetap ngeyel dan akan tetap meminum obat tersebut 3x sehari.

Ada lagi, nih. Saat saya sedang menunggu seorang teman di sebuah halte dekat perempatan, di saat lampu berwarna kuning, ada saja orang yang tidak sabar dan membunyikan klakson dengan bertubi-tubi. Padahal lampu masih kuning, belum hijau. Hadeehh ... Namun di sisi lain, ada juga pengendara yang rela menurunkan kecepatan untuk memberi kesempatan penyeberang jalan lewat. Padahal, bisa saja dia membunyikan klaksonnya untuk mengisyaratkan kalau dia ingin lewat duluan.

6.             Apakah angkutan umum terakhir yang kamu naiki? Asik nggak sih perjalananmu?
Dahulu, saat saya masih kuliah, angkutan umum adalah satu-satunya pilihan bagi saya saat ingin pergi kemana-mana. Maklum, saat itu saya belum memiliki sepeda motor. Jadi, kemana-mana naik angkutan umum.


Angkutan umum yang biasa saya naiki saat itu adalah bus dan angkot. Sampai sampai saya hafal betul nama, nomer, dan jalur-nya. Maklum, karena seringnya naik angkutan umum, sampai-sampai saya hafal dengan sendirinya. Menurut saya, itu penting. Bayangkan kalau Anda harus naik angkutan umum namun tidak mengetahui jalurnya. Bisa tersesat, kan? ^^

Sekarang ini, saya termasuk jarang naik angkutan umum. Ini terjadi semenjak saya memiliki sepeda motor. Sampai sekarang, kemana-mana saya naik motor. Saya memanggilnya blacky, karena warnanya hitam. Si Blacky adalah soulmate saya sekarang. Kemana-mana selalu berdua, haha :D :D

Etapi, pernah sesekali saya meninggalkan blacky dan naik angkutan umum. Ini biasanya terjadi saat saya harus pergi ke tempat yang jauh. Blacky saya tinggal di rumah, kalau tidak saya tinggal di tempat parkir lalu saya ganti dengan transportasi lainnya.

Angkutan umum yang terakhir saya naiki adalah taksi. Mengasyikkan? Sangat tidak mengasyikkan. Bukan karena taksinya yang tidak asyik. Tapi memang situasinya yang tidak menyenangkan.

Jadi ceritanya, saat itu saya menghadiri sebuah acaar di Jogjakarta. Saya berangkat naik kereta pukul 10 pagi dan berencana pulang pukul 4 sore. Saat itu PT. KAI tidak memperbolehkan penumpang membali tiket bolak balik secara langsung untuk kereta Pramek jurusan Solo-Jogja maupun sebaliknya. Jadi beli tiketnya saat akan berangkat saja. Sayangnya, saya yang saat itu pergi bersama Mbak Ety, tidak mengetahui kalau tiket mulai dijual beberapa jam sebelum keberangkatan. Sedangkan kami selesai acara tepat beberapa menit sebelum keberangkatan. Alhasil, kami kehabisan tiket (T_T)

Kalau masih menginginkan naik kereta, kemungkinan kami baru dapat tiket untuk keberangkatan Jogja-Solo pukul 7 malam. Serius?! Iyes, dan itu berarti saya akan tiba di Solo 1,5 jam kemudian. Huaa ... Malam sekali (-_-!).

Akhirnya, Mbak Ety memberi solusi untuk naik bus. Untung saja, hanya beberapa menit setelahnya, kami berhasil mendapatkan bus untuk pulang. Kami naik bus antar propinsi. Sayangnya bus tersebut tidak bisa mengantarkan saya sampai stasiun. Si Blacky saya tinggal di stasiun. Jadi, mau tidak mau, saya harus kembali ke stasiun lagi.

Setelah sampai di Solo, saya turun dari bus di pertigaan Waroka. Dari sana saya beralih ke angkutan umum taksi. Di satu sisi, saya bersyukur karena saya sudah bisa sampai Solo dangan selamat dan masih ada taksi yang mengantarkan saya sampai stasiun. Namun di sisi lain, saya harus membayar 30K untuk sebuah perjalanan yang ditempuh kurang dari 5 menit naik taksi. Huaaa ...Mahaaalll ...!!! (>_<)

7.             Apakah pagi ini sempat melihat matahari terbit? Kenapa?


Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan melihat kembali matahari terbit. Pagi ini saya keluar rumah untuk jogging. Kebetulan jalur yang biasa saya lalui, melewati sebuah jembatan. Sungai di bawah jembatan memanjang dari barat ke timur. Jadi, ketika saya berdiri di jembatan dan melihat ke timur, saya dapat melihat matahari terbit.

Sayangnya pagi ini matahari tidak nampak penuh. Sinarnya sampai ke bumi namun wujudnya tidak terlihat bulat penuh. Dia bersembunyi di balik awan mendung yang menggelayut tipis di langit.

Ada kala, saat langit cerah dan tanpa awan, matahari terbit akan nampak bulat penuh dan berukuran besar. Warnanya kemarahan hingga oranye. Semakin naik akan semakin warnanya akan semakin menguning.


Nah, lumayan asyik jawilan blogger ini. Selain bisa menulis bebas, ini juga mengajak saya bernostalgia pada beberapa orang maupun peristiwa yang pernah saya alami. Terimakasih kepada Mbak Ety yang sudah njawil saya. Next time kalau ada lagi, boleh kok saya dijawil lagi, haha :D :D



- Hana Aina -



Baca juga, ya ...

30 komentar:

  1. pertanyaan-pertanyaan dari Jawilan blogger ini Kreatif banget ya Mbak. Menyenangkan membacanya. Saya jadi ikut memikirkan teman pertama saya di SMP dulu. Untung banyak cerita dengannya jadi langsung teringat :)

    BalasHapus
  2. Jawilan yang seru dan bermanfaat nih

    BalasHapus
  3. Wah bikin kembali ke cerita cerita seru masa lalu

    BalasHapus
  4. Waah..seneng ada guru ketrampilan menjahit..


    Dlu jaman SMP g ada jahit menjahit..yg ada malah pertukangan..yeaah..jd bs buat meja n kursi saya ini.. :D

    BalasHapus
  5. seru banget tantangannya. pengen ikutan dong, hehe. Adanya jawilan blogger gini, menurut aku bisa ngebantu kalau tengah menghadapi writer's block. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha ...

      Iya, Mbak. Lumayan refreshing ini ^^

      Hapus
  6. Hiks, kalau aku yang dapat jawilan, dua pertanyaan pertama aku enggak bisa jawab namanya. Aku payah banget kalau berhubungan dengan mengingat nama T_T.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba diingat lagi, Mbak. Mungkin ada foto kenangan ^^

      Hapus
  7. Mba Hana rajin jogging ya? gooodd..

    betewe, Jon Koplo emang selalu bikin penasaran yaa.. tulisan lucu apalagi yg akan kita baca hari ini, hehe.. dan yang paling penting, siapa penulisnya? saya kah? hehehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uhuk ...

      Kalau saya sih yang penting saya kenal penulisnya, haha :P :P

      Hapus
  8. haha. pertanyaan nomor 4. bingung jg ya. kapan ya. kebanyakan baca blog sih

    BalasHapus
  9. Pas banget nih denganku yang nomor 7. Apakah pagi ini sempat melihat matahari terbit? Kenapa? Kebetulan, pagi ini saya harus mengantar anak-anak ke sekolah karena pak suami lagi tugas di luar daerah. Seru karena berjalan kaki dan pulangnya berlumuran peluh. But, i love it....

    BalasHapus
  10. wah kalau aku sih yang paling kuinget guru yang paling baik, ganteng, n lucu. postingannya kece mb

    BalasHapus
  11. Iya i..mbak hana ingatannya kuat.. Klo aku ditanyain pertanyaan serupa, jangan-jangan mayoritas jawabanku adalah.. Lupa..:-)

    BalasHapus
  12. Pertanyaannya umum tapi mungkin hampir gak terpikirkan untuk dibuat postingan. Menarik sekali, suka

    BalasHapus
  13. Weee, kalo gini saya jadi ingat jaman masih sekolah di madrasah ibtidaiyah :)
    Kalo kuliner di luar kota yang langsung saya ingat adalah lontong balap yang ada di Surabaya.

    BalasHapus
  14. Wah, langsung ikutan mikir jawabannya.
    Benar banget nih, menuliskankan kembali perjalanan usia dan mengapresiasinya itu bisa sebagai self healing juga ya.
    Good job.

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar