Minggu, 07 Februari 2016

PUTIH ABU-ABU GO TO VILLAGE


Dari sekian banyak jenjang pendidikan, menurut Saya, yang paling berkesan adalah saat berseragam putih abu-abu. Bagaimana tidak, saat berseragan putih abu-abu adalah saat memasuki jenjang remaja. Usia tanggung nih. Anak-anak bukan, dewasa juga bukan. Dan di usia ini adrenalin sedang tinggi-tingginya. rasa penasaran dan ingin coba-coba.
Banyak sekali kenangan tak terlupakan dimasa-masa ini. Salah satunya adalah saat Saya beserta teman-teman melakukan Bina Desa. Ini adalah salah satu program ekstra kulikuler yang diadakan sekolah, namun mengambil tempat di luar sekolah. Sebelumnya, kenalan dulu ya dengan sekolah Saya. Sekolah SMU Saya adalah sekolah swasta dengan hari libur di hari Jum'at. Nah, saat hari Kamis tiba, yang notabennya adalah hari weekend buat kami, anak-anak yang tergabung dalam kegiatan ekstra kulikuler BIna Desa tidak langsung pulang. Kami bersama bapak ibu guru pembimbing berangkat ke desa binaan yang tak jauh dari kota kami, Solo. 
Kami naik angkutan umum, berombongan, menuju sebuah desa yang memiliki keadaan jauh berbeda dengan keadaan yang biasa kami temui. Jangan berharap jalanan mulus di sana. Adanya jalanan berkelok, kemudian naik, lalu menikuk tajam. Tak jarang kami harus turun karena angkot tidak kuat menanjak. Angkutan yang kami tumpangi hanya bisa mengantar sampai di depan desa. Selebihnya kami harus berjalan kaki menuju base camp. Lagi-lagi, jangan berharap jalanan beraspal. yang adalah jalan bebatuan terjal. Rumah yang menjadi base camp kami adalah sebuah rumah khas pedesaan dengan pelataran luas. Biasanya pelataran ini digunakan untuk menjemur padi saat panen tiba. Dinding rumah terbuat dari kayu, begitu pula tiang penyangganya. Atapnya sudah menggunakan genting meski tidak ada lapisan internitnya. Begitu pula lantainya, hanya cor-coran biasa.
Setibanya di base camp, kami disambut oleh bapak ibu pemilik rumah. Kami dipersilahkan beristirahat. Hanya ada 1 kamar di sana. Jadi, kamar tersebut diperuntukkan untuk para cewek. Sedangkan cowok cukup dengan beberapa tikar yang di tata di ruang tamu. Dalam sekejab mereka sudah bertumbangan untuk beristirahat. Maklum, ruang tamu di rumah pedesaan memang luas. Tidak hanya bisa diisi kursi dan meja. Mau footsal di sana juga bisa, haha :D :D
Menjelang maghrib tiba, dimulailah petualangan kami. Kami akan membagi diri menjadi beberapa kelompok. Sebagian menuju ke masjid untuk mengajar TPA, sebagian lagi tetap di base camp untuk memasak makan malam. Alangkah terkejutnya kami, bukan karena dapur yang berlantaikan tanah, atau kami harus menghidupkan tungku yang terbuat dari batu bata dengan bambu, tapi terlebih karena dapur base camp kami bersebelahan dengan kandang sapi, huahaha :D :D Ada 2 sapi besar di sana dan tidak diikat. Untung saja ada pagar kayu yang dipasang, yang memisahkan antara dapur dan kandang. Meski kadang kami kurang nyaman karena tiba-tiba kepala sapi nongol di dekat kami. Belum lagi saat kami memasak, tiba-tiba si sapi pup, huex ... (>_<)
Petualangan kami tidak berhenti sampai di situ. Saat kami akan mandi, kami dikejutkan dengan bentuk kamar mandi yang unik. Kamar mandinya besar. Yeah, bagaimana tidak. Kamar mandi yang kami miliki adalah sebuah sumur dengan bibir sumur yang lumayan tinggi (Fuih, syukurlah sudah ada bibir sumurnya), beralaskan tanah, dengan dinding terbuat dari anyaman bambu dengan tinggi kurang lebih 2x dari tinggi kami. Yang menjadikannya unik adalah, dinding yang berupa lembaran bilik ini hanya dilingkarkan begitu saja, dan tanpa atap. Nah, lho. Kebayangkan bagaimana horor-nya kami saat mandi, dikelilingi oleh pohon-pohon bambu yang menjulang tinggi. Setiap saat kami harus melihat ke sekeliling, kalau tiba-tiba ada pengintai. Haish ... Kami berasa jadi bidadari di kisah legenda Joko Tarub, haha :D :D Ini belum termasuk jika malam tiba. Karena posisi kamar mandi di luar rumah dan lampu penerangan seadanya, saat ke kamar mandi, kami harus membawa teman. Bergantian. Satu orang masuk ke kamar mandi, yang lainnya menghidupkan senter dari luar. Huahaha ... Jadi tambah horornya :D :D
Makin seru kan petualangan putih abu-abu Saya. Ini belum seberapa. Pada malam harinya, selepas Isya' dan mengikuti pengajian, kami para cewek sudah berkumpul di kamar untuk beristirahat. Maklum, tak ada televisi, jadi tidak bisa nonton sinetron, hahay .. :D :D Jadi, yang kami lakukan malam itu adalah chit chat cantik, ngerumpi ala-ala anak muda. Sambil bercerita dan ketawa ketiwi, satu per satu dari kami pun tumbang dan mulai terlelap. Saat semua mulai tenang, tiba-tiba terdengar langkah-langkah yang tak biasa yang disusul dengan suara endusan. Alangkah terkejutnya kami karena tiba-tiba sebuah kepala melongok dari balik bilik kamar. Kami pun menjerit sejadi-jadinya. Bukan karena takut. Hanya kaget karena seekor sapi tiba-tiba hendak masuk ke kamar. Rupanya, di samping kandang ada sebuah lorong yang menghubungkan dengan kamar yang kami tempati. Huahaha ... Ih, sapinya genit. Pasti sapinya cowok, ya. Tahu aja kalau di kamar ini yang ada cewek semua. Plaakkk ... Usir cantik ala Syahrini :D :D
Nah, keesokan harinya kami harus kembali ke Solo. Meski hanya satu malam saja tapi kegiatan di desa binaan selalu berkesan. Bagaimana senangnya adik-adik TPA saat kami tiba. Begitu pula bapak dan ibu yang sudah sepuh (berumur) kembali bersemangat untuk mengaji meski mereka masih terbata. Tapi semangat mereka luar biasa. Tidak kalah dengan anak mudanya. Kegiatan di desa binaan yang kami lakoni seminggu sekali ini juga memberikan banyak hikmah dan pelajaran bagi kami. Kehidupan masyarakat desa yang bersahaja, sangat berbanding terbalik dengan sikap kami yang manja. Kami belajar mandiri di sini. Belajar hidup dengan apa yang ada. Ah, andai Saya punya mesin waktu, ingin rasanya kembali ke masa itu :) :)

10 komentar:

  1. Waduuuhhh.... sapinya nakal juga ya, mau kenalan kali, hihihiii

    BalasHapus
  2. Iiiih...usir cyantik deh sapinya..hush..hush..sanaaa...
    hihi, geli juga ya kalo lagi mandi tiba2 muncul sapi ngintipin kita..wkwkwk

    BalasHapus
  3. Sukses ya mak dgn GA nya, salam kenal

    BalasHapus
  4. wuihhh.... sumurnya...
    hmmmm....
    :)

    BalasHapus
  5. Wah, asyik banget masa2 SMA sudah kayak KKN :)

    btw dulu tempat mandi dirumahku jg gitu mba.. sumur trus dipagari pakai anyaman bambu, ga ada atapnya, sampai skrg pun atapnya masih setengah :P

    Makasih banyak sdh ikut GA saya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Mbak. Semoga saya beruntung :D :D

      Hapus

Terima kasih telah berbagi komentar