Kamis, 09 Januari 2014

10 Kiat Agar Menulis Tidak Menjadi Beban

Menulislah sebagaimana air mengalir mengikuti arus ... let it flow. Menulis akan terasa lebih nyaman jika kita melakukannya tanpa paksaan. Writer block juga akan jarang mampir ketika kita menjadikan menulis sebagai rutinitas.
Jadikan menulis sebagai kebiasaan, maka tidak akan ada lagi yang namanya "mentok ide", "tidak punya waktu", atau "malas menulis"

Sebagaimana kata Peter Clark --> "Semakin sering aku menulis, semakin sering aku menulis." Semakin sering engkau menulis, maka semakin sering engkau MENULIS. Jika engkau ingin jadi penulis, sempatkanlah untuk menulis setiap hari. Meskipun itu hanya satu jam.Ingat, seorang penulis itu menulis. Sementara, calon penulis terus-menerus bermimpi ia sedang menulis. (Lupa Yang Ngomong Gitu Siapa). Semakin sering engkau menulis, jari-jari dan pikiran serta jiwamu akan semakin luwes untuk menulis.

Trik-trik ala Peter Clark berikut ini dapat dicoba untuk menjadikan menulis sebagai sebuah kebiasaan.
(a) Percayalah pada jari-jari Anda. Sesekali, biarkan ia terus menulis tanpa campur tangan si otak. Tulis dulu, edit kemudian. Menurut Clark, tulang jari-jari kita terhubung dengan saraf-saraf di otak. Jika kita membiasakan jari menulis, otak juga akan ikut terbiasa.
Dengan semakin sering menulis (membiasakan jari untuk menulis), otak juga akan terkondisikan untuk ikut "menulis". Begitulah rahasianya.

(b) Menulislah secara rutin setiap hari. Selalu sisihkan waktu khusus untuk menulis. Boleh satu jam di pagi hari, siang, sore, atau malam.
Kuncinya bukan pada "kapan waktu terbaik untuk menulis?", tetapi lebih pada "bisakah saya rutin menulis setiap hari?"

(c) Beri hadiah pada diri sendiri. Rutinitas itu membosankan, termasuk rutin menulis. Jadi, sesekali rayakanlah keberhasilan Anda.
Misalnya, jika kamu berhasil menulis sejam setiap hari dalam satu bulan, traktirlah diri sendiri. Belilah novel baru, makan es krim, dsb.

(d)Tulis dahulu, riset kemudian. Riset itu penting untuk menghasilkan karya fiksi yang berbobot, tapi jgn sampai mengorbankan kreativitas.
Tulislah ceritamu dulu, buat alur dan outlinenya. Setelah mantap, barulah melakukan riset untuk memperkuat ceritamu.
Takutnya, kalau kebanyakan riset dan data, malah tulisannya nggak jadi-jadi!

(e) Jangan malas merevisi. Kualitas muncul setelah tulisan di permak berulang-ulang.
Revisi memungkinkan kita untuk mempermak apa yang awalnya tulisan biasa menjadi karya yang luar biasa!

(f) Jaga ucapan. Hindari mengeluh "menulis itu sulit". Jangan suka ngomong "writer block", "macet ide", dan kawan-kawan. Tetaplah positif. Yakinlah bahwa menulis itu baik dan berpahala, maka kalem saja ... lanjut terus. Abaikan ucapan miring orang-orang.

(g) Bersihkan serta rapikan mejamu. Lingkungan yang rapi dan bersih akan mendukung keluarnya ide-ide baru dan segar. Menulislah saat kamu sedang menulis. Fokus. Abaikan pesan/komentar masuk, tutup Twitter, jauh-jauh dari gadget, lupakan sejenak sang pacar.

(h) Kritik itu bagus. Tapi, terlalu banyak kritik bisa melemahkan semangat. Bertemanlah dengan orang2 yg juga suka menulis, saling mendukung. Bertemanlah dengan mereka yang bisa menghargai proses menulis yang kita lakukan. Sedikit pujian tidak apa-apa kan?

(i) Batasi jumlah kata dan halaman. Penulis yang baik selalu punya batas sampai berapa kata/halaman novelnya akan ditulis. Jika penerbit mensyaratkan 150 - 200 halaman, maka tulislah sebanyak itu. Batasi jumlah halamanmu agar tulisanmu fokus dan efektif. Tanpa batas halaman yg jelas, kamu bisa melantur ke mana-mana. Maunya menulis tentang gita-cinta masa SMA, eh nulisnya sampai berumah tangga.

(j) Bawa selalu buku catatan untuk menangkap ide-ide yang sering lewat sekelebat di saat-saat kita tak siap.
Segera catat ide yang muncul. Jangan mengandalkan memori semata karena memori sesekali ingkar janji. Catat, rekam, abadikan!

Demikian, 10 kiat untuk meluweskan tangan/pikiran untuk menulis ala Peter Clark yang dikutip dari buku beliau "50 Tools of Writing". Semoga bermanfaat.


SUMBER : https://www.facebook.com/notes/penerbit-diva-press/10-kiat-agar-menulis-tidak-menjadi-beban/648987518476369

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berbagi komentar