Rabu, 24 Agustus 2011

# Tinggal #

By Hana Aina

::

Hening
Tanpa suara
Hanya desah nafas yang menggema
Matamu menatap tajam
Hingga q tak mampu membalasnya
Tinggal bulir tanpa kata
Langkah kakimu menjauh
Tinggalkan rasa di dada
Tak dapat terganti
Walau dengan nyawa

Hati ini milik siapa

Tak perlu kau tanya
Walau kau jauh di sana
Q tak akan merana
Karna hati q telah kau bawa serta
Bersama mu romantika cinta
Terasa bagai angin syurga
Membelai lembut dawai asmara
Merasuk hingga ke sukma

Kasih q tanpa nama

Bibir kelu untuk menyebutnya
Biarlah q cumbu mesra
Semua kenangan yang hampir sirna
Tinggal pesona tanpa daya
Menemani q
Hingga ujung waktu

::

Solo, 9 November 2010

D.i.N.g.I.n

By Hana Aina

::

Dingin malam ini
Bukan karna butiran salju yang jatuh
Bukan pula karna tetesan air dari langit ke tujuh
Meski angin bergemuruh
Tak dingin raga q di terpa
Karna ada sesuatu yang lebih dingin dari semua
Tengah menyelimuti jiwa

Hati q
Membeku karna sikapmu
Angkuh
Bahkan lebih kukuh dari es
Menghujam bersama kristal beningnya
Menancap hingga ke sukma

Tak hanya sikap dan tutur kata
Hati mu bahkan telah terbelah dua
Kau berikan setengah nya untuk dia
Pertanda restu sebagai orang ke tiga

Tak tahu kah kau warna hati q
Tak dengar kah rintihan batin q
Memanggilmu agar kau kembali pada q
Menjadikan mu kembali seperti yang dulu
Tetap milik q satu

::

Solo, 2 November 2010

Selasa, 23 Agustus 2011

PENYESALAN CIKA

By Hana Aina

::

Cika merebahkan tubuhnya di atas sofa merah di ruang tengah. Ditariknya nafas panjang, sesaat kemudian dihembuskannya perlahan. Seragam sekolah merah putih masih melekat di tubuhnya. Mama Cika dengan berpakaian rapi muncul dari ruang makan.

“Cika, sudah pulang sayang. Makan dulu ya. Mama sudah siapkan di meja makan.” Kata Mama pada Cika sambil menenteng tas tangannya. Mama berjalan ke arah Cika lalu duduk di sampingnya.

“Sebentar Ma. Cika sedang ngadem ni.” Sahut Cika, malas. “Mama mau ke mana?”

“Mau belanja sebentar buat kebutuhan akhir bulan.” Mama membelai rambut Cika, anak si mata wayangnya.

“Ikut dong Ma.” Cika merayu Mama dengan manja. Ditarik-tariknya lengan baju Mama.

“Memangnya kamu nggak ada PR atau ulangan?” Mama menatap wajah Cika dengan lembut. Cika terdiam. Dia teringat PR matematika yang diberika bu Dewi seminggu yang lalu dan sampai saat ini belum ia kerjakan. Belum lagi ulangan bahasa Indonesia untuk besok. Tapi Cika sangat ingin ikut dengan Mama jalan-jalan.

Hmmm… Kan masih siang. Belajarnya kan bisa nanti sore. Kata Cika dalam hati.

“Hmm… Nggak kok Ma… Nggak ada” Suara Cika terbata.

“Tapi tadi katanya capek.” Mama coba mengingatkan Cika. Diusapnya rambut Cika dengan lembut.

“Itu kan tadi, sekarang sudah hilang kok.” Cika mencoba berkilah.

“Ya sudah cepetan ganti baju. Mama tunggu di luar ya.” Ucapan Mama membuat Cika bangkit dari kemalasannya. Ia sangat bersemangat sekarang.

Cika sangat senang hari itu. Jalan-jalan ke mall, belanja ini itu. Ia benar-benar telah melupakan tugas-tugasnya. Sepulang di rumah, Dini, teman bermain Cika, sudah menunggu di depan rumah.

“Cika, main yuk!” Ajak Dini pada Cika dari atas sepeda mini biru mudanya.

“Main?!” Cika merasa ragu sesaat. Ia teringat PR dan ulangan besok pagi. Hmmm… Tapi sekarang kan masih sore. Aku bisa belajar nanti malam.

“Ayo!” Cika mengingkari janjinya tadi siang, bahwa sepulang jalan-jalan ia akan selesaikan PR dan belajar untuk ulangan.

Sore itu Cika habiskan bermain bersama Dini hingga malam menjelang. Lampu meja belajar mulai dinyalakan. Buku pelajaran telah disiapkan. Cika menarik kursi lalu duduk manis di belakang meja. Tapi tiba-tiba Cika ingat sesuatu. Malam ini film kesukaannya akan diputar di televisi. Tidak akan aku lewatkan. Nonton film dulu, baru belajar. Lagi-lagi Cika mengingkari janjinya.

Cika menyalakan televisi yang ada di kamarnya. Ditinggalnya buku pelajaran, dan digantinya dengan bantal-bantal yang ia susun nyaman di atas karpet yang terhampar di depan televisi.

Cika menikmati film kegemarannya dengan senang, ditemani es krim yang dibelinya tadi siang dan beberapa snack kesukaannya.

Film berakhir hampir tengah malam, sedangkan mata Cika sudah tak tahan lagi. Berlahan lahan di sekitarnya seakan meredup. Perlahan tapi pasti Cika mulai tumbang di depan televisi, diantara tumpukan bantal yang menyangga kepalanya. Lelap pun mulai menyelimuti. Cika tenggelam dalam mimpi.

Kriiiinnngggg…

Weker di meja belajar Cika memecah keheningan kamar. Cika tersetak kaget. Sesekali dia menguap sambil tangannya mengucek-ucek mata. Dicarinya jam dinding.

“Ha?! Jam enam?!” Cika bangkit dari posisi duduknya. Langkahnya bergegas ke kamar mandi.

“Tak ada waktu lagi.” Suaranya panik. Hanya dalam setengah jam dia harus siap dengan baju seragamnya. Dilangkahkannya kaki dengan sepatu bertali yang belum rapi benar. Langkahnya terseok karna harus pula berkonsentrasi dengan buku-buku pelajaran yang ada di dalam tasnya. Rupanya Cika lupa belum menjadwal pelajaran hari ini.

Setibanya di meja makan, Papa sedang asyik membaca koran, sedangkan Mama menikmati sarapannya.

“Ayo Pa, kita berangkat!” Cika meminum susunya dengan terburu-buru.

“Ayo Pa...!” Cika merengek sambil menarik-narik kemeja Papanya.

Di dalam mobil pun Cika tidak mau diam. “Pa, cepet sedikit dong mobilnya.”

“Kenapa terburu-buru. Bukankah biasanya juga berangkat jam segini?” Tanya Papa yang merasa aneh dengan tingkah Cika. Cika hanya terdiam. Dia teringat akan PR yang belum diselesaikannya. Cika berharap masih ada waktu, jadi ia bisa menyelesaikannya di sekolah. Beberapa kali Cika melihat ke jam tangannya. Sudah hampir jam tujuh. Aduh, nggak keburu ni. Kata Cika dalam hati.

Sesampainya di sekolah Cika bergegas ke kelas. Dan benar Ibu Dewi, walikelas sekaligus guru matematika Cika sudah di depan pintu. Aduh, PRku…?! Jantung Cika berdegub kencang. Dia memasuki kelas dengan rasa takut di dada.

“Sekarang keluarkan PR kalian.” Cika kebingungan. Ia belum mengerjakan satu pun PR yang diberikan, hingga akhirnya bu Dewi memberinya hukuman. Cika harus menyelesaikan PRnya di ruang guru, dan mengulangnya hingga sepuluh kali.

Lelah sudah tangan Cika. Dia kembali ke kelas ketika jam pelajaran berikutnya. Barulah ia ingat kalau ada ulangan bahasa Indonesia. Tapi tak ada waktu lagi. Bu Ratna, guru bahasa Indonesia, sudah masuk kelas. Beliau memerintahkan semua murid untuk menutup buku dan menyiapkan selembar kertas karena ulangan akan segera dimulai. Cika mengeluarkan kertas kosong perlahan. Ada takut dalam hatinya. Tentu saja, dia kan belum belajar. Semenjak soal di bacakan hingga jam ulangan hampir usai, tak satu pun jawaban tertulis di kertas Cika.

Cika menyesal, sangat menyesal. Andai saja kemarin Cika tidak berbohong pada Mama kalau ada PR dan ulangan hari ini, pastilah Mama akan menyuruh Cika belajar. Andai Cika tidak menunda mengerjakan PR dan belajar untuk ulangan, pastinya Cika tidak dihukum dan bisa mengerjakan ulangan dengan baik, tidak seperti sekarang ini.

Mama, maafkan Cika. Suara Cika dalam hati, penuh penyesalan. Matanya memerah, air mata tak mampu di bendungnya. Cika menyesali perbuatannya dan berjanji tak akan mengulangi.

::

Solo, 7 Juni 2011

Cinta Sederhana

By Hana Aina

::

Q tak mengharap yang lebih
Hanya memandang apa yang bisa di pandang
Merasa apa yang bisa di rasa
Kalo pun itu tak ada
Q tak mengharap lebih

Hanya sebagai manusia aq mencinta

Dengan segala batas yang q punya
Cerita sederhana
Dan tak perlu logika
Yang dibutuh kan hanya rasa
Untuk memahami semua yang ada

Sederhana tapi bernyawa

Biar pun terpendam dalam namun setia
Terbungkus oleh romansa
Teduh tak tersentuh
Hanya akan tersingkap pada hatimu
Yang terpaut mati pada q

Raga q telah mati

Namun cinta q akan tetap bersemi
Terbit dan tenggelam bersama mentari
Tersenyum riang seolah bulan dan bintang
Bersemi mewangi di taman hati
Merasuk dalam sukmamu
Hingga kau tak perlu bersusah hati
Memahami cinta ini

::

Solo, 18 Oktober 2010

C.a.T.a.T.a.N H.a.T.i

By Hana Aina

::


Hati q tak pernah berharap jawaban dari mu

Kau tahu tentang rasa q

Itu sudah cukup

Menguras semua ganjil di hati

Membuat ruang kalbu q selapang dunia ini

Karna q tak bisa paksakan apapun

Juga tak mampu memohon pada siapapun

Kecuali Tuhan yang menghendaki


Q terus memendam rasa ini

Dalam diam seribua bahasa

Tenggelam dalam bisu anak manusia

Yang memegang teguh cinta

Walau hanya diterima sebelah mata

Namun keyakinan hati

Akan kesucian cinta yang abadi

Tak per
nah membuatnya menarik diri
Dari perjalanan panjang

Pencarian yang tak bertepi

Diantara takdir yang masih menjadi misteri


Terus mendaki tinggi

Menyelam jauh mendalam

Rahasia kehidupan yang tak terungkapkan

Termasuk cinta yang terpendam

Tak pernah terkuak ke permukaan

Hanya rasa yang terbalut asa

Berharap dari kejauhan

Tanpa bisa menjamah sebuah harapan

Bak fatamorgana di pelupuk mata














::


Solo, 11 Oktober 2010

^ Do'a ^

By Hana Aina

::

Pernahkan q ceritakan pada mu akan sebuah malam
Di saat gelap tak hanya menghadang
Tapi juga menusuk dan mencengkeram
Tak ada sapaan bulan dan bintang
Membuat hati tak pernah terbias penumbra
Apa lagi tertembus oleh cahaya
Saat itulah duka menyapa
Membawa resah dan air mata
Bersambut oleh amarah dan kecewa

Bulir bening menderas meronta
Saat jiwa tak dapat menerima semua nyata
Akan mimpi2 yang seakan sirna
Hanya raga yang dapat bersujud menghadap Yang Esa
Mohon belas kasihNya
Atas hambanya yang sedang tak berdaya
Mengarungi hidup di atas dunia
Menginjak duri dan kerikil tajam
Membuat nya berdarah dan meringis
Menyayat luka hingga menangis

Besar berharap semua ini hanya tertunda
Bukan lenyap hilang tanpa makna
Mimpi2 serta harapan
Yang terbang bersama doa2
Tak hanya terpanjat di sepertiga malam
Tapi juga tat kala hati merasa luang
Semua... Terhambur ke langit...
Memenuhi gerbang pintu surga
Menunggu dan mendesir
Ridho Tuhan yang tak akan berakhir
Karna Dia Maha Mendengar
Maha Melihat...Maha Pengasih dan Penyayang
Juga Maha Mengetahui atas semua yang nyata dan fana

Bait2 yang tak pernah putus
Mohonkan kebaikan atas akhirat dan dunia
Menjadikan lebih baik dari sebelumnya
Baik jiwa maupun raga
Indah dalam berakhlaq dan kepribadian
Tak hanya iptek... tapi juga iman dan taqwa

::

Solo, 1 Oktober 2010

Diam Ku

By Hana Aina

::

Pasir berbisik di antara angina
Tentang kisah yang tak pernah terungkap
Hanya pernah sekali terbaca
Lalu lenyap di telan gelombang kehidupan
Garis pantai memisahkannya
Antara nyata dan tiada
Camar pun berkisah ala kadarnya
Bersenandung bersama suara ombak
Sebagai saksi, dua hati yang tak bertepi
Menyatu dalam satu relung kalbu

Dan ketika dingin nya air laut menerpa
Mengingatkan rasa itu
Mengulang kembali memori lalu
Berharap waktu tak mengambil kembali dirimu
Dan semua janji yang tercipta untuk q
Hanya bisa menyusuri jejak ini
Berharap menemukanmu
Membawa kembali hati q
Yang telah menyatu dengan nafasmu

Betapa Tuhan begitu indah
Dan mencipta sesuatu yang indah
Tak hanya paras elok nan rupawan
Namun juga akhlak dan kepribadian
Dan bukan hanya semata pujian
Tapi rasa syukur dari hati terdalam

Langit semakin lembayung
Menutup cahaya hati
Gelap dalam sepi
Muram tanpa senyuman
Telah terenggut dengan paksa
Semua asa dan cinta
Meninggalkan luka menganga
Tak tersentuh oleh darah
Hanya membusuk bersama kenangan

Q kan menunggu
Walau seribu tahun berlalu
Q kan mencari
Walau rintangan tak ada henti
Hingga pesan itu terbalas
Oleh mu nan jauh di seberang
Antara benua dan lautan
Hanya terkoneksi oleh pelangi
Mengubah lingkarannya menjadi jantung hati
Menghias dunia menjadi warna warni

Dalam pelukan malam q rebahkan hati
Seiring senandung pengait rindu
Terdendang diantara peluh
Syahdu... Merdu...
Membelai diri lena diulir rindu
Menerawang ke dalam mimpi
Seraut wajah kekasih tampak pilu
Temaram remang tak jelas
Sedangkal keyakinan akan kisah ini
Tak akan berdawai hingga ke ujung nanti

::

Solo, 21 September 2010

Bulan & Bintang

By Hana Aina

::

Q dengar lirih
Bulan bercerita kepada malam
Tentang bintang sahabatnya
Setia menemani setiap gelap tiba
Terbit bersama, tenggelam pun berdua
Tak terpisahkan
Walau mendung menggelayut
Membawa hujan deras
Bersamanya pula badai kilat dan halilintar
Tak goyahkan ikatan
Karna Tuhan telah takdir kan
Mereka bersahabat selamanya

Bulan dan bintang
Bersama menghias langit
Dengan kilauan cahaya
Berbagi suka dan duka
Tak pernah saling menonjolkan diri
Apalagi menyakiti
Karna mereka sadar Tuhan telah berikan porsinya
Masing-masing punya kelebihan
Tapi juga kelemahan

Karnanya Tuhan menciptakan mereka berpasangan
Tak terpisahkan dalam kehidupan
Bekerja bersama
Penuhi takdir Tuhan

Hanya sesekali karna gerhana
Bulan tak tampak kan wajahnya
Bukan karna amarah
Bukan pula karna gundah

Bintang menunggu dengan sabar
Saat sahabat kembali dari peraduan
Membawa seribu satu cerita
Yang kan dihabiskan hingga pagi tiba

::

Solo, 15 September 2010

Kamis, 28 Juli 2011

KUNTILANAK SELEBRITI

By : Hana Aina

::

Aku duduk menikmati sepoi angin malam di teras rumah. Suasana sepi. Laptop di depanku masih membuka layar word yang kosong. Tiga puluh menit terlewat tanpa ada yang bisa aku ketik.

“Lo nyari ide cerita apa kuntilanak, Gan?”

Teriakan Ariel terdengar dari dalam rumah. Tapi kok suaranya sember gitu? Pasti dia nggak jaga suaranya, padahal bentar lagi ultah Story dan dia harus nyanyi.

Tak lama kurasakan desir semilir yang sangat dingin di sampingku.

Sementara teh poci, sepiring tempe goreng dan bungkus coklat bertebaran di meja. Padahal biasanya aku nggak serakus ini.

“Gan?” Suara itu lagi. Kali ini sangat dekat.

“Astaghfirulloh..!!” Aku kaget dengan sosok yang ada di sampingku. Sekonyong-konyong aku terlempar mundur. Nafasku terengah-engah.

“Berapa kali musti gue bilang. Kalo muncul kasih kabar dulu, paling nggak kasih kode. Lo mau gue kena serangan jantung.” Kunti cuman nyengir.

“Aroma coklatmu mengalihkan duniaku”

“Lo ni aneh. Dimana-mana kuntilanak makan menyan, bukan coklat.”

“Sekali kali napa, Gan. Waktu gue masih hidup belum pernah makan coklat.“ Sosok berbaju putih dengan rambut panjang terurai, mencoba berkilah. Aku memanggilnya Kunti. Teman baruku, baru dua bulan. Tapi sering buat aku jantungan. Maklum, makhluk beda alam. Jadi, kadang buat berdiri bulu kuduk.

Ku kembali ke posisi duduk semula, sambil ngelus dada. “Ni, gue musti merancang konsep acara buat perayaan ultah Story.”

“Emang kapan ultahnya?” Kunti masih duduk manis di sampingku. Heran, betah bener ni mahluk deket aku.

“Dua minggu lagi.” Jawabku, sambil mengambil sisa tempe goreng dari piring dan mengantarkannya ke mulut, mataku kembali fokus ke layar.

“Itu hari kamis ya, malam jum’at kliwon.” Aku terkejut seketika. Potongan tempe yang baru saja aku telan menyangkut di kerongkongan. Buru-buru ku teguk teh yang masih sisa setengah untuk mendorongnya masuk perut. Apa yang barusan dikatakan Kunti memunculkan ide berloncatan di otakku. Dengan segera tanganku lincah menari di atas keyboard. Sambil sesekali ku telanjangi coklat yang belum sempat ku makan. Masih ada beberapa batang. Dengan semangat aku makan satu persatu. Ku sisakan bungkus coklatnya di depan Kunti. Kunti mulai menelan ludah.

“Enak ya, Gan?” Aku mengangguk. “Bagi napa, Gan?” Kunti menelan ludah lagi.

“Ntar, kalo gue udah kenyang.” Kunti nggak tahan, langsung maen samber aja sisa coklat yang ada, terus ngilang.

“Waaa.. Kuntilanak nggak sopan!!” Kataku geram.

“Lo ngomong ma siapa, Gan?” Suara Ariel dari dalam rumah.

“Eh, nggak, ni lagi baca skenario acara ultah Story. Berhubung ultahnya hari kamis, jadi konsep parodinya malam jum’at kliwon.”

“Wuih, ngeri juga. Gue nggak ikut-ikut. Yang penting gue perform nyanyi. Dah itu aja.” Aku membuka tangan lalu mengangkat bahu. Ariel cuma nyengir, membalikkan badan lalu kembali ke dalam rumah.

Pagi harinya, ku persiapan segala sesuatunya. Latihan parodi dilakukan setiap hari.

Hari H pelaksanaan acara, tiba-tiba handphoneku berdering.

“Gan, maaf banget, keknya gue nggak bisa datang” Suara Pak Dipo, pemeran kuntilanak pada parodi ini, sesenggukan dari seberang telpon. Pusing mendadak menggelayut. Beberapa jam lagi show bakalan dimulai, tapi tokoh utamanya, kuntianak, nggak ada. Lama ku berpikir keras di ruang make up sendirian sabil makan coklat. Satu persatu bungkus coklat bertebaran di sekitarku. Tiba-tiba aku ingat sesuatu. Aku keluarkan sebuah teko kecil dari dalam tasku, lalu kugosok beberapa kali.

“Malam, Gan.”

“Gue butuh Lo malam ni.” Aku berbisik pada Kunti.

“Yang benar aja?! Selama ini gue belum pernah muncul di depan orang, kecuali Lo, Gan. ” Kunti mengutarakan penolakannya.

“Ok, mungkin Lo mau balik lagi ke sini.” Aku melirik ke teko yang selalu membuat Kunti tak berkutik. Dari situlah Kunti muncul, terpenjara di dalamnya selama ribuan tahun.

Kunti mikir-mikir. “Hmm, ya deh. Tapi masukin dulu tekonya.” Dengan terpaksa Kunti menurut, dari pada musti balik lagi terpenjara dalam teko.

Pukul tujuh malam acara dimulai. Satu persatu perform memeriahkan ultah Story, dan puncaknya adalah saat Ariel menghentak hadirin dengan suaranya yang mendayu setengah merdu. Disusul dengan perform parodi dari Kunti. Kunti yang dapet peran juga sebagai kuntilanak melakoninya dengan sukses, meski ada beberapa adegan dimana Kunti musti teraniaya, tapi berhasil membuat gelak tawa membahana penonton. Malam itu juga Kunti menjadi bintang, mengalahkan Ariel.

“Gan, siapa sih yang meranin kuntilanak?” Ariel mendatangiku di balik panggung.

“Kenapa?! Merasa tersaingi?! Sini gue kenalin.” Aku tarik tangan Kunti, lalu menghadapkannya pada Ariel. Kunti menatap wajah Ariel dengan seksama, sesaat kemudian pingsan. Melihat kejadian itu, Ariel terheran, alisnya sebelah terangkat.

“Dia salah satu fans berat Lo. Dateng jauh-jauh dari beribu tahun yang lalu.”

Wajah Ariel berubah penuh selidik. “Memang umurnya berapa sekarang?”

“Kira-kira dua ribu tujuh ratus sembilan puluh delapan tahun.” Jawabku santai. Ariel menyipitkan mata, dahinya berkerut.

“Dia kan kuntilanak beneran.”

“Ha?!” Ariel menyusul Kunti, pingsan.

::

Solo, 7 Juli 2011
NOTE : Diikut sertakan dalam lomba "Cerpen Dadakan Off Group # 2" Majalah STORY

Minggu, 26 Juni 2011


(COPA)

Aku tak hidup sendiri

Setiap gerakan yang ku buat menimbulkan riak di samudera orang lain

Setiap nafas yang ku tarik mempengaruhi udara di sekeliling ku
Setiap kata yang ku ucap di dengar orang

Apa yang ku sentuh akan di rasakan orang lain
Apa yang ku lakukan akan mempengaruhi orang lain
Apa yang tidak ku lakukan juga akan berpengaruh pada orang lain

Kita tidak pernah tahu, sejauh mana kata yang kita ucapkan, atau perbuatan yang kita lakukan
Pada saatnya nanti pengaruhnya kembali pada kita

Dan memang selalu demikian
Semua hal dalam kehidupan membentuk lingkaran
Baik kita melihatnya atau tidak...

\"/ sAhAbAt \"/

By. Hana Aina

::

Ketika kau jauh
ku ingat kita pernah habis kan waktu bersama
berbagi kisah
berbagi rasa
hancurkan dendam benci dengan ikatan yang qt punya
bercerita tentang mimpi-mimpi
berjuang bersama meraih cita dan cinta...

Ketika kau marah
ku ingat betapa kau juga sayang aq
mengingatkan q ketika q khilaf
memaafkan q ketika q salah
selalu jujur dengan segala penilaian mu
membela q dengan segala alasan yang kadang q anggap lucu...

Ketika kau berduka
ku ingat setiap support mu untuk q
tak pernah ragu ulurkan tangan
menarik q dari keterpurukan
mengembalikan kembali senyuman...

Bertahun sudah tak bertemu
hidup telah mengubah mu
tak ada lagi senyum menghias wajahmu
tak ada lagi renyah tawa riang
tak ada lagi cahaya optimis
kemana kau yang dulu...

Sosok tegar di balik wajah layu
kan q berikan bahu q untuk mu bersandar saat kau lelah
kan q berika punggung q untuk menangis melepas semua gundah
kan q berikan tangan q untuk mengajak mu kembali bangkit
kan q berikan hati q untuk berbagi rasa
kan q berikan telinga q untuk semua cerita...

Percayalah sobat
suatu saat nanti tibalah masa
Tuhan mencabut semua itu darimu
dan Dia akan memberikan hadiah istimewa untuk semua
perjuangan
ketabahan
kesabaran
do'a dan air mata
semua indah pada waktunya...

Dan bila masa itu tiba
untuk kesekian kalinya
aq akan bangga pada mu
sahabat q...

S : Selalu
A : Ada
H : di Hati
A : Apapun yang terjadi
B : Baik senang
A : Atau pun
T : Tidak

::

Solo, 24 Agustus 2010

T.e.R.i.M.a.K.a.S.i.H

By. Hana Aina

::

Saat hati q berbunga
mahkota nya akan tampak indah dan segar
terhambur ke angkasa
menghiasi langit
hingga indahnya membuat sang surya cemburu
terhempas angin melewati hati manusia
menjadi kan nya penuh cinta...

Merasakan hangatnya mentari di antara mendung hitam
menikmati indahnya pelangi bersama badai hujan bergemuruh
menghayati dinginnya sahara di antara butiran air yang menguap...

Meski semua berkata itu hanya semu
tapi aq tak mau tahu
yang terpenting kini
benih itu tumbuh subur di hati
karna dirawat oleh kasih sayang
disiram oleh perhatian
dan dipupuk oleh do'a dan harapan...

Terima kasih
atas amanah ini
cintamu.
..

::

Solo, 9 Agustus 2010

RAHASIA

By. Hana Aina

::

Sesuatu yang tak bisa q tipu
sebuah rasa di hati q
yang kuat terhadap nya
mendatangkan getar ketika mendengar nama nya
membuat pikiran q kosong dengan hadir nya
menghadirkan senyuman bila q ingat dia...

Q akui... terkagum padanya
Q akui... jatuh hati padanya
Q akui... berharap sesuatu padanya
karna dia... berbeda dari yang lainnya

Q cintai nya pada setiap kegigihan nya
untuk sesuatu yang telah diyakininya
hingga menjadikannya sang pejuang cinta
bukan hanya sekedar bertabur kata
yang terangkai sebagai rayuan semata
lalu berakhir dengan dusta...

Q cintai nya dengan segenap kesederhanaan nya
atas setiap pemikiran terhadap romatika
walau kadang cinta tak ada logika
namun bersamanya
semuanya nyata...

Biarlah rasa ini
tetap menjadi rahasia
antara Tuhan dan aq
yang q letakkan di dalam hati
meski tanpa sepengetahuan nya...

::

Solo, 7 Agustus 2010

|::| LELAH |::|

By. Hana Aina

::

Q pendam semua lara
semua karna cinta

Q redam semua air mata
itu pun demi cinta

Q lipur semua kecewa
juga untuk cinta...

Walau q sadar
hanya bertepuk sebalah tangan
tak kan q beranjak dari kisah ini
bertahan untuk mu
meski sakit bertubi kau beri lagi
berkali pula q kan bertahan...

Mungkin kau tak tahu
atau mungkin tak mau tahu
tentang semua penilaian mu
akan kesalahan yang selalu kau cari
tentang semua pengorbanan q
sebagai penjaga cintamu...

Kan q nikmati semua perjuangan ini
hingga suatu hari nanti
bila Tuhan telah putus kan
rasa lelah cinta q atas mu
atau mungkin
bila q mati nanti
baru lah kau mengerti
tak ada cinta
sedahsyat cinta q...

::

Solo, 6 Agustus 2010

... S.E.P.I ...

By. Hana Aina

::

Seperti merasakan sesuatu yang hilang
lama telah ada dan mengisi jiwa
terasa lenyap seketika setelah kini kau tiada
tawa itu... canda itu...
telah merasuk di dalam kalbu
kini kau cabut bersama pergimu
berlalu bersama angin
meninggalkan q sendiri di sini dalam bisu...

Rasa itu
akan hilangmu
kini menyiksa q
ingin q putar kembali waktu
dan berharap akan kembali pula hadirmu
di sini... bersama q
merajut memori yang telah pudar
memasang puzzle kehidupan
menikmati setiap asa yang terpendam...

Bersama mu
dahulu... kini... dan juga nanti...
tanpa ragu menatap mimpi
merasakan kerikil tajam di setiap pijakan
namun tiada arti
karna bagaiman pun tak dapat dipungkiri
cinta telah membuat mati rasa
atas setiap siksa dan penolakan atasnya
menjadikannya cambuk untuk membuatnya kian nyata...

Tanpa mu kini
sepi... sendiri dalam keramaian
hanya mengharap keajaiaban Tuhan
penguasa segala yang Dia punya tanpa kecuali
Maha pula membolak balikkan hati
dapat kembali membawamu di sini
hingga q tak lagi merasa sepi...

::

Solo, 1 Agustus 2010

Sabtu, 25 Juni 2011

UNTUK PASANGAN JIWA

By. Ira Dyah Loka

::

Kekasih hatiku…
Aku ingin menjadi teman setia bagimu
Dalam menjalani kehidupan ini
Menjadi bidadari dunia dan akheratmu
Ketika sedih tetap berpegangan tangan dengan senyuman yang indah
Serta tabah dalam memaknai apapun yang terjadi
Mencari peringatan yang tersembunyi di balik kenikmatan yang di limpahkan-NYA.
Menemukan hikmah dari setiap cobaan-NYA betapapun pahit dan tak terduganya dengan selalu bersyukur kepadaNYA
Memandang kehidupan dengan cinta dan optimisme bersama

Pasangan jiwaku…
Kebahagiaanku ketika kita mampu membangun rumah kita dengan pondasi cinta yang penuh taqwa kepadaNYA
Saling mencintai, memahami, mengerti, memuliakan, menerima kekurangan, menguatkan dan mengagumi satu sama lain
Aku tahu aku tak sempurna tapi aku mencoba untuk mencintaimu dengan cara yang sempurna
Meskipun aku tahu itu sangat sulit
Tapi beri aku keyakinan dalam cintamu yang tak akan pernah pudar
Hingga aku percaya bahwa engkau memang selalu mencintaiku apa adanya diriku
Sehingga aku akan selalu mampu melakukannya

Duhai cintaku…
Kehidupan akan terasa ringan jika kita selalu seiring jalan
Memasang rangkaian puzzle kehidupan bersama
Menyatukan satu demi satu hingga menjadi susunan yang cantik, indah dan bermakna
Menggali budi kita
Bukankah itu sangat membahagiakan
Mengambil hikmah positif dalam setiap perjalanan

Saat engkau pulang kepadaku
Ingin sekali engkau rebahkan kepalamu di dadaku dan mengeluarkan semua keluh kesahmu
Sungguh aku ingin sebisa mungkin menjadi ratu hatimu
Menjadi pelipur laramu
Melayanimu sebaik baiknya semampuku dengan segenap hatiku
Karena hanya engkaulah raja dalam hatiku yang sangat aku kagumi dan terbaik dalam hidupku bagaimana pun dirimu

Kekasihku…
Bukankah kita harus saling menghargai pribadi-pribadi masing-masing dan tidak menghilangkan eksistensi
Dan itu aku ingin upayakan dengan segala ketulusan hatiku
Engkau tetap menjadi pribadi dirimu
Supaya kita mampu menemukan jati diri sejati
dan arti pernikahan yang sebenar-benarnya
Yang harus kita cari sepanjang masa.

Belahan hatiku…
Aku tidak akan menjadi bosan
Aku akan tetap berpegang tegung menjadi pendamping hidupmu
Selama engkau selalu menjaga janji kita kepadaNYA
Tahap demi tahap dengan mata dan pikiran yang jernih akan aku lalui hari-hari kita penuh kebersamaan
Menggapai tujuan kehidupan keluarga yang bahagia, sakinah, mawaddah dan wa rahmah
Serta bersandar dan berlindung kepada dzat yang Maha Kuasa.
Memberikan hikmah serta rasa aman dan kebahagiaan dalam hati kita.
Membawa pada kebahagiaan dunia dan akherat
InsyaaAllah.

Amin ya Rabbal’alamin










(COPA)

Wanita memang susah dibuat bahagia...

>> Jika dikatakan cantik, dikira menggoda... Jika dibilang jelek, disangka menghina...

>> Bila dibilang lemah, dia protes... Bila dibilang perkasa, dia nangis...

>> Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng nolak (sambil ng...omel, “masak disamakan dengan cowok.“) kekkekkekkek...


>> Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri dibus malah cemberut (sambil ngomel,“egois banget sih cowok ini… tidak punya perasaan..”) kekkekkek...

>> Jika ditanyakan siapa yang paling dibanggakan, kebanyakan bilang “ibunya“..., tapi kenapa ya, lebih bangga jadi wanita karier, padahal ibunya adalah “ibu rumah tangga“...

>> Bila salah diingatkan, mukanya merah... Bila diajari, mukanya merah... Bila disanjung, mukanya merah... Jika marah, mukanya merah… Kok sama semua? Bingung...! kekkekkekkek...

>> Ditanya ya atau tidak, jawabnya diam... Ditanya tidak atau ya, jawabnya diam... Ketika didiamkan, malah marah... (repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawa
bannya)...

>> Dibilang ceriwis, marah... Dibilang berisik, ngambek... Dibilang banyak mulut, tersinggung... Tapi kalo dibilang supel.... wadow senang banget.. padahal sama aja maksudnya... kekkekkek...

>> Dibilang gemuk, ga senang padahal maksud kita sehat gitu lho... Dibilang kurus, malah senang... padahal maksud kita kenapa lu jadi begini?...

ITULAH WANITA....




Pria memang susah dibuat bahagia...

>> Jika kamu memperlakukannya dengan baik, dia pikir kamu jatuh cinta kepadanya.. (padahal ga banget... kekkekkekkek)..., Jika tidak, kamu akan dibilang sombong....

>> Jika kamu berpakaian bagus, dia pikir kamu sedang mencoba untuk menggodanya... Jika tidak dia bilang kamu kampungan...

>> Jika kamu berdebat dengannya, dia bilang kamu keras kepala…, Jika kamu tetap diam, dia bilang kamu ga punya otak.....

>> Jika kamu lebih pintar daripada dia, dia akan kehilangan muka.... Jika dia yang lebih pintar, dia merasa hebat....

>> Jika kamu tidak cinta padanya, dia akan mencoba mendapatkanmu... Jika kamu mencintainya, dia akan mencoba untuk meninggalkanmu...

>> Jika kamu beritahu dia masalahmu, dia bilang kamu menyusahkan... Jika tidak, dia bilang kamu tidak mempercayainya...

>> Jika kamu cerewet pada dia, kamu seperti seorang pengasuh baginya... Tapi jika dia yang cerewet pada kamu, itu karena dia perhatian.. (egois apa egois tuh ya... kekkekkekkekkek..)

>> Jika kamu langgar janjimu, kamu tidak bisa dipercaya... Jika dia yang ingkari janjinya, dia melakukannya karena terpaksa...

>> Jika kamu menyakitinya, kamu sangat k
ejam... Tapi kalo dia yang menyakitimu, itu karena kamu terlalu sensitif dan terlalu sulit untuk dibuat bahagia!

ITULAH PRIA...



~ Just for fun ~

(COPA)

Aku mungkin tak kan melihat hari esok
Tak ada jaminan
Dan semua yang terjadi kemarin
Menjadi bagian dari sejarah

Meramal masa depan, aku tak dapat
Mengubah masa lampau, aku tak mampu
Milik ku hanya hari ini
Yang kelak akan menjadi kenangan

Aku harus bijak memanfaatkan saat saat ku
Karena semua itu akan berlalu
Lalu lenyap selamanya
Menjadi bagian masa lalu

Aku harus curahkan kasih sayang ku
Membantu bangkit mereka yang jatuh
Menjadi teman bagi yang kesepian
Membuat hidup mereka sempurna

Kejahatan yang ku lakukan hari ini
Tak dapat ku batalkan
Persahabatan yang gagal ku bina
Mungkin tak pernah dapat ku usahakan

Aku mungkin tak punya kesempatan lain
Tuk bersujud mengucap do'a

Tuhan...
Dengan rendah hati ku bersyukur
Atas hari ini yang Kau karuniakan kepada ku

KERENDAHAN HATI

By. Taufik Ismail

::

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
Yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
Yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
Memperkuat tanggul pinggiran jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten
Tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
Rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

7 KEAJAIBAN DUNIA

(COPA)

Sekelompok murid ditugaskan untuk membuat daftar segala sesuatu yang mereka anggap sebagai 7 keajaiban dunia. Meskipun terjadi beberapa ketidak sepakatan, namun kebanyakan murid membut daftar sebagai berikut...

1. Piramid di Mesir
2. Taj Mahal
3. Grand Canyon
4. Terusan Panama
5. Empire State Building
6. St. Peter's Basilica
7. Tembok Cina

Ketika mengumpulkan kertas para murid, guru memperhatikan seorang murid yang belum menyerahkan daftarnya. Lalu ia bertanya apakah ia mengalami kesulitan dalam menyusun daftarnya...???!!!

Murid itu menjawab, "Ya, ada kesulitan sedikit. Aku tak bisa memutuskan mana yang harus ku daftar. Ada begitu banyak keajaiban."

Guru berkata, "Jika demikian bacakan pada ku apa apa yang telah kau catat, mungkin aku bisa membantumu."

Murid itu ragu sejenak, tapi kemudian ia membacakan daftarnya. "Menurut ku, 7 keajaiban dunia adalah...

1. Menyentuh
2. Merasakan
3. Melihat
4. Mendengar

Ia ragu sejenak lalu menambahkan:

5. Meraba
6. Tertawa
7. Dan mencintai...

CINTA INI CUMA CINTA-MU

(COPA)

Subuh ini aku belum bilang cinta pada-Mu
Betapa luas hati yang Kau berikan
Juga besar sayang yang Kau limpahkan

Dzuhur ini aku lupa bilang rindu pada-Mu
Seperti rindunya angin pada hujan
Dan rindunya langit pada bintang

Ashar ini aku tidak bilang kalau aku malu pada-Mu
Dari dosa yang kusembunyikan
Dari salah yang kubuat terang-terangan

Maghrib ini aku malu bilang bahwa aku butuh diri-Mu
Seperti butuhnya mawar pada kumbang
Dan butuhnya ikan pada kolam

Isya ini aku ingin bilang syukur pada-Mu
Atas banyaknya doa yang Kau kabulkan
Juga berjuta nikmat yang Kau limpahkan

Tahajud ini aku mau bilang bahwa aku bahagia Kau sebagai kekasihku
Bahkan aku sangat bahagia
Terima kasih...
Terima kasih atas indahnya Islam ini
Terima kasih atas nikmatnya Iman di hati
Terima kasih atas segala cinta yang Engkau beri

,', Tanyakan Rumput & Ilalang ,',

By. Hana Aina

::


Benar-benar q tak tahu
kehilanganmu membuat q merasa lega

seperti terlepas dari belenggu

mengikat setiap urat nadi q pada mu

lalu sekiranya apa rasa ini

mungkinkah hanya semu belaka

yang di balut oleh aroma cinta
tervisualisasi secara nyata

antara hidup q hidup mu...

Benar-benar q
tak faham
setelah semua berlalu

mengapa hidup terasa mudah bagi q

mengalir tanpa penghalang
yang menyekat
menerjang
semua rasa tanpa tersendat

seiring emosi yang meluap

ekspresi diri yang lama hilang
oleh rasa
rasa takut akan kehilangan yang mendalam
menghilang pergi bersama bayangmu...


Benar-benar q tak mengerti

tak sedikit pun q merindu

tak ada ingin q berpalin
g padamu
tak pernah lagi mengharap hadirmu

Tuhan telah pilihkan yang terbaik untukku

walau pun
ternyata q harus lepas darimu...

Dan atas ketidak tahuan q

atas ketidak fahaman q

dan ketidak mengertian q
bia
rlah q tanya pada rumput dan ilalang...

::


Solo, 31 Juli 2010

- - Ingat Aq - -

By. Hana Aina

::

Pagi ini
ku lihat wajah mu bersama mentari
ku lihat wajah mu tersibak di balik kabut
ku lihat wajah mu ditetesan embun
kenapa wajah mu ada di mana-mana...?!
membuat q resah hingga q bertanya...


Saat terlelap di barak
saat komandan mu membentak
saat menghafal hukum manusia yang membuat mu tersentak
saat latihan fisik hingga nafas mu sesak
ingatkah kau pada q...?!

Ketika panas sahara menyengat
ketika hati dan pikiran penat
ketika jiwa mu tak lagi semangat
masihkah kau ingat aq...?!

Diantara asap mesiu
diantara desingan tank pemburu
diantara radar pesawat yang mengganggu
diantara tajamnya peluru
adakah kau mengingat aq...?!

Dikala musuh mu terkapar
dikala pasukanmu terpencar
dikala luka mulai terbakar.
dikala situasi terkendali mulai pudar
mungkinkah kau masih ingat aq...?!

Ingatlah hari itu
lelah... di jalan itu penuh rindu
saat aq kan menunggumu
di batas garis
pertempuran...

::

Solo, 27 Juli 2010

♥_♥ EspEcially 4 U ♥_♥

By. Hana Aina

::

Waktu tak bersahabat
memaksa terus bergerak
tak mau menunggu
walau nafas hampir putus
tercekat dan terengah...

Garis wajah bercerita
tentang hidup
perjuangan
kegigihan
semangat
menyambung nyawa...


Guratan tak menggores hati
tulus bekerja
terus maju
walau peluh terus mengucur
kau tak mundur
demi hidup...

Memandang mu di kejauhan
mengumpulkan serpihan rejeki yang terserak di sepanjang jalan
di antara usia mu yang tak lagi muda
tapi api itu
tak padam oleh deras hujan yang mengguyur badan
tak pula padam oleh peluh dan air mata...

Fisik mu renta
tapi semangat membara
tak pernah tergantung pada yang lain
hanya usaha dan do'a pada Tuhan
sebagai penguasa segala...

Especially for you
insan yang telah renta namun tetap berkarya
semangat mu adalah inspirasi
tatkala yang muda ini terlena oleh malas
terbalut oleh putus asa
mengingatmu
api itu pun kembali menyala...

::

Solo, 25 Juli 2010

::^:: Titip Rindu Q ::^::

By. Hana Aina

::

Tetesan embun terangkai
terpaut bersama rindu
mengunci hati terbang bersama angin
menyapa wajah elok di balik awan...

Pasir pun tak mau tahu
menggenggam erat salam rindumu
menghambur bersama hujan
merentang pelangi
antara kau dan aq...

Siang q cari... Malam q mimpi...
sesosok jiwa yang telah mencuri hati
membawa lari jauh merenangi gelora
merentas samudera
hingga ke padang sahara...

Sering bersua tapi tak bersuara
diantara kebisuan hati
mengangkat tangan pada Tuhan
tetaplah kau di hati
merangkai harapan suatu hari nanti
moga janji dapat terpenuhi...

Suara berbisiklah
romantika sang pujangga
bukan kisah Rama Shinta
ataupun Cinta dan Rangga
hanya sepenggal asa yang terpisah dua dunia...

Sabar menanti
bersama untaian do'a ditangisi
hanya Tuhan yang bisa mengakhiri
pasrah bersama takdir yang diberi
adanya hanya rindu kini
ku titipkan bulan dan bintang
untuk mu pujaan hati...

::

Solo, 24 Juli 2010

-:-:- I * LuV * U -:-:-

By. Hana Aina

::

I luv U...
I luv U...
I luv U...
I luv U...
I luv U...

Tuhan menciptakan q dari mu
tak pernah q ragu
kau selalu ada untuk q...

Aq menangis...
Aq bersedih...
Aq tertawa...
Aq kecewa...
Aq terluka...
Aq gembira...

Kau teman terbaik...
Kau pendengar terbaik...
Kau konsultan terbaik...
Kau penjaga terbaik...

I luv U...
I luv U...
I luv U...
I luv U...
I luv U...

Kau anugerah terindah dari Tuhan untuk q
karnanya tak salah bila q katakan
I luv U... [A].[D].[I]... Ayah Dan Ibu... ^_^

::

Solo, 24 Juli 2010

Jumat, 24 Juni 2011

...g.I.v.E.u.P...

By. Hana Aina

::

Jangan kau menunduk
lihatlah lurus ke depan
jauh... Lebih jauh lagi
pandanglah... Cakrawala tak bertepi
kecuali oleh horizon...

Angkatlah wajahmu
tinggi... Lebih tinggi lagi
amatilah... Angkasa tak berbatas
kecuali oleh langit...



Kerikil tak setajam mata pisau yang mengoyak daging
dingin malam bukanlah sinar X-ray yang menembus hingga ke molekul tulang
goresan lelah bukanlah racun penghisap impian
tetesan peluh tak pantas menjadi tirta pemadam semangat...

Terpatri dalam hatitak ada kata menyerah
perjuangan hidup tak akan berpenghujung
hingga tinggal batu bernama tak berpengunjung...

Tak perlu kau takut
panasnya siang meninggalkan teduhnya malam
derasnya hujan berganti warna warni pelangi
silaunya matahari tenggelam menghadirkan indahnya bulan dan bintang...

Tak perlu kau ragu
setelah derita pasti ada bahagia
setelah air mata pasti ada senyum ceria
setelah nestapa pasti ada cinta...

Semua yang ada hanyalah sementara
nikmatilah
karna jika yang kau damba tak berjalan sebagaimana semestinya
itu tak akan berlangsung lama...

Itulah janjiNyaindah pada waktunya...

Tak perlu kau hitung berapa banyak Tuhan memberikan ujian
hitunglah berapa banyak anugerahNya telah membuatmu tersenyum...

::

Solo, 21 Juli 2010

SEBUAH PENGHARAPAN

By. Hana Aina

::

Aq masih disini, diam & membisu
tp bukan berarti aq tak berpikir...

Masih di dasar sebuah keterpurukan
mencoba kembali merangkai serpihan asa & cita
meski pun sekilas terlihat sia-sia...

Aq masih di sini, terdiam
tapi bukan berarti aq tak berpikir...


Setiap kata yang terucap adalah do'a
sebuah pengharapan dari seorang hamba
agar diberikanNya kekuatan
menopang dengan tegak dalam pandangan dan pikiran
melangkah bijaksana melalui jalur utama...

Aq masih di sini, terdiam
Tapi bukan berarti aq tak berpikir...

Menatap hambar kaca yang retak
Mencari refleksi atas setiap siluet masa lalu
Berharapnya jadi pemandu
Bukan penghakiman atas kesalahan...

Aq masih di sini, terdiam
tapi bukan berarti aq tak berpikir...

Saat menengadahkan wajah
melangkah walau tertatih oleh luka
bergerak dengan segala kakuatan
merajut mimpi untuk kedua kalinya
berharap apa yang ada di hati menjadi sebuah nyata...

Aq masih disini, terdiam
tapi bukan berarti aq tak berpikir...

Mulut q terdiam, hati q bicara
"Tuhan, maaf, jika terkadang q merasa Kau tak adil pada q
tapi q percaya Kau telah mempersiapkan skenario terbaik untuk q..."

::

Solo, 21 Juli 2010

BELAJAR BERSYUKUR

(COPA)

Aq minta pada Alloh setangkai bunga segar...

Ia beri aq kaktus berduri...

Aq minta pada Alloh binatang mungil yang cantik...
Ia beri aq ulat berbulu...

Aq sedih, kecewa dan bertanya...
Betapa tidak adilnya ini...?!

Namun kemudian...
Kaktus itu berbunga... Indah... Bahkan sangat indah...

Dan ulat berbulu itu pun menjelma menjadi kupu-kupu nan elok...

Aq terpesona... Dan aq tersadar...

Itulah jalan Alloh... Indah pada waktunya...

Alloh tidak memberi apa yang qt inginkan...
Tapi Ia memberi apa yang qt butuhkan...

Kadang qt sedih... kecewa... dan terluka...
Tapi tak qt ketahui... Jauh di atas segalanya... Ia memberi yang terbaik untuk hidup qt...

Astaghfirulloh... Ampuni hamba ya Alloh karena lupa atas nikmat Mu...
Allohu Akbar...

Semoga qt termasuk dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur atas nikmat-nikmatNya...
Amin...

"Nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kau dustakan?!"

Lessons of Life – Pelajaran Kehidupan

By. ~ Bobbete Bryan ~
----------------------------------------------------------------------------------------

Aku takut sendirian, sampai aku belajar seperti diriku.
Aku takut kegagalan, sampai aku menyadari bahwa aku hanya gagal jika aku tidak mencoba.
Aku takut kesuksesan, sampai aku menyadari bahwa aku harus mencoba untuk menjadi bahagia dengan diriku.
Aku takut pendapat orang, sampai aku belajar bahwa orang-orang punya pendapat tentang aku.

Aku takut penolakan, sampai aku belajar untuk memiliki iman dalam diriku sendiri.
Aku takut sakit, sampai aku belajar bahwa itu perlu untuk pertumbuhan.
Aku takut kebenaran, sampai aku melihat keburukan dalam kebohongan.
Aku takut hidup, sampai aku mengalami keindahannya.

Aku takut pada kematian, sampai aku menyadari bahwa itu bukanlah suatu akhir, tapi sebuah awal.
Aku takut takdir ku, sampai aku menyadari bahwa aku memiliki kekuatan untuk mengubah hidup ku.
Aku takut benci, sampai aku melihat bahwa semuanya itu tidak lebih dari kebodohan.
Aku takut cinta sampai menyentuh hatiku, membuat kegelapan memudar menjadi tak berujung cerah hari.

Aku takut ejekan, sampai aku belajar bagaimana untuk tertawa pada diriku sendiri.
Aku takut menjadi tua, sampai aku menyadari bahwa aku memperoleh kebijaksanaan setiap hari.
Aku takut masa depan, sampai aku sadar bahwa hidup terus membaik.
Aku takut masa lalu, sampai aku menyadari bahwa hal itu tidak bisa lagi menyakitiku.

Aku takut gelap, sampai aku melihat keindahan cahaya bintang.
Aku takut cahaya, sampai aku belajar bahwa kebenaran akan memberiku kekuatan.
Aku takut perubahan, sampai aku melihat bahwa bahkan yang paling indah kupu-kupu harus mengalami metamorfosis sebelum bisa terbang...
 

BUS BERIKUTNYA

(COPA)

Ketahuilah, cinta itu ibarat orang menunggu bus. Ketika bus datang, kau mengamatinya lalu berkata dalam hati, "Oooh... Penuh sekali... aku tidak bisa duduk. Sebaiknya kutunggu bus yang lain."

Kau biarkan bus itu pergi lalu menunggu bus yang lain. Bus kedua datang, kau mengamatinya tapi lalu kau berkata, "Ooh... bus ini sangat tua... butuh banyak perbaikan!" Bus itu kau biarkan pergi lalu kau putuskan menunggu bus berikutnya.

Sejenak kemudian bus berikutnya datang. Bus itu tidak penuh penumpang dan tidak tua. Setelah kau amati, kau berkata, "Ooh... Tidak ada AC nya, sebaiknya kutunggu bus yang lain."

Lagi-lagi, kau biarkan bus itu pergi dan kau menunggu bus yang lain. Hari mulai petang, langit mulai gelap, kau menjadi panik, akhirnya kau terpaksa lompat ke bus berikutnya. Setelah bus itu berjalan, kau baru sadar bahwa kau naik bus jurusan lain.

Kau buang waktu dan uangmu untuk merain yang kau idamkan. Sesungguhnya, meskipun kau berhasil mendapatkan bus ber AC, kau tidak bisa memastikan bahwa bus itu tidak akan mogok, atau bisa saja AC nya terlalu dingin untukmu.

TUNGGU... Aku yakin kau juga pernah mengalami peristiwa ini. Kau melihat bus datang (Bus yang kau inginkan, tentu). Kau pun segera melambaikan tanganmu. Tapi... WUSS... Sang sopir ngebut melewatimu. Ia bersikap seakan-akan tidak melihatmu. Kaupun segera sadar, ternyata bus itu tidak diperuntukkan bagimu.

Pada hakekatnya, mencari pasangan adalah seperti mencari bus. Apakah kau akan menumpanginya dan menghargai bus itu?! Itu semuanya tergantung padamu sendiri!

Bila kau belum mampu membuat keputusan, JALANLAH... Jalan memang berarti kau belum memperoleh yang kau idamkan. Namun sisi baiknya adalah, kau masih dapat memilih bus mana yang kau inginkan. Adapun mereka yang tidak dapat pindah kendaraan, mereka harus puas dengan bus yang mereka tumpangi sekarang.

Sedikit lagi. Kadang-kadang lebih baik kau memilih bus yang kau sudah biasa dan kenal dari pada kau pertaruhkan dirimu dengan kendaraan yang sama sekali asing bagimu. Tapi sekali lagi, hidup ini menjadi kurang mengasyikkan bila kita tidak berani mengambil resiko...

CINTA, SUKSES & KAYA

(COPA)

Seorang wanita yang keluar rumah mendapati di halaman depan ada tiga kakek berjenggot putih dan panjang.


"Saya kira, saya tidak kenal kalian, tapi kalian pasti lapar. Silahkan masuk untuk makan," kata wanita itu.

"Apakah suamimu ada di rumah?" tanya mereka.

"Tidak." jawab wanita itu, "Ia sedang keluar."

"Kalau demikian kami tidak bisa masuk," kata mereka.

Ketika hari telah sore dan suaminya telah datang, wanita itu bercerita kepadanya tentang apa yang terjadi di rumahnya.

"Beritahu mereka, aku telah datang dan mereka dipersilahkan masuk," kata suaminya.

Wanita itu lalu keluar untuk mengundang mereka.

"Kami tidak masuk rumah bersama-sama," jawab mereka.

"Mengapa demikian?" tanya wanita itu

Salah seorang dari mereka berkata, "Nama dia KAYA," katanya sambil menunjuk salah seorang temannya, lalu ia menunjuk temannya yang lain, "Nama dia SUKSES, dan aku sendiri bernama CINTA."

Ia kemudian melanjutkan, "Nah, sekarang bicarakan dengan suamimu, siapa di antara kita yang akan kalian undang ke dalam rumah kalian."

Wanita itu masuk lagi lalu menceritakan kepada suaminya pembicaraan mereka. Suaminya merasa heran, "Wow... alangkah anehnya. Kalau demikian, marilah kita undang KAYA. Biarkanlah ia masuk dan mengisi rumah kita dengan kekayaan."

Tapi istrinya tidak setuju.

"Sayang..., mengapa tidak kita undang saja SUKSES?" kata istrinya.

Menantu perempuan mereka yang sejak tadi mendengarkan dari sudut rumah mengusulkan, "Apakah tidak lebih baik kita undang CINTA? Rumah kita nanti akan dipenuhi oleh cinta."

"Benar! Mari kita ikuti saran menantu kita," kata sang suami kepada istrinya, "Panggillah CINTA untuk menjadi tamu kita!"

Sang istri lalu keluar dan bertanya, "Siapa di antara kalain yang bernama CINTA? Masuklah dan jadilah tamu kami!"

CINTA bangun dan berjalan ke arah rumah. Kedua orang tua yang lain bangkit mengikuti CINTA.

Merasa heran, wanita itu bertanya kepada KAYA dan SUKSES. "Aku hanya mengundang CINTA, mengapa kalian berdua ikut masuk?"

Mereka berkata, "Kalau kau mengundang KAYA atau SUKSES, maka dua orang dari kami akan tetap tinggal di luar. Tapi karena kau mengundang CINTA, kemanapun ia pergi, kami berdua selalu mengikutinya.

ANDAI KU TAHU

By. Hana Aina

::

Sore tadi Ariel membawakan sesuatu untukku. Sekotak mungil yang dia genggam di tangan kirinya dan dia angsurkan ke telapak tanganku.

"Bukalah saat menjelang tidur nanti," katanya.

Aku tak sabar menanti malam. Aku ingin segera membuka kotak mungil berbungkus pink itu.

Kini malam telah menjelang. Kantukku mulai menyerang. Aku bersiap membuka kotak itu, ketika tiba-tiba ringtone yang aku setel khusus untuk Ariel berbunyi.

"Ya?” Sapaku dengan heran.

"Beib, maaf... salah ngasih kotak. Jangan dibuka ya. Pliss." Omaygot… Jadi apa isi kotak ini dan untuk siapa? Tanyaku menyeruak.

“Tapi....” Telfon terputus sebelum tanyaku terlontar. Aku bingung, bimbang, bercampur penasaran. Harus aku buka. Lagipula kotak itu sudah terlanjur diberikan untukku. Satu persatu aku lucuti bungkusnya. Ternyata ada sebuah kotak kecil lagi di dalamnya. Segera saja aku buka. Sebuah cincin. Ya Tuhan, betapa bahagianya aku, sebuah cincin yang indah. Tapi tunggu dulu. Kotak ini bukan untukku, lalu untuk siapa?! Ada surat di dalamnya.

Untuk gadisku tersayang,
Terimalah cincin ini sebagai tanda cintaku padamu. Cincin ini sangat berharga untukku, jadi jaga baik-baik ya. Salam sayang dan cinta selalu.
Malaikat penjagamu,
Ariel

Berbagai macam praduga berseliweran. Jantungku berdegub kencang. Aku coba menguhubungi Ariel, tapi handphonenya mati. Bergegas aku menuju garasi. Malam ini juga aku harus bertemu Ariel. Dia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Mesin mobil aku hidupkan, dengan segera aku tancap gas. Aku masih berusaha menghubungi Ariel, tapi tetap saja nihil.
Ada sesuatu yang seakan ingin meledak di dadaku. Aku tak bisa konsentrasi menyetir. Beberapa lampu merah aku lewati. Sekali lagi aku pencet nomor Ariel, masih tidak aktif. Tanganku semakin menggenggam erat setir mobil. Aku mulai kalut. Bahkan tak aku hiraukan speedometer yang telah melebihi batas kecepatan.

Tikungan terakhir menuju rumah Ariel. Thanks God, aku berhasil melaluinya dengan mulus. Rumah nomor tiga belas, berpagar hitam rendah dengan taman mungil di depannya. Aku hentikan mobil lalu melihat ke jam tangan. Sudah jam sebelas malam, tapi lampu masih menyala di ruang depan.

Aku bergegas membuka pintu mobil. Belum sempat aku melangkahkan kaki, sesuatu membuat tensiku semakin naik. Aku melihat Ariel keluar rumah bersama seorang gadis. Tangan Ariel merangkul gadis itu. Ekspresi wajahnya terkejut melihatku.
“Erin, ada apa malam-malam begini?”

“Mengembalikan kotakmu.” Aku berjalan mendekat, lalu melemparkan kotak itu padanya. “Ini.” Ariel menangkap kotak itu dengan sigap. Sesaat, diamatinya kotak tersebut dengan bungkus yang sudah acak-acakan.

“Kau…sudah…” Kata-kata Ariel terbata.

“Ya, aku sudah membukanya.” Jawabku lantang. Nafasku mulai tak teratur. “Siapa gadis itu?” Pandanganku tertuju pada gadis di samping Ariel. Mendung mulai menggelayut di kedua mataku.

Ariel menarik nafas kemudian menghembuskannya dengan panjang. Tapi tetap tak ada satu katapun keluar dari mulutnya.
“Kalau kau memang tak mencintaiku lagi, lebih baik kita putus.” Suaraku bergetar.

“Erin, sumpah demi Tuhan, aku sangat mencintaimu. Bagaimana lagi aku harus membuktikannya padamu.”

“Kau mencintaiku?! Lalu dia, kau mencintainya juga?!” Mataku mulai sembab dan memerah. Sesekali masih sempat kulirik gadis yang sekarang berdiri di belakang Ariel, seolah ingin bersembunyi dariku. Gadis dengan poni samping yang membingkai wajah tirusnya, wajah yang mulai ketakutan. Sedang tangannya menarik-narik kemeja Ariel.

Ariel mencoba menenangkan dan melepas genggaman tangan gadis itu dari kemejanya. “Sebentar sayang.”

“Sayang?! Kau memanggilnya sayang?!” Mendung di mataku telah menjelma menjadi awan hitam yang tak mampu lagi membendung titik-titik air. Hujan deras di mataku. Aku membalikkan badan dan ingin segera berlari. Namun tangan Ariel menahan tanganku.

“Erin, aku mencintaimu. Sampai kapan pun aku tetap mencintaimu.” Suara Ariel melembut. Kata-kata Ariel berlanjut. “Dia adalah adikku Arie.”

Ha?! Adik?! Selama ini Ariel tidak pernah bercerita padaku kalau dia punya adik.

“Sedang cincin itu adalah peninggalan ibu yang dititipkan padaku untuk adikku. Karnanya cincin itu sangat berharga untukku.” Penjelasan Ariel menurunkan tensiku perlahan. Nafasku pun mulai teratur.

“Dan untuk adikku satu-satunya, aku akan selalu menjadi pelindungnya.” Hatiku berdesir, merasa bersalah dengan segala prasangkaku pada Ariel.

Ariel menatapku dengan lebut. Aku memberanikan diri membalas tatapannya. Sesaat kemudian tangan kirinya mengambil sesuatu dari saku celana. Sebuah kotak mungil lagi?! Oh tidak, apa lagi kali ini?!

Ariel tersenyum manis, lalu merendahkan tubuhnya.

“Duhai gadis yang ku puja di kala siang dan ku mimpi di kala malam, maukah kau mendampingiku menghabiskan sisa hidupku?!”

Aku merasakan perubahan tekanan darah di sekitar wajahku. Pipiku merona. Ya Tuhan, ini seperti adegan dalam sinetron. Seorang pangeran yang melamar tuan putrinya. Hatiku berbunga. So sweet.

Tenang Erin, tenang. Hatiku berbicara, sedangkan bibirku berkata “Ya aku bersedia."

::

Solo, 2 Juni 2011
NOTE : Diikut sertakan dalam lomba "Cerpen Dadakan Off Group # 1" Majalah STORY